17.|| AGOSVER

100K 9.1K 245
                                    

⚠️WARNING⚠️

Jangan salah lapak / atau menyebut karakter cerita lain di cerita ini. Mohon belajar menghargai hal sekecil apapun itu!🐣

Dan

Jangan lupa vote dan komen!!

Pliss jangan jadi sider, hargai author!!
.
.
.

Pliss jangan jadi sider, hargai author!!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Part 17| AGOSVER

*****

Pagi ini, pukul 06:15 seorang gadis baru saja tiba didepan ssekolahnya, dia Aurora. Setelah kejadian panas tadi malam membuat Aurora tak mampu bertemu Arion lagi. Rasanya begitu malu saat mengingatnya, kedua pipih Aurora bersemu merah.

"Eh neng Aurora, tumben datangnya cepat?" tanya Pak Gani, satpam sekolahnya.

Aurora menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Hehehe lagi mau aja pak" jawabnya.

Pak Gani hanya mengangguk lalu segera membuka pagar. Sedangkan Aurora, gadis itu sudah berlari kedalam menuju kelasnya. Setelah sampai, ia duduk dibangku sambil tersenyum-senyum bak orang gila. Kilasan kejadian tadi malam kembali terputar didalam fikirannya.

"Ion, k-kamu mau apa?" tanya Aurora berusaha tenang walau jantungnya sudah deg-degan.

Arion menindihnya sambil tersenyum "mau jenguk baby!" ucapnya serak membuat kedua pipi Aurora memerah diiringi jantungnya yang memompa cepat, dia paham arti ucapan itu.

Dengan susah payah Aurora menelan salivanya "T-tapi aku takut Ion. Gimana kalau baby kesakitan atau--"

"Syuuttt, nggak akan sayang. Justru baby akan senang kalau dijenguk daddynya!" ucap Arion memotong ucapan Aurora sambil mengelus pipi gadis itu.

Sial, perkataan Arion semakin membuatnya deg-degan. Apakah kali ini akan terasa sakit seperti dulu? Dan juga Aurora takut jika bayinya kenapa-napa. Ia menggigit bibir bawahnya tanpa sadar membuat Arion semakin menatapnya nafsu.

"Kamu siap sayang?" tanya Arion lembut, terdengar menggoda. Sungguh, ia sudah tidak tahan. Pengaruh alkohol ini benar-benar menyiksanya.

Seakan terhipnotis dengan suara lembut suaminya, Aurora mengangguk "Iya, tapi pelan-pelan. Nanti babynya kesakitan!" ucap Aurora khawatir.

Arion mengangguk lalu dengan cepat mencium bibir ranum Aurora dengan lembut. Aurora seakan lupa satu fakta, jika Arion melakukan itu dalam kendali alkohol. Tapi, karna kekuatan merayu sang suami membuat Aurora seakan melupakan fakta itu.

"WOI"

Jessi mengguncang tubuh Aurora yang sedari tadi hanya begong sambil senyum-senyum. Jessi dan Cica yang baru saja datang seketika bergedik ngeri.

ARION [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz