48.|| KEDATANGAN TIBA-TIBA

116K 8.7K 436
                                    

⚠️WARNING⚠️

Jangan salah lapak / atau menyebut karakter cerita lain di cerita ini. Mohon belajar menghargai hal sekecil apapun itu!🐣

Dan

Jangan lupa vote dan komen!!

Pliss jangan jadi siders, hargai author!!
.
.
.

Pliss jangan jadi siders, hargai author!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 48 | KEDATANGAN TIBA-TIBA

*****

Aurora menatap tajam pada balita cantik yang sedang duduk dihadapannya. Sedangkan sang balita hanya menunduk tak berani menatap wajah garang ibunya.

"Celli jangan nunduk, tatap mata mommy!" titah Aurora.

Celli dengan takut-takut mendongak, menatap tepat dimata ibunya.

"Kenapa Celli jambak rambut Amel? Kalau luka gimana?" tanya Aurora. Pasalnya wali kelas balita itu baru saja memberikan laporan jika putri kesayangan keluarga Winata itu menjambak rambut temannya.

"Dia duluan mommy. Amel tumpahin bekal Celli!" jawabnya membela diri.

"Tapi bukan berarti kamu jambak rambut dia sayang. Gimana kalah Amel terluka terus orang tuanya laporin kamu ke Polisi, mau?" ucap Aurora menakut-nakuti putrinya.

"Celli ndak takut. Kata Pepo kalau kita ndak calah, ndak pelu takut!" kata Celli mengingat perkataan Derri.

Aurora menghembuskan nafas berat, wanita cantik itu berdiri lalu memindahkan Celli ke pangkuannya.

"Dengerin mommy sayang. Tidak semua kesalahan seseorang itu harus dibalas dengan kejahatan. Kadang kita harus bisa memaafkan--"

"Celli ndak salah mommy. Amel juga udah hina-hina daddy. Katana daddy-na Celli itu lemah, ndak mau bangun-bangun!!" ucap Celli marah.

Aurora terdiam, lidahnya terasa kelu. Dia bisa merasakan kemarahan putrinya.

"Celli ndak cuka kalau ada yang hina daddyna Celli!" lanjut boca kecil itu. Suaranya terdengar bergetar.

Aurora merasakan kedua matanya memanas. Ia lalu memeluk tubuh putrinya dengan erat.

"Iyya sayang, maafin mommy yah. Kita harus yakin kalau suatu saat nanti daddy akan bangun dan bisa anter Celli sekolah, seperti teman-teman!" ujar Aurora berusaha menahan isakannya.

ARION [END]Where stories live. Discover now