10 Mulai Dekat

2.1K 83 15
                                    

Selamat ulang tahun, mantanku. Semoga sehat Islam, sehat iman, sehat umur, sehat rizqi. Semoga apa yang dd mau dapat terwujud dan terkabul. Aamiin Ya Rabbal'alamin. Biarpun dd ga bisa baca ini, tapi do'a kk selalu buat dd. Jadilah perempuan tangguh setangguh banteng, tapi jangan mudah terpancing amarah seperti hal nya banteng terpancing amarahnya saat melihat warna merah, karena banteng kan buta warna. Terima kasih telah mengajarkan kk apa itu arti cinta, sayang, sabar, setia dan dewasa. Selalu menjadi perempuan yang kk banggakan.

Selamat ulang tahun untuk Tiva, dua hari yang lalu. Semoga sehat Islam, sehat iman, sehat umur, sehat rizqi. Semoga apa yang Tiva mau dapat terwujud dan terkabul. Aamiin Ya Rabbal'alamin. Biarpun Tiva ga bisa baca ini, tapi do'a akka selalu buat Tiva. Jadilah perempuan tangguh setangguh banteng, tapi jangan mudah terpancing amarah seperti hal nya banteng terpancing amarahnya saat melihat warna merah, karena banteng kan buta warna. Jangan pernah menyerah akan cintamu, kejarlah cintamu sampai batas kemampuanmu. Dan jangan pernah berpikiran harus ke "orang pintar" untuk mengejar cintamu, karena Tiva sendiri sudah pintar mengenai cinta. Ingat, cinta itu tidak selalu mulus seperti yang Tiva selalu pikirkan. Selalu menjadi orang yang akka banggakan.

Terima kasih buat @CeceAjaa atas sarannya.

Author POV

Dan bangun lebih pagi dari biasanya. Pukul lima lebih lima belas pagi, dia sudah bersiap menjemput Tiva.

"Tumben pagi banget, kak? Udah mau berangkat?" tanya Dinar, teman kost Dan.

"Iya, Nar. Mau jemput teman dulu. Hehehehe...." jawab Dan.

"Pasti cewek."

"Ih kok tau sih?"

"Keliatan dari ekspresi kakak. Dinar kapan dong diantar sama kakak?"

"Ah? Ee kapan ya?"

"Huh, kak Dan mah. Udah sana berangkat. Nanti gebetannya ngambek kalau kakak telat."

"Iya deh. Berangkat dulu ya."

"Iya, kak. Hati-hati ya. Jangan ngebut."

"Siap, Dinar."

*****

Diatas motor, Dan merasakan hapenya bergetar. "Assalamu'alaikum." sapa Dan setelah memencet tombol terima pada handsfree nya.

"Wa'alaikumsalam. Bang, abang dijalan?" tanya si penelpon.

"Iya, Tin. Kok tau sih?"

"Tau lah, memang Tina kenal sama abang baru kemarin. Mau jemput Tiva ya?"

"Lah tau lagi kamu, Tin."

"Tau, abang sayang. Pake handsfree kan telponnya?"

"Pake, Tina sayang. Kenapa nih? Pasti pengen sesuatu deh?"

"Hihihihihi..... abang tau aja."

"Ketauan lah. Tina kalau telpon pagi-pagi pasti pengen sesuatu."

"Tina mau cokelat."

"Cokelat aja nih? Boleh beliin Tiva cokelat juga ga?"

"Iya cokelat aja. Boleh lah, bang. Masa ga boleh sih."

"Kalau rokok?"

"Ga boleh!"

"Iya iya, ga usah galak-galak. Iya ga beli rokok."

"Awas aja kalau beli rokok. Tina tau lho ya."

"Iya, Tina sayang. Abang ga beli rokok."

"Ya udah kalau gitu, hati-hati di jalan, bang. Ga pake ngebut ya, bang. Oiya, apa kata Dinar lihat abang berangkat lebih pagi?"

TIVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang