Bab 1 - Adistia

18.4K 1K 16
                                    

"Apalagi salahku... Apalagi salahmu.
Semua serba salah."
Raisa - Serba Salah

Bab 1
Adistia

Aku baru saja putus...

Lalu, apa dia bilang? Semua ini karena aku yang nggak tahu kondisi dan pekerjaan dia?! Enak saja, pria tengil itu! Sudah hampir enam tahun kita sama-sama, terus dia bilang aku nggak ngerti dia?! Ke laut saja sana! Biar dimakan ikan julung-julung dan sebangsanya.

Aku melirik tumpukan baju yang ada di lemari. Mendesah kesal, dan kembali bersungut-sungut seraya memasukkan semua baju ke dalam koper putih besarku. Demi Tuhan, karena dia, aku harus kehilangan pekerjaanku di sini. Habis bagaimana? Kita sama-sama di kota ini tapi dia jarang menemaniku. Akhirnya, dengan berat hati jabatan sebagai editor di salah satu perusahaan penerbit di kota ini, aku lepaskan.

Jangan katakan kalau aku terlalu cepat memutuskan dan bersikap kekanak-kanakan! Asal kalian tahu saja, aku memikirkan ini sejak delapan bulan terakhir. Hingga akhirnya, tiga bulan lalu aku mengajukan pengunduran diri sampai perusahaan mendapatkan penggantiku.

Dan hal yang membuatku kesal adalah saat aku mengatakan sudah berhenti bekerja pada pria itu,

"Kalau kamu mau berhenti kerja apa ndak sayang, Adis? Kamu kan sudah lama di perusahaan itu?" tanyanya seraya menatapku cemas. Aku tahu, dia hanya pura-pura. Dan itu sama sekali nggak mempan buatku.

"Kamu tahu kan kenapa aku pilih berhenti kerja, waktu itu kita sudah bicarakan hal ini bukan?" dia menatapku lamat-lamat, berusaha mengingat. Namun hingga menit berganti, dia masih terdiam.

"Sudahlah, Mas... Kamu saja nggak tahu aku bagaimana. Aku kira kamu ngerti apa alasanku dan mau berubah. Tapi ternyata, alasanku untuk berhenti kerja saja kamu nggak tahu." dadaku terasa sesak, ingin rasanya aku menangis namun semua itu kutahan. Aku tidak ingin terlihat lemah dihadapan pria yang selalu menyakitiku ini.

"Lho... lho... lho.... Kok kamu ngomong begitu? Kamu kenapa, ada apa?" Aku semakin muak dengannya, Ya Tuhan, bagaimana mungkin aku menghabiskan tahun-tahun kemarin bersama pria seperti ini?

Jangan Takut MenikahikuWhere stories live. Discover now