*Chapter 2*

99 35 10
                                    

Back to Liona

Aku keluar dengan perasaan legah, karena selama disana aku merasa tertekan berhadapan dengan panitia yang tampan yang umurnya 8 tahun lebih tua dariku, serasa seperti tergepit antara 2 batu di sekitarku, tapi sekarang aku free... sudah bisa bernafas legah

"eh tunggu, kemana ibu tadi menunggu di sekitar sini" hpku berdering

"halo?"

"Liona ini ibu, kamu udah selesai tes belum?"

"udah kok, baru aja, ibu dimana Liona cariin dari tadi"

"maaf ya? ibu tadi bosen nunggu sendirian di koridor jadi ibu ke taman deh"

"ya udah aku ke sana, ibu tunggu ya jangan kemana - mana" pik telfon di tutup

Liona POV END

Lionapun pun kebingungan karena dia baru tahu tempat sebatas ruang pendaftaran, ia pun mulai gelisah, sambil mencari ibunya dia bergumam sangat menyusahkan, darimana ibu tau arah ke taman sekolah, persaanku dia baru tahu sekolah ini, apa mungkin dia sudah pernah ke sini sebelumnya? aaah aku tak tahu, lebih baik aku mencarinya

di tengah jalanpun ia menabrak seseorang yang sedang lewat, mereka tejatuh di lantai dengan posisi yang saling membelakangi

Back to Liona

Brug!!!

"aduh...aaaah sakit" eh tunggu kayaknya aku nabrak orang deh cobaku lihat, aaah iya gimana nih?? adepin aja deh aku memang ceroboh banget sih jadi orang

"kalau jalan lihat lihat... badanku sakit semua dan kulitku yang mulus jadi korengan, ayo minta maaf sebelum aku menghukummu"

"enak saja emang cuman kamu yang luka? Emm ok deh aku minta maaf aku yang ceroboh"

"lain kali hati - hati kalo jalan, kerena aku sedang baik hari ini aku tidak menghukummu"

"gomawo oppa" sontak langsung berdiri dan menegakkan kepalanya

"tunggu kau..." menunjuk aku sambil melihat wajahku dengan tajam

Aku berbicara kecil "aduuuh dia kakak senior yang aku liat tadi, sial banget aku punya masalah di hari pertama"

"annyeong oppa" sapaku kayak gak terjadi apa - apa

"aaaah iya, kau Liona Ardinata pindahan dari Indonesia, yang duduk bersama panitia Kim"

"ne oppa, salam kenal" mengajukan tanganku untuk perkenalan tetapi dia tidak membalasnya

"maaf, aku tidak suka memegang tangan wanita, karena itu membuatku jijik" melihat ke wajah ku dengan tatapan dingin pertemuan kami menjadi sunyi sesaat dan dia membuka pembicaraan, dan jantung aku pun mulai berdegup kencang Vernon mulai bicara

"mau kemana kau? kelihatannya kau sedang bingung, mencari siapa?"

"aku mencari ibuku dia bilang dia berada di taman sekolah, aku tak tau tempatnya bisa tolong antarkan aku ke sana?"

"eeemmm baiklah akan ku antarkan, ayo" aku pun pergi ke taman sekolah

Sekarang aku berada di belakang kakak senior yang ganteng, cool dan dingin itu rasanya kayak mimpi jadi kenyataan, tapi di lihat - lihat dia gak banyak bicara, dari tadi diam aja heeeh bosan sih, tapi gak apa - apa deh yang penting aku bisa liat dia lebih lama hehe

"sampai di sini sajah ok? itu ibumukan? Aku harus pergi "
Dia meninggalkan aku sendiri

"terima kasih sudah mengantarku oppa, sampai bertemu lagi"

Catatan, walau dia dingin tapi dia baik hati dan bertanggung jawab, senior yang baik dan menusuk hati

Semakin lama aku semakin kepikiran soal kejadian beberapa hari yang lalu seperti terekam berulang - ulang di dalam kepalaku, aku sulit untuk mengelak jika aku mulai menyukai Vernon, walau ada rasah jengkel menyelimuti pikiranku, tapi perasaanku tak bisa di bohongi karena itu nyata

🦄🦄

Beberapa hari setelah itu pengumuman pun tiba, pengumuman itu di sebar lewat website sekolah, jantung Lionapun berdegup kencang, keringat dan rasa gemetar di tangannya mulai muncul, tapi ia mencoba menenangkan pikiranya itu, diapun mulai membuka website sekolah dan mencari namanya di tabel yang ada di hadapannya itu, ia mengscroll hpnya dengan perlahan, setelah beberapa nama yang muncul disana diapun kesal karena namanya tidak muncul - muncul

Back to Liona

"aduh namaku belom muncul - muncul, kesel juga eh sabar Liona kau pasti masuk, baiklah"

Aaah aku melihat namaku tercantum di tabel, matakupun terjelit melihatnya, rasa gugup dan penasaran tadi seketika hilang begitu aja. Akupun segera memberitahu ibuku soal pengumuman tadi, dengan exciting aku memeberi tau Ibuku, sepertinya dia masih di dapur

"Ibuuu... aku keterima di Performing Art School!" seketika ibuku terkejut, dan pisau yang ia pegang hampir memotong tangannya

"ada apa teriak - teriak? Seperti menang undian aja"

Aku menjawab dengan jelas bahwa aku di terima di PAS (Performing Art School), kitapun berpelukkan sambil meloncat kegirangan, walau dalam keadaan senang ibuku tidak lupa memberi nasehat kepada ku untuk serius sekolah, dan tidak membolos atau bermalas - malasan, aku pun berjanji dengan sepenuh hati, tawa dan senyum menemani kami pada hari itu

Malampun tiba dan ayahnyapun pulang dari kantor, aku sedang sibuk menyiapkan barang - barang untuk keperluan sekolah, sedangkan ibuku menyiapkan cemilan untuk ayah yang sedang duduk di sofa sambil menonton tv

Aku menduga di sana mereka berbincang soal kejadian hari ini, ibu pun tak lupa memberi tahu jika aku di terima, ayah pun senang mendengarnya dengan wajah ceria

"Ternyata ayah manis juga pas senyum hehe" sambil mengintip dari pintu kamarnya, hari itupun berakhir dan ke esokannya...

liat di capter selanjutnya gomawo :)

Hidden Love (Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora