5. Delicate

260 3 0
                                    

[Mission two] Menyenangkan hatinya: completed!

- R&R -

[WARNING] Mengandung unsur dewasa, kekerasan, dan/ kata-kata kasar. Pembaca di bawah umur dimohon bijak

Cahaya semu kemerah-merahan dari langit timur menerobos dinding tembus pandang yang tertutup kain. Menerpa sepasang raga yang tenggelam dalam selimut tebal. Perlahan, menyebabkan sepasang kelopak mata Raline jadi terangkat. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas ketika merasakan betapa hangatnya tubuh Ranu yang masih terpejam seraya memeluknya.

Tatkala Raline nyaris akan bangun, ia baru menyadari badannya masih telanjang bulat sehingga sontak kembali menenggelamkan diri dalam selimut. Raline bahkan tidak mengerti kenapa harus merasa malu ketika semalam Ranu telah memandang semuanya secara terang-terangan.

Ini masalah etis! Bukan perkara kegiatan semalam. Walaupun dirumah ini hanya ada Ranu-yang mana juga belum bangun, Raline secara sadar tahu bahwa berjalan menuju ke dapur tanpa mengenakan busana adalah tindakan yang tidak pantas dan sebaiknya tidak dilakukan. Oleh sebab itu, Raline mengambil baju seadanya yang tergeletak di lantai lalu memakainya. Tidak peduli bahkan jika itu adalah kaus yang Ranu pakai semalam.

Akhirnya, dengan kaus putih yang menjelma jadi dress mini baginya, Raline melangkah gontai ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Ranu kemungkinan akan berangkat pagi dan terburu-buru ke kantor sehingga Raline memutuskan untuk membuat roti isi yang praktis sehingga bisa jadi bekal makan siang juga.

Raline sedang fokus mengiris tomat ketika merasakan sepasang tangan besar merangkul pinggang kecilnya diikuti dengan sesuatu yang berat bertengger di salah satu pundaknya. Dan seketika itu juga, ia merasa dirinya sedang ditempeli beruang hutan dari belakang.

"Morning, wife," sapa Ranu sembari menjatuhkan kecupan di leher jenjang Raline.

"Morning, husband." Raline memiringkan kepala, memberikan sedikit lebih banyak ruang agar Ranu lebih nyaman di pundaknya.

Tapi Ranu semakin ngelunjak. Dari pinggang, salah satu tangan Ranu meluncur ke paha Raline yang hanya tertutup separuh. Diusapnya bidang yang halus itu dengan sensual lalu perlahan mulai bergerak ke atas. Berangsur-angsur semakin dalam untuk mencumbu daerah sensitif disana sampai...

"Nghh-" Raline mengerang, merasakan daerah di sekitar pinggulnya menjadi tegang dan kaku. Kemudian, punggungnya melenting kuat nyaris menyerupai busur ketika sesuatu yang berpermukaan kasar menggenggam dan meremas payudaranya.

"Ranu, stop!" cegah Raline, menyadari gerakan Ranu telah melewati batas di waktu sepagi ini. Ketika berbalik, Raline menjadi tertegun melihat Ranu yang hanya mengenakan celana training tanpa atasan. Otot-otot yang tertanam dan menonjol di balik kulit berwarna hangat milik lelaki itu membuat Raline meneguk ludahnya. Padahal semalam juga lihat, kenapa sekarang jadi grogi, batinnya.

Ranu menyeringai tatkala mendapati Raline telah hanyut dalam pesonanya, "Kamu yakin hanya akan melihatnya saja?"

Raline terhenyak, "K-kenapa tidak pakai baju?"

Sepasang mata gelap Ranu menggelinding dari atas hingga ke bawah memandang Raline, "Karena bajuku lagi dipakai kamu."

"Kan bisa pakai baju yang lain...?" geram Raline.

If Something Happens I Love You: THE UNFORGIVABLE MISTAKEWhere stories live. Discover now