24. Unconditionally

179 6 0
                                    

"Aku mencintaimu bukan karena kamu bisa berjalan, bukan karena kamu punya segalanya, bukan juga karena tubuhmu sempurna..... I love you unconditionally, Ranustra Zander."

- Raline


"KAU PIKIR SIAPA BERANI BERTINGKAH SEENAKNYA HA?!!"

PLAK!

Adyan berkali-kali menampar Melissa dengan sangat keras. Gara-gara wanita pirang itu, Adyan kehilangan kepercayaan dari calon mitra besarnya.

"Aku... aku... minta maaf, tolong... ampuni aku," Melissa merintih. DIa tersungkur dengan pipi yang berjejak jemari besar Adyan.

Bunyi isakan Melissa memenuhi ruangan, membuat Adyan mengeratkan geraham. Kalau saja perempuan itu bukan ponakannya, sudah pasti Adyan akan menghabisinya saat ini juga.

Setelah membuang napas kasar, Adyan berkata dengan suara tajam, "Kali ini aku akan mengampunimu. Tapi jika kau mengulanginya lagi, jangan harap bisa hidup lebih lama. Sekarang pergi!"

Napas Melissa serta merta menjadi lega. Ia menganggukan kepalanya cepat lalu pergi dari ruangan itu dengan langkah terseok-seok.

Usai memastikan punggung Melissa tertelan pintu, Alex berjalan ke hadapan Adyan. Orang berperawakan hitam kurus itu menyampaikan sesuatu dengan suara dalamnya. "Tuan, apa kau ingin aku menyelidiki Julianne dan penjaganya? Mereka hampir membuatmu membocorkan rencana kita."

"Lakukan apa yang harus dilakukan," jawab Adyan. Dari nada bicaranya, pria paruh baya itu sudah kembali menstabilkan emosi. "Atur saja pertemuan kembali dengannya. Berikan apapun yang mereka mau. Bagaimanapun caranya, Aku harus bertemu dengannya lagi." Imbuhnya diangguki Alex.

Adyan menghempaskan tubuhnya ke atas kursi putar. Di pikirannya kembali terngiang tentang suara penjaga Julianne yang begitu mirip dengan seseorang. Mungkinkah itu benar dia?

Tidak... tidak....

Adyan telah memastikan sendiri dua tahun lalu bahwa jasad itu adalah Ranu. Dan seseorang yang telah meninggal tidak mungkin tiba-tiba hidup kembali.

"Tidak mungkin, aku pasti hanya terlalu takut...."

- R&R -

Sepasang manusia tampak memasuki lift bersamaan. Mereka akhirnya bisa bernapas lega setelah berhasil keluar saat penyamarannya hampir terbongkar. Kendati demikian, Ranu masih tidak habis pikir tentang cara yang digunakan Raline untuk mengalihkan perhatian Adyan tadi.

"Ral-"

Hap

Ranu tertegun saat sebuah tangan kecil membungkam mulutnya erat. Dadanya menjadi berdebar saat sepasang manik coklat bersinar menatapnya dari jarak dekat . Ada gairah yang bergejolak di setiap hembusan napasnya ketika melihat bibir padat Raline berkecumik merapalkan kalimat.

"Hati-hati, tempat ini dipenuhi cctv. Mereka bisa mendengarmu," bisik Raline tepat di depan wajah Ranu.

Kedua mata itu saling tertanam untuk beberapa saat. Sadar betapa dekatnya posisi mereka saat ini membuat Raline sontak melepas tangannya dan menjauh. Dua orang dalam lift itu kompak berdehem untuk mencairkan suasana canggung. Mereka berdiri berdampingan sama-sama menatap lurus ke depan.

"Kau tidak seharusnya melakukan itu tadi," Ucap Ranu

Suara berat lelaki terdengar dalam lift yang bergerak turun. Raline sangat tahu maksud yang dibicarakan Ranu. Pria itu pasti sedang menyinggung soal aksi nekatnya di ruangan Adyan.

If Something Happens I Love You: THE UNFORGIVABLE MISTAKEWhere stories live. Discover now