27. Gym

148 3 0
                                    

"What?"

Megan mengernyit dengan raut penuh kebingungan. Ia baru usai berdiskusi dengan Reymond dan Daniel di tepi danau. Begitu kembali masuk, tanpa babibu Lemon langsung menyeret tangannya ke dalam kamar dan sesuatu tak terduga langsung mengejutkannya.

"Orang ini ingin membeli klub penggemar Julianne dengan harga fantastis, Megan! Bahkan jumlahnya berkali-kali lebih banyak dari keuntungan yang kita dapat dari klub itu," Lemon menyugar rambutnya frustasi.

Beberapa saat lalu, saat ia sedang menemani Raline bersepeda, seseorang menelponnya. Suara orang itu terdengar tidak asing tapi Lemon juga tidak ingat siapa dia. Orang itu mendesak Lemon untuk menjual klub Julianne padanya. Lemon yang masih terkejut pun tak bisa berkata-kata. Selang tak lama, orang itu menyuruhnya untuk mengecek email dan saat itu juga matanya dibuat hampir loncat dari kerangka ketika melihat notifikasi bukti transfer ke rekeningnya dengan nominal di luar nalar.

"Kau bilang dia mengirimu email, apa nama emailnya?" tanya Megan.

Lemon merogoh saku celananya lalu menyalakan ponsel. Ia menyentuh permukaannya beberapa kali sebelum kemudian matanya menyipit dengan dahi berkerut dalam.

"Dia tidak menggunakan nama aslinya, ini nama samaran sama dengan nama yang dia pakai saat mengirimkan permintaan bergabung ke klub tadi pagi."

Satu alis Megan terangkat, "Memang apa nama samarannya?"

"...Mr. Hot Robot."

Pfftttt

Megan tergelak. Wajahnya merah. Bahunya naik turun tiada kuasa menahan tawa. "Mr Hot Robot? Yang benar saja–pffttt ha ha ha"

Sementara Megan terpingkal-pingkal sambil memegang perut, Lemon justru sibuk membuka laptop yang berada tak jauh dari sana. Jemarinya begitu licah bergerak di tuts keyboard bergantian. Rautnya memancar keseriusan. Berpengalaman sebagai mantan anggota intel membuatnya tak bisa mengabaikan email misterius begitu saja. Apalagi ia baru saja menerima uang dengan jumlah fantastis dari orang itu.

Satu deret nama yang tiba-tiba muncul di mesin pencarian membuat lemon membelalak. Kedua tangannya kompak menutup mulutnya yang menganga lebar. Ia menepuk-nepuk bahu Megan yang masih belum berhenti terbahak.

"... Lucu sekali. Apa dia pikir sedang hidup di dunia anime? Ha ha... Mr Hot—"

"Dia Zander!"

Tawa Megan tersendat seketika. Ia tercengang, "Yang benar?!"

Lemon menunjukan hasil data baru saja ia retas dalam hitungan detik, membuat wajah merah Megan hilang. Megan melongo.

"Dia ingin semua anggota klub dikeluarkan dan menyisakan hanya dirinya saja. Kurasa dia marah dan cemburu karena ada beberapa komentar member lain yang tidak senonoh di foto Raline," terang Lemon.

Megan mengerjap beberapa kali, "....katamu dia sudah transfer kan? Kalau begitu berarti klub itu miliknya, jadi turuti apa yang dia mau."

Lemon mengangguk. Ia lantas segera menuruti perintah majikannya itu. Hanya dengan beberapa kali tekan saja, grup obrolan yang semula dipenuhi oleh ratusan ribu nama, kini hanya tinggal tersisa satu; Mr. Hot Robot.

"Raline? Mau kemana kau?"

Megan dan Lemon telah keluar dari kamar. Bersama-sama, mereka memandang seorang wanita yang telah siap dengan setelan sport bra dan celana legging elastis bewarna senada.

"Gym," jawab Raline ketus melirik Megan sekilas. Ia sibuk memakai jaket trainingnya yang bewarna biru muda. Setelah berapih-rapih di depan cermin, tangannya terulur menyambar kontak mobil dan segera berlalu pergi tanpa sedikitpun menatap pada Megan lagi.

If Something Happens I Love You: THE UNFORGIVABLE MISTAKEOnde as histórias ganham vida. Descobre agora