Medical Robin Hood - 8

1.9K 438 19
                                    

Pagi menjelang, awak media masih tidak melepaskannya, Lisa masih dikerubungi begitu keluar dari ruangan IGD.

"Dokter Lisa, bisa minta waktunya sebentar?" Pertanyaan-pertanyaan itu masih terus menghantuinya, membuat para perawat yang melihat pemandangan itu menghela napas panjang.

Pada akhirnya Lisa menyerah dengan keadaan, Ia menganggukkan kepala setuju untuk diwawancara.

"Dokter Lisa, hasil tes Oh Sehun tidak dirilis ke media, apakah itu ada kaitannya dengan hubungan pribadi anda dengannya?"

"Apa benar hal tersebut dokter Lisa?"

"Mohon klarifikasinya."

Lisa menggeleng. "Saya, Lisa Prapinya menegaskan bahwa saya tidak memiliki hubungan khusus dengan Oh Sehun seperti yang diberitakan selama ini."

"Tapi apa benar kalian saling mengenal sebelumnya?"

Lisa menganggukkan kepalanya. "Oh Sehun adalah rekan sejawat saja, teman satu angkatan saya saat saya menempuh pendidikan kedokteran dulu. Dan ia juga bukan satu-satunya pria yang berada di kelas saya. Hubungan kami hanya sebatas teman."

"Jadi semua itu tidak benar?"

"Ya, betul. Semua itu tidak benar. Saya telah memiliki tunangan yang bernama Kim Taehyung, dan kami akan menikah dalam waktu dekat."

"Lantas bagaimana dengan hasil tesnya?"

"Ini merupakan hasil tes Oh Sehun pada malam itu."

Lisa mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya. "Oh Sehun dinyatakan bebas dari pengaruh alkohol."

Tangan Lisa yang memegang ujung kertas tersebut dengan jemarinya berubah mengepal, hingga ujung kertas tersebut menjadi lecek dan kusut. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia harus menggadaikan integritas diri karena seorang Oh Sehun.

***

Selepas pernyataannya, media meninggalkannya. Tak ada gosip atau tajuk berita yang muncul menggunakan namanya lagi. Di satu sisi Lisa merasa sangat lega, di sisi lain memanipulasi hasil tes Oh Sehun membuat rasa tidak nyaman menggerogotinya secara perlahan.

"Malam dokter Lisa," sapa Rista yang disambut anggukkan oleh Lisa.

"Maaf saya agak telat, ada berapa pasien malam ini?"

"Yang sudah melakukan pendaftaran tiga orang dok,"

"Oke kalau begitu, saya siap-siap dulu, nanti tolong panggilkan setelah saya selesai ya."

"Anu dok..." Rista terlihat gugup, membuat Lisa keheranan.

"Ada apa?" tanya Lisa bingung.

"Dokter Sehun sudah menangani pasien-pasien tersebut dok, pasien terakhir sedang ia periksa saat ini."

"Oh ya?" tanya Lisa dengan tidak yakin. Seolah mengerti dengan isi pikiran Lisa, Rista hanya mengangkat bahunya, mengekspresikan keheranan yang juga mengganjal dalam benaknya. Ia bahkan lupa menutup mulut saat Oh Sehun datang dan bilang bahwa ia akan menangani pasien saking kagetnya.

"Dokter Sehun datang lebih awal, dan ia bilang akan memeriksa pasien yang datang hari ini."

Alis Lisa berkerut, sedikit heran dengan tingkah Oh Sehun hari ini. Mengikuti naluri, ia pun berjalan menuju ruangan pemeriksaan, di dalam Oh Sehun sedang menganamnesa keluhan pasien. Lisa memperhatikan setiap langkah pemeriksaan Oh Sehun, dan juga caranya berkomunikasi dengan pasien.

Kesan angkuh yang acap kali ia tampilkan sirna, ia memperlakukan pasien layaknya seorang dokter pada umumnya. Ia terlihat ramah dan baik dalam menjelaskan diagnosa, ia juga memberikan beberapa nasihat kepada pasien yang membuat Lisa cukup takjub. Perbedaan yang begitu signifikan, bagaikan siang dan juga malam. Lisa bahkan sampai berpikir jika Oh Sehun memiliki dua kepribadian.

"Udah dateng?" sapa Oh Sehun yang membuat Lisa tergagap, ternyata ia telah menyadari keberadaan Lisa di depan pintu sejak tadi.

"Ini resep yang harus ditebus di apotek ya Bu," ujarnya pada sang pasien. Pasien itu membungkuk singkat serta mengucapkan kata terima kasih, lalu beranjak ke luar ruangan pemeriksaan.

"Sori gue telat," ujar Lisa kikuk.

Oh Sehun mengangguk singkat, ia mengeluarkan ponsel dan memainkannya. Duduk di kursi dokter dan mulai menggulirkan layar ponsel, sibuk tenggelam dalam dunianya.

Lisa berdeham, membuat Sehun kini menatap ke arahnya. "Tumben?" tanyanya heran.

"At least gue harus berguna sedikit lah di sini," jawab Sehun enteng.

Lisa mencebik, padahal ia mengharapkan jawaban yang lebih baik. "Yah, seenggaknya memang harus beguna," timpal Lisa.

"Keputusan yang bagus," ujar Sehun. Tanpa bertanya lebih jauh Lisa yakin Oh Sehun tengah membahas perihal manipulasi hasil tes miliknya. "Sebenernya ini salah satu bentuk terima kasih juga karena lo udah mau bantu gue untuk keluar dari masalah ini."

"Lebih tepatnya gue memutuskan untuk bantu diri gue keluar dari masalah ini." Lisa mengoreksi. Ia akhirnya memutuskan untuk memanipulasi hasil tes tersebut demi ketentraman hidupnya agar dijauhi para pemburu berita, dan juga agar terlepas dari drama permintaan keluarganya untuk keluar dari rumah sakit. Namun rasanya kini hidupnya tidak sepenuhnya tentram.

"Sori gue nggak tau lo udah punya tunangan, gosip ini pasti ngeganggu lo banget, sekarang gue paham."

Lisa mengangguk. "Masalah ini jauh lebih besar buat gue,"

"Sebesar apa? Matahari?" Oh Sehun tersenyum meledek.

"Gue nggak lagi becanda!"

Oh Sehun tertawa melihat sisi emosional Lisa. Seingatnya saat kuliah dulu Lisa hanyalah seorang kutu buku yang tak pernah berpaling dari bukunya. Ia tidak pernah melihat sisi Lisa yang seperti ini.

"Heran deh kok lo bisa-bisanya hidup dikelilingi mereka semua?" gerutu Lisa sebal.

"Mereka emang ngeganggu banget, tapi itu satu-satunya cara mereka untuk bertahan. Cari tajuk berita tiap hari nggak gampang, kalau ada momen mereka pasti akan terus gali kesempatan untuk mengulik lebih jauh, makanya kebanyakan media pasti mengangkat berita hits yang sama."

"Tapi mereka bener-bener ganggu privasi,"

"Itu memang pekerjaannya, nggak ada yang salah dengan itu. Lo harus lihat dari sisi mereka juga, berita yang mereka cari dan mereka tulis adalah modal buat isi perut mereka."

"Jadi lo terima-terima aja privasi lo diganggu?"

"Berikan apa yang mereka inginkan, dan yang mereka perlu ketahui, nggak lebih." Sehun menegaskan. "Lo nggak perlu membeberkan semua kebenaran, cukup kasih yang mereka mau."

"Termasuk dengan cara memanipulasi?"

"Ya, termasuk. Lagipula itu nggak merugikan siapa pun kan?"

"Tapi sumpah profesi lo?!"

"Sekarang gue tanya, dari semua kejadian ini, apakah ada yang dirugikan?"

"Gue."

"Lo sama sekali nggak dirugikan kalau lo mau dengerin kata dokter Eko dari awal." Lisa baru saja membuka mulut untuk membalas kalimat oh Sehun, namun Sehun lebih dulu menyelanya. "Hanya sisi naif lo yang dirugikan dalam hal ini Lisa Prapinya."

Tangan Lisa mengepal, kata-kata Sehun tidak sepenuhnya salah, dari semua hal terkait satu-satunya yang dilukai dalam runtutan insiden ini adalah integritasnya sebagai seorang dokter.

"Nggak ada yang benar-benar hitam atau pun putih di dunia ini, setiap orang punya bercak di dalam kanvas kehidupan mereka."

"Tapi bukan berarti lo bisa berbuat sesuka lo!" Lisa keluar ruangan, meninggalkan Oh Sehun yang menggeleng.

"Bahkan karakter super hero pun tidak ada yang benar-benar putih," gumam Sehun.

Medical Robin Hood | Lisa X SehunWhere stories live. Discover now