5. Hantu, tapi...

137 7 0
                                    

Akhirnya Nasya sampai dikelasnya, ia lega karena sudah bebas dari Rendra. Suasana kelasnya sekarang begitu sunyi, hanya ada angin yang menghampiri kelas itu.

"Huft kesel deh hari ini penuh cobaan banget sih?!" Ucap Nasya kesal sembari mendudukkan badannya di bangku kesayangannya.

Dia duduk sebentar di bangkunya, tanpa sadar matanya kini mencoba untuk menutup, dan akhirnya mata Nasya pun tertutup. Nasya tertidur dengan menenggelamkan kepalanya.

Tiba-tiba bunyi hentakan kaki yang sedang berlari datang dan berhasil membuat gadis cantik yang baru saja tertidur bangun dari tidurnya meninggalkan semua mimpi indahnya.

"Arggh, apaan sih tuh orang, lagi enak-enak tidur malah di ganggu" Ucap Nasya sembari mengacak-acak rambut panjangnya. Nasya mencoba menutup matanya kembali.

Namun hentakan kaki itu bertambah lebih keras, dan itu membuat mata Nasya tak bisa di tutup sama sekali.

"Kurang ajar banget dia, ngajak ribut ternyata" Seraya bangkit dari duduknya untuk menghampiri seseorang yang menciptakan suara hentakan itu.

Setelah ia sampai ke sumber suara, Nasya tak melihat makhluk apapun disana yang ada hanya angin yang lewat. Karena tak mendapat penjelasan apa-apa Nasya pun berbalik badan menuju tempat semula ia berada namun, suara itu kembali muncul.

"Kok kesannya jadi horor gini ya?" Ucap Nasya lirih.

"A..ada orang kah?" Ucap Nasya di tengah kesepian ruangan itu.

Tiba-tiba muncullah seorang lelaki yang memakai hoodie hitam sedang berlari menuju ke arahnya. Nasya tidak bisa melihat dengan jelas siapakah orang itu karena tempat dimana Nasya berada sekarang sangatlah gelap.

"Woi siapa tuh?" Nasya meneguk salivanya dengan kasar.

Orang itu berlari dan terus berlari tanpa menjawab pertanyaan Nasya. Karena penasaran Nasya pun mengejar lelaki itu.

"Wah gila orang itu larinya cepet banget" Ucap Nasya dengan terengah-engah.

Dari belakang ada yang menepuk bahu Nasya secara tiba-tiba, Nasya pun menggerakkan kepalanya.

"Ngejar apa lo? ngejar setan?" Tanya Rendra.

"Iya tadi ada setan larinya kenceng bang-- lho, lo kok pakek hoodie item sih?" Nasya terkejut karena melihat hoodie yang dipakai oleh Rendra yang sama persis seperti hoodie yang dikenakan oleh orang misterius tadi.

"Emang lo emak gue yang bisa ngatur apa yang gue pakek?" Ucap Rendra.

"Bu..bukan gitu tadi gue ngejar orang gila yang pakek hoodie sama kayak lo" Nasya diam sejenak. "Atau jangan-jangan itu emang beneran lo" Ucap Nasya.

"Iya itu emang gue, gimana olahraganya tadi?"

"Berani-beraninya lo buat gue bangun dari tidur gue"

"Kan enak lo bisa agak kurusan dikit gara-gara lari-larian tadi?!" Ucap Rendra sembari meninggalkan Nasya dan berjalan menuju lobi sekolah.

"Dasar anaknya Albert Einstein, gila banget lo!" Teriak Nasya.

"Lo lebih gila lagi adeknya Carolus Linneaus" Teriak Rendra dari kejauhan.

"Arggh, apa salah dan dosa gue Ya Tuhan?!! kenapa harus ada spesies kayak si Rendra itu sih?" Nasya berdecak kesal.

Nasya kembali menuju ke kelasnya untuk mengambil tas ransel miliknya. Sekarang yang Nasya mau hanya tidur, tidur saja.

Setelah ia mengambil tas ranselnya, Nasya segera menuju lobi sekolah. Nasya yakin bahwa saat ini Pak Yadi pasti sedang menunggunya.

Between Mathematics and Biology Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon