6. Kejutan

201 5 0
                                    

"....Aku ingin memberikanmu hadiah ulang tahun yang akan tersimpan selamanya dalam ingatan. Yang tidak akan pernah pudar ataupun rusak termakan waktu."

- R&R -

[WARNING] Mengandung unsur dewasa: kekerasan, dan/ kata-kata kasar. Pembaca di bawah umur dimohon bijak

"Halo Zander, lama tak berjumpa."

Ketika wanita itu menunjukan wajah dengan melepas kaca matanya, Ranu membulatkan mata. Benar dugaannya. Dia adalah Megan. Megan Ryden. Seorang buronan international yang dipenjara karena memproduksi obat-obat terlarang dalam skala besar dan memperjual belikannya secara bebas di pasar gelap. Ranu tidak mungkin melupakan sosok kriminal itu setelah beberapa tahun yang lalu mereka pernah terjerat kasus sengketa lahan pabrik.

"Ya biasa aja dong liatinnya," kata Megan, membuat Ranu kembali memasang tatapan tajam, "Tak perlu berlebihan, kau memang sangat sudah sewajarnya terkejut saat melihatku."

Ranu mencegat wanita itu yang begitu sembrono hendak memasuki rumahnya, "Siapa yang mengijinkanmu masuk?"

Megan melihat Ranu mencegahnya dengan mencubit lengan bajunya-seperti sedang memungut sampah. Kurang ajar sekali, bocah ingusan ini.

"Ah iya," Megan menyentak tangannya terlepas, "Aku Megan Ryden, dan aku adalah-"

"Tidak ada yang mengundang kriminal sepertimu masuk ke rumahku," Ranu memotong dengan suara sarkas. "Pergi dengan baik-baik atau kupanggilkan polisi untuk menyeretmu?"

Megan mendengus, "Biarkan aku mengenalkan diriku terlebih dulu, agar kau bisa menyesal dan minta maaf."

"Tidak perlu," tandas Ranu. Memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, "Aku cukup tahu namamu ada dalam daftar buronan tetap sebagai bandar narkoba paling berbahaya di dunia. Kau adalah pengedar, pencuri, perampok, dan penipu. Cepat pergi dari rumahku sebelum aku benar-benar telpon polisi,"

Ketika Megan membuka mulut untuk membela dirinya, gelombang suara lain terdengar mendahuluinya.

"Sayang, siapa yang datang?"

Raline mengintip dari celah tubuh Ranu. Ia menjadi penasaran sebab suara orang yang datang ke rumahnya terdengar cukup familiar dalam ingatan. Ketika akhirnya matanya dan mata Megan bertatapan, Raline terperangah dengan mulut membuka. Selang satu hembusan napas kemudian, Raline mengembangkan senyumnya. Ia berniat menghampiri wanita itu tapi....

"Mo-"

Grep!

Ranu lebih dulu menarik pinggangnya. "Jangan mendekat, Raline. Wanita itu sangat berbahaya. Lebih baik kamu masuk ke dalam, aku akan mengusirnya."

"Tap-"

"Dengar sayang, kamu tidak boleh asal menghampiri orang yang tidak kamu kenal seperti itu. Ada jutaan penjahat di luar sana dan wanita itu adalah yang terjahat. Seandainya ada pemimpin iblis berjenis kelamin wanita, dialah orangnya."

Megan nyaris tak berkedip mendengar deskripsi singkat dirinya, "Ya, terima kasih atas pujiannya. Tapi aku kesini bukan untuk menemuimu."

"Kalau begitu, berarti kau sudah salah alamat," timpal Ranu. "Kantor polisi ada di dekat persimpangan jalan. Dari sini hanya 15 menit naik ojek atau kalau mau praktis telpon langsung saja supaya dijemput mobil patroli."

If Something Happens I Love You: THE UNFORGIVABLE MISTAKEWhere stories live. Discover now