Rabu, 30 November
8.45 WIB
Ruang Kerja CEOHuwaaaa... Akhirnya aku bisa sampe di kantor tepat waktu, bahkan sebelum jam kantor di mulai. Emang sih aku jadi harus berangkat lebih pagi dari biasanya, tapi paling enggak aku jadi on time. I AM PROUD OF MYSELF (and Pak Hendra, yang nyetirin mobilku).
Si Ben seperti biasa belum datang. Jadi setelah sampai di kantor tadi aku langsung ke pantri dan membuat susu coklatku. Pas mau keluar pantri itulah aku hampir bertabrakan dengan seorang OB bertubuh mungil.
"Eh, maaf, Bu," ucapnya.
"Nggak apa-apa," jawabku.
"Kaga tumpe kan, Bu? Kalau tumpah nanti saya bikinkan lagi." Gadis itu melirik isi cangkirku.
"Enggak kok." Aku tersenyum untuk menangkannya. "Oh ya, nama kamu siapa?"
Cewek itu terkejut melihat tanganku yang terulur, tapi langsung buru-buru menggapainya. "Saya Sita, Bu. Ibu bos baru yang gantiin Pak Raid, kan?" tanyanya.
"Iya," jawabku.
"Ntar kalo butuh ape-ape telepon aje, Bu. Ntar saya bikinin, dari pada repot bikin sendiri. Kalo mau nitip makan siang juge boleh. Biasanya Pak Raid suka nyuruh kite-kite kok. Atau biasanya Pak Raid titip pesanan ke Triana."
"Oh iya, tapi Triana belum masuk. Saya juga belum sempat kenalan sama dia. Jadi sementara saya bikin sendiri aja," ucapku. "Tapi saya pasti akan minta banyak bantuan sama kamu. Sita, kan? Nanti saya titip makan siang, ya."
Dia mengangguk dan aku langsung berjalan menuju ruang kerjaku.
Perjalanan dari pantri harus melewati beberapa ruangan dan naik tangga karena ruang kerjaku ada di lantai dua. Aku juga sempat bertemu dengan beberapa karyawan yang keluar masuk dari ruangan, dan berpapasan denganku di sepanjang jalan kembali ke ruangan.
Aku memperhatikan beberapa senyum sopan dari para karyawan wanita yang kemarin telah diperkenalkan padaku. Serta menyadari beberapa karyawan-karyawan pria yang curi-ciri pandang ke arahku. Aku rasa mereka masih agak merasa asing denganku, terutama karena banyak yang berusia jauh di atasku dan terpaksa memanggilku 'Ibu' karena jabatanku sebagai CEO.
Aku sampai di ruang kerjaku dan langsung meletakan cangkir susu yang asapnya masih mengepul, kemudian menyalakan laptop. Tapi alih-alih kerja, aku justru nulis diary. Hehehehe...
Yaudah ah, laporan pandangan mata pagi ini udah aku tulis. Aku mau kerja dulu ya.
Bye.
---
---
(masih) Rabu, 30 November
12.32 WIB
(masih) Ruang Kerja CEOAkhirnya aku bisa bernapas lega setelah beberapa jam terakhir diomelin mulu sama bawahan yang lagaknya melebihi bos besar itu.
YOU ARE READING
CEO in Training
ChickLitSemua orang bermimpi menjadi CEO, atau menikahi seorang CEO. Tapi tidak dengan Moira Latief. Setelah menghindari begitu banyak kewajiban sebagai anak tunggal dari Raid Latief, kini dia terpaksa kembali ke Indonesia untuk meneruskan bisnis milik kelu...