37. Bola api

163 4 0
                                    

"..... Kalau terlalu dekat kita akan terbakar, tapi kalau terlalu jauh kita tidak akan merasakan hangatnya."

- R&R -

Puk... Puk... Puk...

Raline masih terpejam ketika tangannya menepuki ruang kosong di ranjang sebelahnya. Berselang hembusan napas panjang kemudian, matanya terbuka. Wajah layu dipilihnya untuk ditunjukan pagi ini.

Ranu benar-benar pergi.

Setelah mengucek mata dan menggeliat kecil, Raline menarik diri. Posisinya sudah duduk ketika suara panggilan telpon terdengar. Kepalanya celingukan. Ketika menemukan benda pipih yang bergetar di atas nakas, tangannya terulur menyambarnya.

Separuh mata Raline masih terpejam ketika menempelkan benda pipih itu ke telinganya. Tanpa ingin tahu lebih dulu siapa yang menelpon, Raline menyapa dengan suara serak yang lesu, "Halo?"

"Morning, Wife."

Saat suara berat yang Raline hafal diluar kepala itu terdengar, segenap kesadaran Raline langsung mengumpul. Bibirnya melengkung ke atas, mengusir layu yang melanda.

"Morning," balas Raline dengan senyum kecil, "Kenapa tidak membangunkanku dulu sebelum pergi?"

"Aku tidak tega membangunkanmu . Lagipula kamu baru saja keluar dari rumah sakit, kamu masih butuh banyak tidur dan istirahat."

"Iya, tapi-"

"Sudah dulu ya, Sayang. Dad memanggilku. Kita lanjutkan nanti. I love you,"

Ketika Raline hendak menjawab, panggilan itu lebih dulu diputus sepihak, membuatnya mendesah panjang. Raline menatap layar hitam ponselnya nanar, lalu menggumam, "I love you too, bajingan."

Raline melemparkan ponselnya ke kasur. Ia menyentak badan dan berdiri. Kaki jenjangnya berjalan keluar kamar, mencari sesuatu untuk menghilangkan rasa laparnya.

Raline baru sampai di tangga ketika melihat Megan dan Daniel bersiap-siap seperti hendak pergi ke suatu tempat. Muka terburu-buru mereka membuat Raline mengernyit.

"Kalian mau kemana?"

Pasangan paruh baya itu kompak menoleh ke arah tangga. Terlihat sosok Raline dengan langkah cepat menuruni tangga dan menghampiri mereka.

"Kita akan ke rumah Reymond," jawab Megan.

"Apa sesuatu terjadi?" tanya Raline. Tidak biasanya Megan dan Daniel datang bersamaan ke rumah Reymond kalau bukan karena hal mendesak.

Megan mengangguk, "Adyan mulai bergerak. Kita harus melanjutkan rencana kita segera."

Raline tak dapat menyembunyikan raut terkejutnya, "Kalau begitu tunggu, aku harus ikut!"

"Tapi-"

Megan menggenggam tangan Daniel ketika pria itu hendak menahan Raline yang kembali melesat ke kamarnya untuk bersiap-siap.

"Aku tahu kau khawatir dengannya, tapi dia sudah terlibat dari awal. Menghalanginya sekarang akan membuatnya kecewa, Daniel." Megan berkata lembut, dijawab anggukan pelan Daniel.

- R&R -

Seperti sebelumnya, kedatangan Daniel bersama dua orang wanita di belakangnya disambut baik oleh Milan-assisten Reymond. Mereka berjalan melewati lorong yang dihiasi kayu hitam lalu sampai di suatu ruangan yang letaknya tersembunyi dan berdinding kedap suara.

If Something Happens I Love You: THE UNFORGIVABLE MISTAKEWhere stories live. Discover now