4. Grass

145 11 0
                                    

Keheningan tercipta di dalam kelas XI-IPA 1. Selama berlangsungnya ujian Matematika seluruh siswa-siswi tidak ada yang berani menggerakkan tubuhnya untuk memberikan kode keras pada sesama manusia.

Kecuali dua manusia yang satu ini...

"Ren?" Panggil Nasya dengan suara berbisik.

"Apaan sih lo ganggu aja" Ucap Rendra dengan suara lantang.

Mendengar suara Rendra Pak Sarimin mengalihkan kefokusannya pada dua manusia ini, dan mulai menghampiri mereka.

"Apa ada masalah?, kenapa kamu bicara tadi"

"Yaelah Pak klo misalnya saya ga bicara saya bukan manusia dong klo gitu"

"Sekarang kan ujian jadi mulutmu tutup dulu, Nasya apa ada masalah?"

"Nggak kok Pak" Sembari tersenyum kikuk.

Karena sudah mendapatkan jawaban Pak Sarimin kembali ber-patroli untuk mengawasi siswa-siswinya.

"Seharusnya lo klo ngomong gausah keras-keras dong, lo goblok banget sih" Ucap Nasya kesal.

"Heh, Ren nomor 1 apa jawabannya?" Tanya Nasya kembali.

"Nih" Sembari menyodorkan sebuah kertas berukuran kecil.

Mata Nasya terbuka sempurna saat melihat tulisan I LOVE YOU yang tertulis pada secarik kertas tersebut.

"Lo apaan sih, ini tulisannya I love you bego" Ucap Nasya masih dengan suara bisikannya.

"I love you too" Lagi-lagi Nasya dibuat terkejut oleh Rendra.

"Gausah gitu kali mukanya gue becanda kok" Dengan mengusap kasar wajah Nasya.

"Ah udah, nih napa tulisannya gini?"

"Eh maaf seharusnya ini buat gebetan gue" Ucap Rendra yang sebenarnya hanya gebetan khayalan saja.

"Nih" Sembari menyodorkan secarik kertas yang baru.

Nasya belum sempat mengambil secarik kertas pemberian Rendra kertas itu sudah tertarik keatas.

"Ren kertasnya mana?"

"Lah kan udah gue kasih ke lo"

Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahu mereka berdua dan otomatis mereka berdua menoleh ke belakang.

Alangkah terkejutnya Rendra dan Nasya saat melihat Pak Sarimin sedang tersenyum kearah mereka berdua.

"Sedang apa kalian?" Tanya Pak Sarimin.

"Noleh ke Bapak" Jawab Rendra.

"Hmm udah sekarang kalian honeymoon dulu ya di taman belakang sekolah"

"Hah mak...maksud Bapak apa?" Tanya Nasya.

"Cabutin rumput yang ada disana sampai jam pulang CEPAT!" Ucap Pak Sarimin dengan menekan akhir kata yang diucapkannya.

Karena merasa takut Nasya melangkahkan kakinya keluar dengan kaki yang gemetaran namun, berbeda dengan Rendra, ia masih terlihat cool walaupun sudah mendapat perlakuan menyeramkan dari Pak Sarimin.

Semenit kemudian mereka berdua sampai di taman belakang SMA Jaya Sakti.

"Lo sih!" Tuduh Nasya.

"Ih kok bisa gue? ya gara-gara lo lah ngapain lo nyontek ke gue?"

"Pokoknya semua ini salah lo" Ucap Nasya dengan nada suara agak ditinggikan.

Nasya mulai mengambil gunting pemotong rumput begitu juga dengan Rendra.

Mereka berdua memulai aktivitas mereka dengan memotong rumput-rumput yang panjang terlebih dahulu, keheningan terjadi antara Rendra dan Nasya. Tak ada yang berani memulai pembicaraan dulu.

Hingga akhirnya Rendra melemparkan rumput yang sedari tadi ia genggam ke arah Nasya.

"Woii cari mati ya?" Ucap Nasya kesal.

"Nggak gue nyari rumput yang mau dicabutin nih" Sembari memotong rumput di dekatnya.

"Apa maksud lo ngelemparin rumput ke gue?" Seraya membalaskan perlakuan Rendra tadi.

"Maksud gue cuma pengen ngasih lo makan aja"

"Lo pikir gue kambing?" Nasya menghampiri Rendra yang sedang asyik membersihkan rumput yang di lemparkan Nasya tadi.

"Lo kan sodaranya buktinya lo suka kan pelajaran tentang hewan-hewan gitu?"

"Maksud lo Biologi?"

"Hm"

"Lo kenapa ga pacaran sama angka-angka ngeselin itu?" Tanya Nasya kembali.

"Udah kok setiap hari gue bermesraan sama angka-angka kesayangan gue dimanapun gue berada"

"Ih lo gila ya?"

"Lo yang gila dasar adeknya Carolus Linnaeus"

"Lo itu anaknya Albert Einstein "

"Wahh enak dong gue jadi anaknya Albert Einstein, eh btw lo kenapa ga suka sama Matematika?" Tanya Rendra sembari merebahkan tubuhnya diatas rumput-rumput yang hijau.

"Gue tegasin ya, sampai kapan pun gue ga akan suka sama Matematika dan gue juga ga bakalan suka sama lo" Ucap Nasya kesal.

"Ih segitunya ya lo gue juga ga akan suka sama apa yang lo suka terutama Biologi, dan inget ya gue juga ga akan pernah suka sama lo, tapi gue tetep baperin lo biar lo jatuh cinta sama gue dan saat lo jatuh cinta ke gue, gue bakalan tinggalin lo enak kan?" Ucap Rendra geram.

Kringg..Kringg  Terdengar suara bel pertanda pulang.

"Gila lo" Ucap Nasya seraya meninggalkan Rendra sendirian.

"Dasar cewek stres" Ucap Rendra seraya tersenyum miring.

Vote, comment aku tunggu selalu,
Ajak tetangga, anak-anak yang masih di dalem kandungan buat baca BMAB ya gaess.

Salam ❣️

sffnhslsa_

Between Mathematics and Biology Where stories live. Discover now