3. Suddenly

176 12 0
                                    

"Mau apa lo dari gue?" Tanya Nasya penasaran.

"Gue mau sekarang juga lo harus jadi pacar gue" Mulut Nasya tak bisa berkata apa-apa, sekarang mulut Nasya hanya bisa sedikit terbuka.

"Udah jangan ke geer-an gue cuma bercanda" Sembari mengusap kasar wajah Nasya.

"Ih lo apaan sih, buruan lo mau apa dari gue?"

"Lo yang nyuri hati gue kan?"

"Hah?" Nasya terkejut lagi.

"Gue cuma bercanda" Sembari mengusap kasar wajah Nasya kembali.

"Heh! to the point aja" Kesal Nasya.

"Kenalin gue Rendra"

"Udah tau, buruan gue penasaran nih"

"Ok, lo yang ngambil bulpoin gue waktu lomba Olimpiade kemarin lusa kan?"

"Lo bercanda ya?"

"Nggak, gue yakin lo yang ngambil bulpoin gue soalnya waktu itu hanya lo yang ada di samping gue, please balikin, gue ga bisa hidup tanpa bulpoin gue"

"Eh, gue bukannya sombong nih, bulpoin di toko buku di seluruh Jakarta ini gue bisa beli semuanya, buat apa gue nyuri bulpoin lo, ga ada kerjaan aja" Sembari berkacak pinggang.

"Ok klo lo ga nyuri bulpoin gue, berarti lo nyuri buku tulis Matematika gue ya?"

"Ga mungkin gue nyuri buku lo"

"Napa?"

"Karena gue sama sekali ga suka sama Matematika denger namanya aja udah bikin gue merinding tau ga?"

"Klo gitu lo yang nyuri kotak pensil gue ya?"

"Heh lo kata gue maling apa?"

"Iya, lo udah berani nyuri hati gue waktu pertama kali gue ketemu lo" Bisik Rendra, setelah berbisik di telinga Nasya, Rendra pergi begitu saja sembari melambaikan tangannya.

"Dasar cowok gila lo ya, awas aja nanti lo" Sembari mencopot sepatunya untuk di pukulkan ke kepala Rendra tapi, Nasya mengurungkan niatnya karena Rendra telah jauh dari pandangannya.

"Kenapa hamba dipertemukan sama spesies kayak gini Ya Allah" Ucapnya sembari berjalan menuju kelasnya.

Semenit kemudian Nasya sampai di kelasnya..

Nasya disuguhkan oleh pemandangan yang bisa membuat mood nya turun drastis apa itu? semua teman di kelasnya sekarang sedang berkonser.

Nasya tidak mempedulikan kelakuan teman-temannya yang sudah gila, ia langsung duduk di bangkunya.

Nasya menenggelamkan wajahnya di meja hendak tidur disana.

"Sya" Panggil Alina sembari menepuk punggung Nasya.

"Hm"

"Tadi lo ngapain aja sama Rendra?"

"Berniat mau ngebunuh lo" Sembari mengangkat kepalanya.

"Ih jangan becanda deh Sya" Ucap Alina kesal.

"Lo ga perlu tau karena ini sama sekali ga penting buat hidup lo"

"Yaudah deh, Sya Rendra tuh ganteng banget kan? tubuh gue rasanya ga bisa berdiri gara-gara ngeliat kegantengannya"

"Masih gantengan Mas Jungkook tau ga?"

"Yaelah Sya beda tipis doang kan?"

"Hah? sama sekali nggak lah Na"

"Btw Pak Sarimin kok ga dateng"

"Jangan di omongin dong Sya ntar dateng sungguhan bisa berabe"

"Kenapa?"

"Lo lupa ya ada ujian Matematika"

"Gapapa gue udah siap buat dapet telur lagi"

"Oh lo udah latian mental?"

"Udah dong "

Tiba-tiba seluruh penghuni kelas XI-IPA 1 diam membisu di tempat duduk mereka masing-masing.

"Yah Pak Sarimin dateng tuh lo sih Sya"

"Lah kok jadi gue, udah pasrah aja udah sana hush..hussh..hush" Alina mempercepat langkahnya untuk sampai di bangkunya.

"Assalamulaikum, selamat pagi and good morning anak-anak"

"Waalaikumsalam, selamat pagi, and good morning Pak"

"Sip, disini bapak bawak manusia baru alias murid baru"

'Waduh jangan-jangan orang gila itu lagi' Batin Nasya.

Kemudian datanglah seorang cowok dengan gayanya yang cool.

"Yah beneran kan anaknya Albert Einstein masuk kelas ini" Gerutu Nasya.

"Nah nak Rendra silahkan perkenalkan diri kamu"

"Perkenal nama gue Rendra Marchelino"

"Hai Rendra" Ucap semua kaum hawa di kelas tersebut dengan tatapan penuh cinta kecuali Nasya.

"Sekarang kamu duduk di sebelah Nasya ya"

'Aduh kok gue barengan ama adeknya Carolus Linaeus sih' Batin Rendra.

"Kok harus duduk sama saya sih Pak" Ucap Nasya sembari beridiri dari duduknya.

"Karena hanya kursi di samping kamu yang kosong"

"Kan bisa duduk di sebelah Pak guru" Nasya memajukan seidikit bibirnya kedepan.

"Mana ada siswa yang duduk di samping gurunya, Nasya udah sekarang kamu duduk disana saja ya Rendra" Rendra mengangguk mendengar perintah Pak Sarimin.

Rendra melangkahkan kakinya menuju bangku kosong yang berada di samping Nasya.

"Eh Sya ntar klo ada ujian Biologi gue kasih contek ya? " Bisik Rendra sembari duduk di bangkunya.

"Bodo amat" Teriak Nasya.

Vote, comment aku tunggu selalu,
Ajak tetangga, anak-anak yang masih di dalem kandungan buat baca BMAB ya gaess.

Salam ❣️

sffnhslsa_

Between Mathematics and Biology Where stories live. Discover now