2. Anak baru

231 12 0
                                    

Rendra Marchelino.

Remaja lelaki ini tengah merebahkan dirinya diatas kasurnya sembari melihat langit-langit kamarnya.

"Ren, Rendra" Teriakan nyaring dari seseorang  yang berada di luar kamar Rendra.

"Huft si mulut mercon dateng" Ucap Rendra.

Blarr.. Suara bantingan pintu yang dibuat oleh kakak Rendra sendiri yaitu Liana Marchelia.

"Woi klo masuk ketok dulu dong lo kira disini ga ada orang apa?" Oceh Rendra.

"Lo kayak makhluk halus sih, jadi pandangan gue agak kabur" Ucap Lia.

"Sembarangan lo" Ucap Rendra."Ngapain lo kesini? gue mau muntah tau ga ngeliat muka lo tiap hari"

"Lo nyuri bantal empuk gue ya?"

"Minjem bntar napa?"

"GA BOLEH, punya gue tetep punya gue Ren" Sembari menarik-narik sebuah bantal yang ada di tangan Rendra.

"Ih sama adek sendiri pelitnya mintak ampun" Seraya memeluk erat bantal Lia.

"Lah biarin, siniin bantal gue" Rendra memberikan bantal kesayangan Lia dengan melemparkan bantal itu dengan kasar.

"Lo kenapa kagak sekolah?" Ucap Lia sembari duduk di samping Rendra.

"Males"

"Makanya jadi anak tuh jangan nakal-nakal, sebenernya lo di skorsing kan?"

"Eh enak aja gue mah ga kayak gitu"

"Terus kenapa lo ga sekolah?"

"Gue punya 2 masalah Kak" Rendra menghentikan ucapannya sedetik sembari menghela nafas."Yang pertama gue bosen dikejar-kejar cewek mulu, bilangnya aja pengen diajarin Matematika eh gataunya itu cuman modus"

"Lo ke-geeran banget sih, siapa tau mereka beneran minta ajarin lo Matematika"

"Duh mereka semua tu ganjen tau ga kecentilan, jijik gua"

"Serah lo deh, masalah lo yang kedua apa?"

"Yang kedua ada pelajaran Biologi disana"

"Hah? mane ade sekolah yang ga ade biologinye, dimane-mane sekolah tuh ye ade biologinye" Ucap Lia dengan gaya bicara khas betawinya.

"Iya gue tau, gue pindah kesana bukan gara-gara Biologi, tapi gara-gara masalah yang pertama"

"Oooo jadi itu, gini aja klo ada cewek yang ngedeketin lu, lu bunuh aja langsung"

"Enak aja main bunuh anak orang"

"Yaelah ga papa sekali-kali lu jadi pembunuh"

"Lo yang nyuruh, gue yang masuk penjara gitu?"

"Iyalah bagus kan ide gua?" Seraya tersenyum miring.

"Hm, saking bagusnya sampe ga ada yang mau pakek ide goblok lo itu"

"Yee pakek ngatai segala, udah balikin bantal gua"

"Itu yang ada di tangan lo apa? anak lo?"

"Oiya gua lupa, good luck sayangku" Sembari berjalan menuju pintu keluar kamar Rendra.

"Idih najis" Teriak Rendra.

***

Sekarang suasana di SMA Jaya Sakti sedang heboh sendiri karena kedatangan cowok tampan yang datang bersama mobil sports berwarna hitam serta kaca mata hitam menutupi kedua matanya membuatnya semakin cool.

"Wuanjay ganteng banget tuh cowok"

"Wah masuk kategori suami idaman"

"Warbyasah tau ga gantengnya"

"Gue ngerasa tubuh gue mau meleleh"

Komentar demi komentar yang Nasya dengar membuat Nasya semakin kesal, Nasya penasaran pada anak baru yang akan sekolah di SMA milik almarhum Papanya itu.

"Na kayak apa sih orangnya kok sampe di puji-puji gitu"

"Na, Alina" Namun Alina tak menghiraukan perkataan Nasya, Alina tidak ada di samping Nasya, melainkan Alina menghampiri dimana anak baru itu berada agar lebih dekat melihatnya.

"Eh kok ga ada, ih Alina ga becus banget jadi sahabat awas aja ntar ya lo" Ucap Nasya geram.

Nasya pun hendak mencari dimana Alina berada.

Dan akhirnya Nasya menemukan dimana sahabatnya berada. Disana Alina nampak diam membeku dengan mulut sedikit terbuka.

"Na" Seraya menepuk bahu kanan Alina.

"ALINA" Teriak Nasya tepat di telinga Alina.

"Ih apaan sih lo Sya gue ga tuli"

"Iya lo ga tuli, tapi lo budek"

"Udah, udah, liat tuh itu yang namanya Rendra" Ucap Alina sembari menunjuk pada Rendra."Wah dia ngeliatin lo Sya"

Tiba-tiba Nasya menghampiri Rendra...

"Lo yang namanya Rendra?"

'Tunggu, gue rasa gue kenal sama ni cewek' Batin Rendra.

"Iya kenapa?" Seraya membuka kaca mata hitam yang sedari tadi terpasang pada kedua mata Rendra, lagi-lagi itu berhasil membuat kaum hawa disekitar semakin meleleh.

"Jangan sok kegantengan lo ya"

"Gue emang ganteng"

"Ih lo itu ya" Tiba-tiba tangan Nasya ditarik oleh sebuah tangan dari seseorang.

Ternyata orang itu adalah Reynan, siswa terpopuler di SMA Jaya Sakti dan siswa yang tergila-gila dengan Nasya sejak pertama kali Nasya menginjakkan kakinya di SMA Jaya Sakti.

Nasya diajak pergi oleh Reynan untuk meninggalkan kerumunan siswi yang sudah disihir oleh ketampanan Rendra.

"Lo apaan sih, ga ada bosen-bosennya lo gangguin gue terus?"

"Nggak gue ga akan bosen sebelum lo terima cinta gue"

"Ayo dong Rey" Nasya menghela nafasnya dan mencoba menahan amarahnya.

"Gue ga cinta sama lo" Ucap Nasya baik-baik.

"Tapi gue yang cinta sama lo Sya"

"Lo mau apa sih?" Dengan nada bicara sedikit ditinggikan.

Belum sempat Rey bicara bahunya dipegang oleh seseorang.

"Mau apa lo?" Tanya Rendra.

"Lo gausah ikut campur" Jawab Rey.

"Idih gue ga akan ikut campur sama urusan kalian berdua yang sama sekali ga penting buat idup gue, gue cuma mau pinjem cewek lo bentar"

"Ngapain lo masih disini?, pergi sana"

"Lo ngusir gua?" Seraya mendekatkan dirinya ke wajah Rendra.

"Klo iya kenapa?" Dengan nada agak ditinggikan.

Rey mengepalkan telapak tangannya untuk menonjok wajah tampan Rendra, ia merasa geram dengan kelakuan yang diberikan Rendra.

"Lo ngajak ribut ya?"

Dengan senyum miring khasnya Rendra berkata"Klo iya kenapa?"

"Eh kok malah mau berantem sih" Ucap Nasya menengahi mereka berdua.

"Rey, lo pergi aja" Pinta Nasya.

"Tapi Sya" Tolak Rey.

"Ssttt pergi Rey" Ucap Nasya dengan meletakkan jari telunjukknya di depan bibirnya.

Akhirnya Rey pun pergi meninggalkan Rendra dan Nasya berdua, ya hanya berdua.

"Mau apa lo dari gue?" Tanya Nasya penasaran.

Vote, comment aku tunggu selalu,
Ajak tetangga, anak-anak yang masih di dalem kandungan buat baca BMAB ya gaess.

Salam ❣️

sffnhslsa_

Between Mathematics and Biology Onde histórias criam vida. Descubra agora