LP8

2K 124 7
                                    

Pagi itu dimulai Yuki dengan bergegas mandi ketika alarmnya berbunyi. Ia memangselalu buru-buru. Setelah mandi, ia masih melihat-lihat baju yang akan ia kenakan. Yuki memilih-milih baju. Dan ia mengambil sebuah dress navy berwarnaputih selutut. 

Yuki merapikan dressnya sedikit lalu memasang ikat pinggangkecil di selingkaran perutnya. Orang yang melihatnya tidak akan berpikir kalauYuki seorang karyawan. Mereka akan mengatakan mereka sudah melihat model.

"Pagi mama" Yuki mengecup pipi Twina, ia mengambil roti tawar nya, menggigitnyasekali,mengunyahnya lalu menelan.

"Pagi juga sayang"

"Yuki langsung pergiya? Sayang mama" Yuki mengecup kedua pipi Twina lalu menghilang dari balikpintu.

Yuki tiba di kantor 30menit lebih cepat, kaki linggisnya seperti langkah seorang model di catwalk.Satpam menyapanya dengan senyuman ramah. Yuki membalas senyuman itu. Ia dudukdi meja kerjanya. 

Belum ada karyawan yang datang, hanya beberapa office boy danoffice girl.

Yuki menyilangkan kakinya, untung saja tidak ada siapapun di sana. Atau mereka akan terpana lagidengan paha Yuki yang begitu mulus. 

Yuki belum sempat melihat iPhonenya sejakia bangun, ia lalu merogoh iPhonenya di tas. Ajaib, ketika Yuki menyentuhkepingan itu, kepingan itu bergetar. 

Tanda ada pesan masuk.

Stefan: keruangan saya. Sekarang.

Yuki mengerutkan keningnya sambil merengut. Ada apalagi dengan bos mesumnya itu? Dan kenapa dia bisa datang lebih cepat? dengan malas Yuki berjalan masuk setelah sebelumnyamengetuk pintu tentunya.

Yuki menatap Stefan yangduduk santai di kursi kerjanya. Setidaknya lebih baik disana daripada ia dengansantainya duduk di sofa ruangannya.

"Ada apa pak?"

Stefan menatap Yuki,"Ga ada, iseng aja"

"Stefan, kalau kaubermain-main lagi. Aku benar-benar akan out"

Stefan berhentimemain-mainkan kursi dan kakinya, "Aku-kau hm? Apa itu berarti hubungan kitalebih dekat?" Stefan menyeringai

Yuki memutar matanya,"Stefan, jangan bermain-main lagi"

"Baiklah, jadi kauingin aku serius?"

Yuki benar-benar tidaktau apa yang ada di pikiran laki-laki itu, ia baru saja mau berbalik keluardari ruangan Stefan sebelum Stefan mengatakan "tunggu"

"Baiklah, aku akan serius. Aku merindukanmu"

Yuki terpaku. Untung saja ia membelakangi Stefan, kalau tidak. Stefan akan tau kalau wajahnyamemerah lebih merah dari tomat dan strawberry yang sudah sangat matang. Terlebih lagi aksen bicara Stefan lebih menggairahkan ketika menggunakankalimat semi-baku dan panggilan "Aku-Kau"

"Be-berhentilah, aku bukan mainanmu. Aku sudah bilang, kalau aku bukan wanita murahan yang bisa kautiduri kapan saja" Yuki memberanikan bicara. 

Ia masih membelakangi Stefan.

Yuki terkejut saat ia mendengar Stefan menepuk keras mejanya, bahkan Yuki refleks berbalik danmenatap Stefan.

 Dia bergidik ngeri ketika ia menatap sorotan mata Stefan yangtajam.

"Dan aku bilang akuingin tidur denganmu itu bukan berarti aku menganganggapmu sebagai pelacur!"Yuki bisa melihat amarah dalam diri Stefan.

 Ia tidak pernah melihat itusepanjang ia mengenal Stefan.

love poisonWhere stories live. Discover now