LP 16

1.7K 110 2
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan deras dengan petir yang bergemuruh. Lengkap sudah. Tapi Yuki tetap tak gentar mencari cincin itu. ia menghiraukan seluruh kulit kaki dan lengannya yang lecet bahkan berdarah. Berlari tidak tentu arah. Ia merangkak dan kedua lututnya penuh dengan tanah. Berusaha mencari cincin itu dengan tatapan kosong tapi air mata Yuki terus mengalir. Tubuhnya bergerak dan otaknya memerintahkan: cari cincin itu! meski akal sehat Yuki bilang kalau tidak mungkin bisa menemukan cincin itu dalam keadaan sudah malam apalagi hujan. tapi akal sehatnya kalah.


Di lain sisi, Stefan melihat ke sekeliling Hutan. Ia terus meneriakkan nama Yuki. Tapi gadisnya tidak tampak di manapun. Langkah kaki Stefan pun bergerak dengan feeling dan insting. Ia percaya kalau hatinya akan membawanya pada Yuki.


Sudah 2 jam berlalu, Yuki menggigil. Ia tidak kuat lagi lalu ia terduduk sambil bersandar di sebuah pohon. Memeluk tubuhnya sendiri yang basah kuyup, bibirnya membiru, dan kulitnya dingin juga sangat pucat. Gertakan gigi Yuki terdengar sangat jelas, gadis itu sangat kedinginan.


"Ste..fan.." lirih Yuki dengan bibir yang bergetar.


"Yuki!"


Yuki menatap lurus, ke sumber suara yang menyebut namanya. Stefan dengan keadaan yang sama dengannya—basah kuyup. Berlari cepat dan langsung berlutut. Memeluk tubuhnya dengan erat. Perlahan Yuki tersenyum, Tuhan.. doa Yuki cepat sekali terkabulnya, makasih tuhan..


"Kamu gapapa sayang?!" Stefan mempererat pelukannya pada tubuh Yuki. Yuki hanya mengangguk, dan Stefan merasakan anggukan Yuki. "Bodoh." Ucap Stefan lagi, ia benar-benar cemas dan Stefan menangis. "Yuki, aku kira aku gabakal nemuin kamu. Maaf aku telat, maaf beberapa hari ini aku nyakitin kamu. Aku cinta sama kamu, aku sayang kamu. Aku bener-bener khawatir. Maafin aku sayang.. maafin aku.."


Yuki melonggarkan pelukan Stefan dengan mendorong dada Stefan, Ia terkejut ketika mendapati Stefan menangis. Bibir dan mata Stefan memerah. Yuki tersenyum getir sambil mengusap air mata Stefan lembut. Stefan menutup matanya, merasakan kulit lembut Yuki membelai pipinya lalu mengecup telapak tangan Yuki.


Stefan menatap mata Yuki lembut tapi serius, "Kita pulang malam ini juga, aku bakal pesan tiket ke Jepang."


"Buat.. apa..?" tanya Yuki sebisa mungkin, dia terlalu menggigil hingga sulit berbicara.


"Aku bakal ngelamar kamu."


◊◊◊◊◊

love poisonWhere stories live. Discover now