17 Kurang Peka (3)

4.1K 91 64
                                    

Tiva POV

"Kak."

"Iya?"

"Tolong bukain tali bra Tiva dong?"

"Hah?" kak Dan kaget dengar permintaan gue.

"Ee ka... kakak yang lepasin?"

"Iya, kakak yang lepasin, Tiva minta tolong."

"Em... e...."

"Kenapa, kak? Kakak ga mau?"

"Eh ee... itu..."

"Itu apa, kak? Kakak mau tolongin Tiva ga buka tali bra Tiva?"

"Anu itu... Aduh gimana ya?"

"Kakak kenapa sih? Kok jadi aneh gini? Mau nolongin Tiva ga sih, kak?" gue makin kesal sama kak Dan. Tinggal jawab iya apa susahnya dari tadi sih. Nyebelin banget sih ni orang. "Anunya kakak kenapa?"

"Hah? Anunya kakak?"

"Tadi kakak bilang anu. Anunya kakak kenapa?"

"Hah? Ga apa-apa kok."

"Ish... Nyebelin banget sih kamu, kak."

"Lah kakak kenapa?"

"Kakak...." gue makin kesal sama kak Dan, langsung aja gue balik badan ke arah kak Dan. Bagus, sekarang dia diam. "Kakak mau bukain tali bra Tiva ga sih? Ditanyain dari tadi juga. Nyebelin banget. Mau Tiva buka sendiri dan menghadap ke kakak atau kakak yang bukain tapi Tiva menghadap ke kaca?" pancing gue karena udah kesel sama kak Dan.

"Hah?"

"Eh malah hah hoh aja. Mau bantu ga? Satu...."

"Aduh..."

"Dua...."

"Iya kakak yang bukain bra nya Tiva." sahut kak Dan.

Huh... Akhirnya... Padahal kan dari tadi juga bisa bilang iya. Jadi gue harus marah-marah kayak gini. Lah? Kenapa gue jadi marah-marah ya? Ah bodo amat.

"Kak, niat ga sih? Tadi udah bilang iya. Kok ga maju ke sini?" makin nyebelin aja nih kak Dan. "Ti..."

"Iya, Tiva." kak Dan langsung maju ke arah gue.

Gue langsung menghadap ke kaca. "Ga usah pake gemeteran gitu sih, kak."

"Hah? Gemeteran ya? Siapa yang gemeteran?"

"Ya kakak lah. Kan kakak yang mau bukain bra nya Tiva."

Nyebelin banget sih kak Dan, bukain tali bra doang pake pelan-pelan segala. Satu per satu itu kaitannya. Hadeh, bener-bener ini mah nyebelinnya. "Kakak."

"Hah? Kenapa? Ini kan lagi bukain."

"Ya buka sih buka, tapi ga pake lama banget gini kali, kak. Masa' buka tali bra aja lima menit."

"Iya iya dibuka cepat."

"Terus itu mata ngapain pake merem segala?"

"Ah? Mendadak mati lampu kan? Makanya gelap."

"Kakak, ga usah aneh-aneh deh, kak. Buka ga itu matanya? Kalau ga buka, tangan kakak dua-duanya Tiva tarik buat megang dada Tiva." Nah kan dia melek. Susah nelen ludah lagi deh tuh. Akhirnya tali bra ku terlepas juga. "Nah kan gini enak. Buka aja lama banget."

Aku tersenyum puas melihat mata kak Dan yang ga berkedip sedikit pun melihat kaca. "Ka..."

"Kakak mau mandi dulu." ujar kak Dan lalu lari ke kamar mandi.

TIVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang