*Chapter 14*

37 13 3
                                    

Di siang yang terik di toilet cewek di PAS adalah tempat dimana Liona mengeluarkan semua emosinya dan air matanya di washtafel, dan dia tak bisa menahannya keluar karena terlalu sakit untuk dipendam, rasanya tak karuan berasa dalam hatinya yang paling dalam

Kata – kata yang dilontarkan oleh Vernon terus berputar di ingatanya dan kata – kata terakhir yang dia dengar membuatnya sengat sakit, sementara Liona masih menangis di luar toilet teman – temannya masih menuggu Liona untuk keluar dan terus membujuk Liona keluar

"Lio... keluar dooong kamu gak apa – apakan?" teriak Riana panik

"Iya Lio... kamu kenapa tiba – tiba lari kayak tadi? Kamu gak apa – apakan?" teriak teman satunya

"Lio... kalau kamu ada masalah cerita sama kita, jangan diem aja... Liooo please keluar ya" saut Riana pelan tapi suaranya masih keras

Liona masih berusaha menahan air matanya keluar, selama beberapa menit suasana hening dan dia mulai mengontrol emosi yang masih tak karuan,  tapi perlahan dia bisa tenang dan air matanya mulai berkurang dan hatinya mulai tenang walau masih terasa sesak, dia mengelap air matanya dengan tangannya dan menghela nafas panjang seteleha itu dia meraup wajahnya agar terasa segar, tak lama dia membuka pintu toilet

Disana dia melihat teman – temannya yang masih menunggu dengan keadaan cemas sambil bersandar di tembok dengan tatapan melihat kelangit

Aku gak tau mereka sampai mencemaskan keadaanku sampai segitunya haaaah temanteman maafkan aku, aku sampai membuat kalian panik dan cemas aku memang teman yang kejam heeeh, aku bersukur aku masih punya kalian di sini yang peduli gumamnya

"Hey guys? Maaf buat kalian nunggu lama ayo kita ke kelas" menarik tangan Riana

"Chakeman, kenapa kau tadi berlari sambil menangis apa ada yang tidak beres?" jawab Riana tegas

"Ooooh itu, arasso... aku baik – baik saja" sambil tersenyum palsu

"Aniyeyo, kau tidak baik – baik saja, lihat matamu sampai sumbab begitu ceritalah dengan kami" bujuk Riana

"Iya Lio kami temanmu ceritalah kami ingin tau apa yang terjadi, mumpung di sini sepi" bujuk teman satunya

"Emm..." Jawab Liona sambil menggigit bibir bawahnya

"Ayo cerita saja kami dengarkan" Saut Riana dengan tatapan pekat

"Jangan ragu, ayo bilang saja"

"Itu karena..." flash back to chapter 13

Akhirnya mereka mengerti kenapa Liona menangis seperti itu, mereka mengelus pundaknya sambil mensupportnya

"Sudah tak apa – apa Liooo, banyak namjja baik di luar sana bukan hanya dia saja" ucap temannya memukul pundaknya pelan

"Tapi aku masih sayang dengannya, aku tak mudah melupakan seseorang secepat itu" jawab Liona sambil menundukkan kepalanya

"Emm,eh tunggu setauku Vernon oppa tak pernah dekat dengan yoja sejauh ini jadi tak mungkin gelang itu dari pacarnya" saut Riana sambil berfikir

"Jadi dari siapa kalu bukan dari pacarnya?" Menatap Riana tak yakin

"Yaaaa, aku tak yakin, tapi aku akan cari tau soal itu, aku pandai mencari berita tenang saja ok?"

Hidden Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang