11.2 Wedding Invitation

105K 14.4K 738
                                    

"Yuk turun. Ingat ya, kalau di dalam kamu mau panggil saya, cukup panggil Danial saja, jangan pakai embel-embel Bapak."

Aku terkekeh melihat ekspresi Danial yang begitu serius saat memperingatkan aku. Danial lucu sih. Kenapa coba dia nggak mau dipanggil Bapak? Sudah punya anak juga. Kami bertiga pun turun dari mobil dan segera masuk ke ruang resepsi. Ternyata, pernikahan koleganya Danial sangat mewah. Untuk masuk saja, pengunjung harus diperiksa secara ketat oleh petugas.

Danial mengajakku menyapa teman-temannya terlebih dahulu. Aku sempat menolak, tapi Danial memaksa agar aku menemaninya bertegur-sapa. Malas berdebat panjang, akhirnya aku mengiyakan ajakan Danial. Aku heran, bukankah seharusnya Danial merasa kagok membawaku kumpul bersama teman-temannya di acara seperti ini?

"Siapa nih, Dan?"

"Namanya Olivia," jawab Danial. "Eh, kenalin, Yaya, ini semua teman kuliah saya. Sienna, Galih, Putra, dan Yuna."

"Halo. Olivia," aku menyalami mereka, masih sambil menggandeng tangan Kayla.

Mbak Sienna terkekeh pelan, "Maksud gue bukan siapa namanya, tapi siapanya elo, Dan."

"Saya Ma—" aku baru mau menjawab, tapi langsung dihentikan oleh dehaman dan delikan Danial. Sontak, keempat temannya terkekeh.

"'Ma' apa nih, Olivia? Mama barunya Kayla?" tanya Mbak Yuna yang langsung membuat aku membulatkan mata.

"Bukan, bukan," sahutku cepat. Panik.

"Terus apa dong? Nggak mungkin teman doang kan, Dan?" selidik salah seorang teman Danial yang kalau tidak salah bernama Mas Galih. Lelaki itu menyengir sebelum kembali menimpal, "Olivia, jangan mau jalan sama Danial kalau nggak dikasih kejelasan status. Rugi jadi cewek yang diajak ke mana-mana tapi nggak dikasih kepastian,"

Aku ikut tertawa, "Wah, quotes of the day banget itu, Pak,"

"Pak?"

"Udah, udah. Nggak usah ngerusuhin calon gue," sela Danial.

"Serius, Dan?" Mbak Yuna membelalakkan matanya.

"Demi apa?!" Mbak Sienna ikut bertanya sambil melotot. "Beneran calon lo?"

Hah? Eh... tunggu! Calon? Calon babysitter atau apa nih?! Aku panik dan melirik ke arah Danial, tapi dia terlihat tak acuh.

"Akhirnya! Congrats ya! Kapan disahkan?" tanya Mbak Sienna. Mataku membulat. Maksud Danial tadi calon istri? Calon mamanya Kayla? Astaga!

"Jangan dilama-lamain, Dan. The sooner, the better," timpal Mas Putra yang dibarengi dengan ucapan dari Mas Galih. "Selamat ya, Bro!"

Danial tertawa keki, pun denganku. Aku ingin sekali mengklarifikasi bahwa aku dan Danial hanya berteman saja, tapi rasanya nggak enak ke Danialnya. Karena tidak punya pilihan, aku pun pasrah.

"Eh, omong-omong, Olivia ini kerja di mana?" tanya Mas Galih penasaran.

"Belum kerja. Umurnya baru 22 tahun, baru mau lulus S1," jawab Danial tak acuh.

"Ah! Bercanda lo!"

"Tanya aja sama orangnya."

Aku terkekeh, "Iya, saya belum kerja. Masih... skripsian,"

"Beda sepuluh tahun? Mentang-mentang ganteng ya lo, Dan, nggak lihat-lihat umur, main gaet aja!" Mbak Yuna menanggapi. Semua orang tertawa, sementara Danial hanya mengendikkan bahunya.

"Beda umur agak jauh gitu emang nggak apa-apa? Seumur kamu dulu, aku sih masih sibuk tebar pesona!" kata Mbak Sienna sambil tertawa ringan.

Aku ikut tertawa—memaksa, "Ya nggak masalah, kenapa enggak kalau memang serius?" sahutku yang berusaha bijak.

Selesai basa-basi, aku dan Danial pun ke panggung untuk menyalami mempelai. Tentu saja mereka juga bertanya tentang siapa aku. Danial hanya tersenyum saat kedua mempelai berasumsi kalau aku ini pacarnya Danial. Lelaki itu sama sekali nggak membantah lho saudara-saudara. Duh, aku mulai sakit kepala... bagaimana ini? Danial mengenalkan aku pada teman-temannya sebagai calonnya?

Selesai dari sesi salaman dengan mempelai, aku dan Kayla duduk di deretan bangku yang disediakan untuk tamu. Danial mengambilkan jus untuk aku dan Kayla, kemudian ia beralih memangku anaknya setelah memberikan satu gelas jus padaku.

"Kamu kenapa? Kok kayak yang pucat gitu?" tanya Danial.

Aku mendekatkan bibirku ke telinga Danial. "Bapak kenapa ngenalin saya sebagai calonnya Bapak, sih?"

Danial berdeham, "Maaf. Saya reflek. Gimana dong?" tanya Danial sambil melempar pandangannya ke arah lain seolah tak mau bertatap denganku.

"Mana ada reflek kayak gitu!"

"Daripada saya bilang kamu anak saya? Kan saya nggak cocok punya anak seumur kamu, lagian nggak akan ada yang percaya juga."

"Ya nggak mungkin dibilang anak lah, Pak! Bilang aja saya temannya Bapak, atau siapa gitu,"

Kali ini Danial menatapku "Sudah terlanjur. Nggak apa-apa kan? Lagi pula barusan kamu bilang tadi umur tidak masalah," celetuk Danial.

Aku menatapnya lekat, "Ya apa hubungannya?"

"Yang penting... serius kan? Umur nggak masalah kan?" suara Danial mendadak jadi serak, sepertinya dia sedang kesulitan menelan ludah.

Aku tertawa renyah. Mulai nggak nyambung nih dia diajak ngobrol.

"Lapar deh, Pak. Pengin makan orang," kataku tanpa mau melanjutkan pembicaraan awkward ini. "Omong-omong, Bapak belum ngasih tanda-tangan di draft skripsi saya, padahal kan Bapak bilang sudah di ACC. Besok saya ke kampus buat minta tanda-tangan ya, Pak?"

"Kamu bimbingan dulu aja sama saya sampai selesai mengerjakan bab lima,"

"Eh?" aku mengernyit. "Maksudnya, Bapak jadi pembimbing bayangan saya?"

"Iya, biar praktis. Biar kamu juga segera sidang."

Mataku berbinar-binar menatap Danial. Dia serius mau membantuku membuat draft bab empat dan lima? Ya Tuhan, senang sekali rasanya.

"Beneran nih, Pak?" tanyaku, memastikan.

"Benar," sahut Danial sambil mengangguk mantap. "Jadi kamu bikin bab empat, revisi ke saya saja. Bab tiganya nggak akan saya tanda-tangani sebelum kamu draft skripsi kamu selesai dari bab awal sampai akhir." 

***

Wadudu maaf yaa lama. Nggak enak akutu belum ngasih info PO wae, hehe,. Buat yang keukeuh pateukeuh nanyain di inbox atau wall atau instagram, pasti aku kabarin koqs kalau udah tau tanggalnya. Mana mungkin atuh aku sumputin gengss :(

Bagi pembaca yang suka sama cerita bertemakan millenial girl X guy from jaman kolonial macam Yaya-Danial, silakan mampir ke work aku di Libra & His Lover dari Zodiac The Series. Lumayan daripada ngahuleung nungguin Danial, mending baca si Libra kan yah~

K deh sekian

xoxo

rachel


ACC, Pak! [Tersedia di Gramedia]Where stories live. Discover now