Bab 15

5K 442 2
                                    

Setelah tidur yang cukup lama entah berapa jam, tubuhku mulai merasa membaik. Kepalaku masih sedikit pusing, namun suhu tubuhku sudah tidak sepanas sebelumnya.

Perlahan aku bangkit dari tempat tidur hendak mengganti pakaianku yang basah karena keringat. Kupilih sebuah kaos dengan bahan yang nyaman menurutku dan memakainya.

Setelah berganti pakaian aku berniat pergi ke dapur. Perutku sudah minta untuk di isi sedari tadi. Kulirik jam dinding yang berada dikamarku sebelum aku kedapur. Ternyata jam telah menunjukkan pukul delapan malam. 'Aku tidur terlalu lama. '

Ada merasa sedikit menyesal karena harus menghabiskan hari ketiga ku di skors hanya dengan berada di tempat tidur. Tapi disisi lain aku juga tidak menyesal, karena dengan sakitku, aku jadi dapat melihat bahwa ayah ternyata perhatian padaku, mungkin.

Sesampainya di dapur terlihat Bi Jum yang tengah mencuci piring.

"Malam bi. "

"Eh non! Kenapa kesini? Tadi panggil Bi Jum saja untuk ke kamar non. "

"Tidak perlu bi, lagi pula suhu tubuhku sudah menurun. "

"Walau begitu, tetap harus istirahat. "

"Iya iya bi, setelah aku makan hehe. "

"Biar bibi ambilkan makanannya, non tunggu saja ya di ruang makan. " Aku mengangguk sebagai jawaban.

Kulangkahkan kakiku menuju ruang makan. Ruang makan sepi, karena sudah lewat jam makan malam. Aku duduk disalah satu kursi sembari menunggu Bi Jum.

Sejenak terpikirkan olehku untuk pergi liburan guna menghabiskan masa skorsing ku. Beberapa hari ini banyak hal yang terjadi, memaksaku terlalu banyak berpikir hingga membuatku penat.

Aku butuh liburan untuk mendinginkan pikiran serta batinku yang mungkin ikut terpengaruh.

Tak lama kemudian, Bi Jum datang dengan membawa semangkuk bubur.
"Terima kasih Bi. " Ucapku setelah hidangan tersaji didepanku.

"Makan nya pelan-pelan non, masih panas. Setelah itu jangan lupa minum obat. " Setelah menaruh segelas air dan tablet obat, Bi Jum lantas kembali ke dapur melanjutkan pekerjaannya.

Dengan perlahan aku memakan bubur buatan Bi Jum, namun karena sakit aku jadi tidak dapat merasakan dengan jelas rasa bubur buatannya. Walaupun di lidahku terasa hambar, namun harus tetap kuhabiskan.

Setelah bubur telah habis, ku ambil obat yang telah di sediakan Bi Jum dan meminumnya. Setelah perutku terisi, kuputuskan untuk kembali ke kamar dan beristirahat.

***

Pagi ini aku bangun dengan keadaan tubuh yang bisa dibilang cukup baik. Sepertinya bubur Bi Jum semalam sangat ampuh menghilangkan sakit.

Dan kali ini, aku telah memantapkan hatiku untuk pergi ke suatu tempat guna mendinginkan pikiran. Setelah mencari dan mempertimbangkannya, akhirnya kuputuskan untuk kesana.

Saat ini aku sudah siap dengan pakaian sederhana dan sepatu. Tak lupa ponsel serta tas kecil untuk menyimpan dompet dan ponsel.

Setidaknya dengan keluar rumah pikiranku menjadi lebih ringan. Sebelumnya aku sakit mungkin karena terlalu stress, lagi pula aku masih perlu menyesuaikan diri untuk tinggal di dunia ini.

Saat ini semua orang rumah tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hingga aku ragu, apakah aku harus ijin terlebih dahulu untuk keluar rumah atau tidak. Begitupun ayah juga sedang bekerja, dan aku tidak mungkin menelponnya, tidak ingin mengganggu.

Alhasil aku keluar rumah tanpa berpamitan pada siapapun. Lagipula yang akan mencariku nantinya mungkin Bi Jum, aku bisa mengirimkannya pesan nanti.

Aku pergi menuju halte terdekat dan memesan ojek online. Jika bertanya mengapa aku tidak memesannya dari rumah, jawabannya karena aku tidak ingin.

***

Setelah sampai di tempat tujuan, terasa hembusan angin menerpa wajahku, dan terdengar suara deburan ombak membuatku tenang.

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Hal itu terus ku ulangi hingga beberapa kali, rasanya sangat rileks.

Aku memutuskan untuk ke pantai, karena kota ini dekat dengan pantai. Selain itu juga, pantai cocok untuk merilekskan badan dan pikiran. Beruntung karena hari ini bukanlah hari libur, sehingga pantai sangat sepi. Terasa seperti pantai milik sendiri.

Ku lepas sepatuku dan menikmati pasir yang menyentuh langsung telapak kakiku. Berjalan kesana kemari tanpa tujuan di pantai sangat menyenangkan bagiku, terkadang aku melihat kerang ataupun bintang laut.

Kakiku basah terkena deburan ombak, sesekali aku berjalan ke arah laut hingga air mencapai lututku lalu kembali ke daratan.

Aku bersyukur dapat kemari, benar-benar membuatku melupakan masalah walau sejenak. Setidaknya pikiranku sudah lebih baik dari sebelumnya.

Setelah cukup lelah kesana kemari, aku duduk di salah satu bangku yang ada dan menikmati suasana. Menutup mata, dan merasakan suara angin serta ombak yang berpadu menjadi melodi.

Suasana sangat damai, hingga aku terpikirkan sesuatu.

"Apa yang harus kulakukan? Apa yang akan ku lakukan? Huft, aku tidak memiliki tujuan di dunia ini. " Gumamku.

"Mengapa aku tidak berpindah tubuh seperti di film dan mendapatkan misi penting atau kekuatan super. Hahaha.. Aku malah jadi seperti anak-anak. " Aku terkekeh pelan, betapa konyolnya pikiranku.

"Aku rindu mengajar, haruskah aku menjadi guru? Mungkin tidak masalah kembali menjadi guru. Guru sekolah dasar tidak masalah bukan. Baiklah untuk saat ini sudah diputuskan. "

Saat sendiri memang paling menyenangkan bicara pada diri sendiri. Karena seperti apapun atau mau bagaimanapun yang mengetahui dirimu adalah dirimu sendiri.

Kembali ku nikmati hari yang indah ini dengan bersantai di pantai. Setidaknya kali ini aku telah memiliki tujuan, dan aku tinggal mewujudkannya.

.

.

.

Bersambung..

WHATEVERWhere stories live. Discover now