Bab 16 : Adistia

7.1K 786 103
                                    


"Berawal dari tatap, indah senyummu memikat. Terkadang kuragu, kadang tak percaya. Namun kuyakin kau milikku."
- Yura, Berawal Dari Tatap -

Jogja, 10 September 2010

Aku tidak pernah bosan berwisata di kota ini. Setiap ada kesempatan ada saja tempat-tempat baru yang menarik perhatianku untuk di datangi Dan kali ini tujuanku adalah Museum Ullen Sentalun.

Senyumku mengembang sempurna, tempat ini benar-benar indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyumku mengembang sempurna, tempat ini benar-benar indah. Arsitektur jawa kuno yang menyatu dengan alam serta dikelilingi rimbun pepohonan pasti asyik untuk mengambil gambar. Namun sayang, aku tidak bisa berfoto saat di dalam nanti. Tapi tidak apa.

"Mari Mbak, silakan bergabung dengan rombongan." Seorang wanita berwajah manis mengajakku masuk ke dalam rombongan beberapa orang. Kukisar, kira-kira sekitar sepuluh orang.

Pertama, wanita itu menjelaskan bahwa kami di minta agar tidak memegang koleksi barang di museum dan juga kami dilarang keras mengambil gambar di dalam area museum. Setelah mematuhi permintaannya, sang pemandu pun memperkenalkan diri dan menjelaskan asal muasal berdirinya Museum ini.

"Nama saya Dian, kali ini saya akan membantu bapak dan ibu berkeliling di Museum Ullen Sentelu. Mari kita langsung masuk kedalam," Ucapnya ramah, aku pun mengikuti rombongan.

Kami diajak memasuki ruangan demi ruangan. Mulai dari ruangan berisi gamelan dan arca, hingga sampai ke ruangan Gusti Nurul. Ruangan ini sangat istimewa sekali. Karena beliau adalah seorang putri dari anak Sultan Hamengkubuwono VII. Aku terkagum-kagum dengan keindahan ini.

Jangan Takut MenikahikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang