13 Dekat Lagi (2)

1.9K 85 11
                                    

Author POV

Semua karyawan berteriak saat melihat Dan jatuh pingsan. Umar langsung menarik Evin setelah sebelumnya Umar meminta Tina dan Tiva memegang tubuh Dan. Ternyata hape yang dilihat Dan sebelumnya itu bukan hape alat komunikasi, melainkan sebuat stun gun, alat kejut listrik yang memang setiap hari biasa dibawa Evin. 10 menit kemudian Dan tersadar dari pingsannya. Tina langsung memberikan air minum yang tadi sudah diambilkan oleh Tiva.

"Bang, abang?" tanya Tina.

"Tina ga apa-apa?" tanya Dan khawatir.

"Tina ga apa-apa, bang. Abang yang gimana keadaanya?"

"Abang ga apa-apa."

Tina dan Tiva langsung memapah Dan duduk di kursinya.

"Bos, diselesaikan, bos. Gue masih lemes nih." ujar Dan pada Umar. "Tina, abang mau kopi dong. Tolong bilangin ke Ayi." pinta Dan pada Tina.

Tina langsung berusaha mencari Ayi.

"Evin, masuk ke ruangan!" perintah Umar pada Evin.

Evin mengikuti perintah Umar. "Awas lo, Tin!" ancam Evin pada Tina.

"Vin, jangan bawa-bawa Tina. Tina ga salah. Masalah lo sama gue, jangan bawa orang lain." sahut Dan yang tidak terima Tina diancam oleh Evin.

"Terserah gue!" ujar Evin sambil melangkah memasuki ruangan Umar.

Dan hanya bisa menghela nafas panjang mendengar ucapan Evin.

"Kalian semua saya pulangkan sekarang. Ingat ya, apa yang terjadi hari ini jangan sampai keluar kantor. Apa lagi Polisi. Biar ini urusan saya dengan Evin. Paham?" ujar Umar pada semua karyawan.

"Paham, pak!" jawab semua karyawan.

Umar masuk ke ruangannya dan mulai berbicara dengan Evin.

Tok tok... Dan mengetuk pintu ruangan Umar.

"Masuk, Dan." ujar Umar.

"Bos, saya duluan ya. Besok saya ga masuk ya. Eh salah, kita bertiga ga masuk ya. Tapi jangan ditulis sakit atau cuti atau yang lain. Tulis tetap masuk ya, bos. Boleh?" pintar Dan pada Umar.

"Ya sudah sana. Besok saya ngomong sama Melan atau Mario. Atau sekarang mereka masih ada?"

"Ada, bos. Kan Mario bareng sama Tina."

"Ya sudah, tolong panggil Mario."

Dan langsung menarik tangan Mario untuk menghadap Umar.

"Yo, besok mereka ga masuk, tapi absen masuk ya." ujar Umar pada Mario.

"Mereka bertiga, bos?" tanya Mario pada Umar.

"Iya, mereka bertiga."

"Baik, bos."

"Om, Tiva jangan, om." pinta Evin.

"Apa? Enak aja kamu. Kamu sudah mencelakakan Dan, mengancam Tina dan membuat takut Tiva, sekarang kamu mau menentang saya?" ujar Umar pada Evin.

"Om Hasto..." ujar Dan sambil pura-pura dan mengarahkan matanya pada sebelah Umar.

Umar yang mengerti langsung bersuara, "Hasto, lo ga usah ikut campur, ini urusan gue."

"Om Hasto duluan ya. Bos kita duluan."

"Dan, hati-hati ya kalian."

"Siap, bos!"

Dan berserta yang lainnya akhirnya keluar dari kantor untuk menuju parkiran.

"Bang." panggil Tina.

TIVAWhere stories live. Discover now