34.|| LUKA

127K 9.2K 297
                                    

⚠️WARNING⚠️

Jangan salah lapak / atau menyebut karakter cerita lain di cerita ini. Mohon belajar menghargai hal sekecil apapun itu!🐣

Dan

Jangan lupa vote dan komen!! Pliss jangan jadi siders, hargai author!!
.
.
.

Jangan lupa vote dan komen!! Pliss jangan jadi siders, hargai author!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 34| LUKA

*****

Dua minggu telah berlalu sejak Aurora dirawat dirumah sakit. Kini dia memutuskan untuk kembali dan tinggal dirumah kedua orang tuanya. Gadis cantik itu tengah menatap langit indah malam ini. Tatapan matanya terlihat kosong, seakan semua masalah hidupnya tak memiliki ujung.

Ceklek

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok Jheno yang berjalan kearahnya. Melakukan hal sama dengan menatap langit malam.

"Kakak mau bicara sesuatu sama kamu Ra!" ucap Jheno beralih menatap Aurora.

"Apa?" tanya Aurora tanpa menoleh.

"Ceraikan Arion dan mulai lah hidup baru bersama anak kamu!" ucap Jheno membuat Aurora menoleh menatapnya.

"Cerai? Tapi bagai mana dengan anak aku. Dia belum lahir kak, dia masih membutuhkan sosok dan figur seorang ayah!" ucap Aurora sendu.

Jheno berbalik dan memposisikan dirinya berhadapan dengan Aurora. Memegang kedua bahu gadis itu.

"Ra hanya ini jalan satu-satunya agar kamu bebas dari laki-laki bajingan itu. Dan tentang anak kamu yang memerlukan sosok ayah itu hal yang mudah. Papa kamu dan aku akan yang memberikan semua itu. Dan Kakak pastikan anak kamu akan bahagia Ra!" ujar Jheno memberi pengertian pada Aurora.

Aurora terdiam, yang dikatakan Jheno tidaklah buruk. Ia juga sudah muak dengan Arion. Selama ini dia bertahan dengan hubungan mereka karna bayinya. Dengan alasan jika bayinya memerlukan sosok seorang ayah.

"Tapi kak--"

"Kakak tidak menerima penolakan Ra. Setelah surat perceraian kalian keluar, kakak akan membawa kamu pergi dan itu sudah keputusan kakak!" ucap Jheno tegas.

Aurora terdiam dan menunduk. Kenapa hidupnya sehancur ini. Seolah takdir sedang mempermainkannya. Ini tidak adil, kenapa harus dia, kenapa?

"Hiksss aku capek kak, aku capek dengan semua masalah ini. Kapan aku bahagia. Kenapa tuhan begitu kejam hikss!" tangis Aurora pecah. Jheno yang melihat itu merasa tak tega, didekapnya tubuh lemah itu dengan erat.

"Sstttt udah jangan nangis, kakak janji setelah kita pergi ninggalin kota ini kamu akan bahagia. Hanya kamu dan anak kamu!" ucap Jheno mengelus rambut Aurora dengan lembut.

ARION [END]Where stories live. Discover now