6. Just Like The Other Couple Out There

108K 14.7K 753
                                    

Akhirnya, setelah istirahat total selama seminggu-di rumah sakit dan di rumah, aku bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala. Berkat penjagaan ketat dari Tante Oka, aku resmi jadi tahanan di apartemenku sendiri. Tante Oka dan si kembar menginap di apartemenku selama tiga hari penuh. Ia nggak memperbolehkan aku keluar, sekalipun hanya untuk nongkrong bersama Tara dan Yoga di kafe yang ada di apartemen.

Entah Danial bilang apa ke Tante Oka, yang jelas, Tante Oka jadi over-protektif terhadapku. Bahkan sampai sekarang, ia rajin menerorku dengan pertanyaan lagi di mana, sudah makan atau belum, lengkap dengan tagline no pic hoax gan. Sepertinya, Danial membesar-besarkan perihal tumbangnya aku seminggu yang lalu.

"Kok lo bisa jadi akrab banget sama Pak Danial?" tanya Tara curiga sambil menyipitkan kedua matanya.

"Dia kenal sama Bang Reihan. Mereka emang dekat gitu lah dari kapan tahun karena tinggal satu flat waktu di luar negeri," jawabku.

"Eh, omong-omong soal Pak Danial nih, lo tahu nggak sih, Ya, dia panik banget pas lo pingsan. Sampai mukanya pucat gitu,"

"Wajar lah dia panik. Pak Danial pasti ketar-ketir takut jadi headline di Line Today. Ntar judul headline-nya, "Tragis! Karena Pertanyaan Kejam dari Dosen Ini, Seorang Mahasiswa Meninggal Dunia Saat Sedang Seminar Proposal Skripsi!""

Yoga terbahak, pun dengan Tara. Sebelum melanjutkan obrolan, ia sempat membuka ponselnya. Yoga terdiam barang sesaat. Tara yang duduk di sebelah Yoga pun penasaran apa yang sedang dilihat oleh lelaki itu di ponselnya.

"Wah! Siapa tuh yang jalan sama Pak Dan?" tanya Tara dengan suara melengking sambil memperhatikan foto yang di-attach di grup chat milik Yoga. Grup anak-anak dari UKM Olahraga di FEB.

"Freya. Ada yang nge-share ini, dia bilang dia ngelihat Pak Danial sama fREYA jalan bareng di Kemvil. Satu grup patah hati deh," jawab Yoga.

"Elo termasuk yang patah hati?" tanya Tara.

"Nggak sih. Kecengan gue kan banyak, nggak perlu patah hati,"

"Selera Pak Dan tinggi banget ya?"

"Nggak heran kalau Pak Dan kepincut sama Freya. Buat cowok tuh achievement banget sih bisa dapetin cewek kayak Freya,"

Freya adalah salah satu mahasiswi pujaan kampus, selain cantik, dia juga terancam lulus dengan predikat cumlaude. Kecantikan Freya dikukuhkan dengan terpilihnya dia jadi salah satu finalis kontes kecantikan tahun lalu.

"Freya emang sering kelihatan dekat-dekat sama Pak Dan. Jaman dia rajin ikut LKTI, gosip kedekatan mereka sudah menyebar ke mana-mana," ungkap Tara.

"Lo se-up to date itu ya kalau soal Pak Dan?" tanyaku.

"Jelas dong, Ya," sahut Tara bangga. "Karena gue sering nge-update informasi terkini soal Pak Dan nih, gue jadi banyak teman."

"Gosip bisa jadi semacam alat pemersatu bangsa gitu, ya," celetuk Yoga yang langsung membuat Tara menyengir sementara aku terkekeh pelan. "Banyak-banyakin memperdalam ilmu agama deh, Tar. Tobat. Ghibah itu dosa!"

"Biangnya ghibah nggak usah sok nyuruh tobat deh," cibir Tara. "Gara-gara eksistensi Pak Dan di dunia kita, gue jadi yakin seyakin-yakinnya kalau Tuhan itu Maha Adil. Kaum adam dikasih ujian berupa harta, tahta, wanita. Kalau kaum hawa, ujiannya kecantikan, kesempurnaan dan Danial Adiwiryawan."

&&&

Aku mengetuk pintu ruangan Danial. Karena ruangan Danial mempunyai dinding dari kaca gelap, tidak sulit untukku mengecek apa Danial bisa ditemui atau tidak. Tanpa perlu menunggu lama, Danial mengisyaratkan aku untuk masuk ke ruangannya.

ACC, Pak! [Tersedia di Gramedia]Where stories live. Discover now