10.1 Danial's Offering

91.6K 13.9K 583
                                    

Aku mengintip dari lubang pintu. Jam 6 pagi begini siapa sih yang mau bertamu? Jakarta saja masih ngantuk untuk menyambut hari Senin.

"Hai, Yaya," sapa Danial sambil menggendong Kayla.

Hai hai dari hongkong, Pak!

Main bertamu aja pagi-pagi buta gini, nasih ngantuk nih!

Eh tunggu. Mereka berdua terlihat rapi, terutama Kayla. Serangan fajar apaan nih?

"Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku dengan senyum dan sikap formal bak petugas resepsionis.

"Kamu tuh, kayak apaan deh,"

"Bapak ada perlu apa pagi-pagi datang ke sini?"

"Tamunya nggak disuruh masuk dulu, nih?"

Aku mendengus, setelahnya, aku mempersilakan mereka masuk. Danial menurunkan Kayla, membuat gadis kecil itu segera menghambur ke pelukanku. Aku mengusap rambut Kayla pelan, membuat senyum Kayla semakin melebar.

Tadinya aku mau menyuruh Danial duduk di ruang tamu, eh dianya keburu masuk ke ruang keluarga seolah sudah terbiasa untuk duduk di sana.

"Gini," kata Danial. "Ini perdana Kayla sekolah, ada opening-nya. Kamu kan nggak akan revisian hari ini, jadi saya mau ngajak kamu, biar kamu ada kerjaan. Biar waktu kamu sedikit berguna,"

"Saya baru mau ke Monas lho pak, bersih-bersih disana. Biar saya sekalian berguna buat warga Jakarta." nyinyirku.

Danial tidak menggubris malah menatapku datar, bikin aku keki sendiri.

"Kamu siap-siap ya. Urusan sarapan, biar saya yang buatkan. Saya sama Kayla juga belum makan kok dari rumah," kata Danial sambil beranjak ke dapur.

Terserah deh, Pak! Terserah mau ngapain juga di apartemen saya. Lelah saya Pak...

Karena nyawaku masih belum terkumpul sepenuhnya, aku memutuskan untuk malasmalasan dulu di sofa bersama Kayla. Kayla kemudian mengajak aku bermain dan ia mengeluarkan mainan bepe-bepean tasnya. Nggak tahu dari mana deh Kayla punya mainan seperti ini. Dasar bocah.

Aku pun meladeni Kayla main bepe sambil membuatkan narasi dan ceritanya. Kayla terlihat antusias, ia juga ikut mengoceh dan menambahkan dialog pada ceritaku.

"Kamu kapan siap-siapnya, Ya?" tanya Danial saat aku sedang asyik main dengan Kayla. Danial ini nggak bisa banget lihat aku senang dikit, ya?

"Lima menit lagi. Lagian playgroup Kayla dekat kan dari sini," kataku yang barusan sempat diberitahu Danial nama sekolahnya Kayla.

"Ini bagus deh bajunya warna biru gini, tuh cantik kan Emily-nya." Aku menunjukkannya pada Kayla. Aku menamai bepe di tanganku dengan Emily, karena rambutnya berwarna blonde.

Kayla menggeleng, "Pink aja Kak Yaya, kan nanti mau ketemu Queen ke pesta, jadi pakai yang pink aja,"

Aku menertawakan selera Kayla, selera anak kecil memang aneh ya. Atau seleraku yang aneh karena umur segini masih tertarik main bepe?

***

Ciao bella!

Ternyata aku salah ngasih spoiler ya gengs. Itu buat chaoter 10.2. Yaa tapi nggak apa, ntar aku update lagi aja~

Segini dulu buat... pemanasan? Udah panas belum nih? 🙃

ACC, Pak! [Tersedia di Gramedia]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz