20.|| SI IBLIS

104K 9K 108
                                    

⚠️WARNING⚠️

Jangan salah lapak / atau menyebut karakter cerita lain di cerita ini. Mohon belajar menghargai hal sekecil apapun itu!🐣

Dan

Jangan lupa vote dan komen!!

Pliss jangan jadi sider, hargai author!!
.
.
.

Pliss jangan jadi sider, hargai author!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 20| SI IBLIS

*****

Brak

Arion membuka pintu apartemennya dengan kuat, menarik tangan Aurora juga tak kalah kuatnya. Gadis itu masih bergetar dan ketakutan. Jika saja tadi Regan tak melihat dan memukul preman sialan itu ntah apa yang akan terjadi pada Aurora.

Setelah berada diruang tamu, Arion melepas cekalannya dan menatap Aurora dengan tatapan biasa.

"Puas lo?" tanya Arion masih santai.

Aurora menatap Arion dengan wajah yang masih terlihat ketakutan. Gadis cantik itu lalu mendekat kearah suaminya berniat ingin memeluk namun Arion justru melangkah mundur.

"Maaf!" lirih Aurora menunduk sambil memainkan jari-jarinya.

Arion masih menatapnya santai lalu menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Makanya kalau dibilangi suami itu nurut jangan ngebangkang, jadi ginikan akibatnya. Untung aja si Regan datang tepat waktu kalau nggak udah digilir lo sama preman-preman itu!" ujar Arion kini bernada sedikit tegas.

Aurora hanya menunduk, takut menatap wajah suaminya. Dia juga mengaku salah karna kekeuh ingin ikut dan berakhir seperti ini.

Arion menghela nafasnya "Sana masuk kamar lo, muak gue liat muka lo itu!" ucap Arion namun tak mendapat pergerakan dari Aurora.

"Tapi maafin dulu!" ucap Aurora memberanikan diri menatap Arion.

"Kalau gue nggak mau?" tanya Arion tersenyum smrik.

Seketika kedua mata Aurora berkaca-kaca, bibir mungilnya melengkung ke bawah "K-kalau kamu nggak maafin aku nanti aku nggak bisa tidur!" ucapnya merengek.

Arion mendengus, dia benci ekspresi itu "Ck, iya-iya gue maafin, sana masuk kamar!" titahnya.

Aurora masih diam ditempatnya "Beneran dimaafin?" tanyanya ragu.

Merasa mulai muak, Arion menatapnya tajam "Lo budeg, gue bilang udah maafin lo. Sekarang masuk kekamar lo!"

"Tapi--"

"S.E.K.A.R.A.N.G!" ucap Arion penuh penekanan. Karna tak ingin membuat suaminya semakin marah, Aurora lantas menurut dan berjalan mearah kamarnya. Namun langkahnya berhenti, ia berbalik dan terdiam sebentar ditempatnya sebelum berlari dan memeluk Arion yang membeku karna pelukannya.

ARION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang