18 Kurang Peka (4)

3.2K 77 31
                                    

Selamat ulang tahun, Putri. 11 Agustus. Kalau kamu masih ada, kamu pasti tersenyum. Sekarang kamu sudah tenang di Sisi Allah SWT.

Hai, LIZ, makasih lho sudah jadi moodboosterku. Mulai awal, kemarin, sekarang, dan semoga seterusnya. Aamiin Aamiin Aamiin Ya Rabbal'alamin. ^_^ Tetap menjadi Ratu Tega ku, tetap menemani nge-ronda, nge-laundry  bareng, naik bajaj bareng, nge-gembel bareng, pokoknya bareng terus sama kamu.

Author POV

"Pagi, kakak." sapa Tiva pada Dan sambil tersenyum manis.

"Pagi juga, Tiva." jawab Dan tersenyum tak kalah manis.

"Kakak sudah baikan?"

"Memang kita lagi marahan ya? Kok baikan? Aaawww...."

"Bagus amat jawabannya gitu, kak." sahut Tiva sambil mencubit pinggang Dan.

"Hehehehehe...." Dan hanya tersenyum sambil memamerkan gigi gingsulnya.

"Kak?"

"Hmm?"

"Ke rumah yuk, mampir. Kakak kan belum pernah mampir ke rumah."

"Tiva kan ga pernah mempersilahkan kakak masuk."

"Kakak kan datangnya pas pagi-pagi dan malam-malam."
😑

"Kok gue jadi berasa kalong ya, datang pagi sebelum matahari muncul, datang lagi pas malam matahari sudah terbenam."

"Yang ngomong gitu siapa, kak?"

"Itu barusan nyamuk yang ngomong." sahut Dan sambil memajukan bibirnya.

"Kakak ga lucu kalau manyun gitu bibirnya." ujar Tiva sambil mencubit bibir Dan.

"Eemm sekarang berani cubit bibir ya...."

Seketika Tiva langsung berlari ke arah kamar mandi.

*****

"Kak?"

"Hmm?"

"Tadi kak Tina telpon, katanya dia ga bisa ke sini. Dia ngajak sarapan ditempat biasa, makan siang di rumah kak Tina, karena mamanya kak Tina sudah lama ga ketemu sama kakak, lalu sorenya dia mau ngajak ke kafe."

"Tiva mau ikut?"

"Asal jangan sampai malam, Tiva sih oke aja, kak.

"Oke sip kalau begitu. Nanti kita pulang habis Maghrib."

"Tapi kakak mampir ya."

"Siap, Tiva! Yang penting Tiva ikut kakak."

Setelah dirasa cukup rapi, akhirnya Dan mengajak Tiva keluar, untuk bertemu dengan Tina.

"Kak, Tiva yang bawa motornya ya? Kakak duduk di belakang aja. Kakak belum sembuh benar."

"Ya sudah, terserah Tiva aja. Tapi, memang Tiva ga takut kalau kakak modusin Tiva?"

"Yaelah, kak. Ngapain juga Tiva harus takut? Tiva mah tau kalau kakak ga bakal modusin Tiva. Tiva deketin aja, kakak langsung keringat dingin, sok-sokan mau modusin Tiva."

"Skak mat!" batin Dan. "Kok mulutnya benar banget ya kalau ngomong?" ujar Dan.

"Hahahahaha..." Tiva tertawa puas sambil berusaha menyalakan mesin motor milik Dan.

"Tiva." panggil Dan.

"Iya, kak?"

"Itu kan manual, Tiva bisa?"

TIVAWhere stories live. Discover now