2 => MINE

207 22 99
                                    

Allo, assalamualaikum!

Kali ini gada note, ya.

>HAPPY READING<

=> MINE

-+

Suasana menjadi ramai saat El dan ketiga sahabatnya berjalan masuk menuju kantin. Yang lebih parah lagi, El yang biasanya duduk di bangku paling pojok, kini menghampiri salah satu meja yang terdapat empat gadis yang sedang asik makan tanpa memperdulikan keadaan sekitar.

"Tumben kantin ramai banget, ngga kek biasanya?" celetuk seorang gadis yang diketahui bernama Reyya. Tanpa menyadari kedatangan El serta antek-anteknya.

Sedangkan yang ditanyai hanya mengangkat bahu tanda tak tau dan tak mau tau. Hal itu membuat Reyya mendengus sebal.

"Biasalah, ada pangeran berkuda mau lewat!" seru Aluna menatap El serta sahabatnya dengan mata berbinar.

"Mana ada pangeran berkuda, itu mah rombongan calon imam gue!"

"Calon imam bukan, Pak Imam iya."

"Iya deh, si paling calon imam." sahut Aza terkekeh melihat tingkah para sahabatnya.

Reyya, Aluna serta Ghea. Tiga cewek ini, mungkin orang yang berbeda menurut Aza. Di mata orang lain, mereka adalah sosok yang sok seleb. Padahal memang benar, mereka termasuk dalam deretan selebnya SMA Trisakti. Namun, di mata Aza, ketiganya sosok tengil dan tentunya friendly.

"Aza?" suara berat nan tegas itu masuk ke indra pendengarannya.

"Ya?" sahutnya tanpa menoleh dan menatap ketiga temannya bingung.

Ghea yang duduk disebelah kiri Aza, menyikut lengan temannya itu. Matanya mengisyaratkan agar menengok ke belakang untuk melihat siapa yang datang dan mencarinya. Seketika, kening Aza berkerut melihat siapa yang datang.

"Lo ada masalah apa sama El, Za?" bisik Ghea takut-takut. Aza hanya menggelengkan kepalanya pelan. Ia juga heran, perasaan Ia tak membuat masalah dengan El dan juga teman-temannya. Lagipula, Ia juga tak mengenal mereka. Tidak mengenal bukan berarti tidak tahu, hanya saja Ia tahu nama tapi tidak pernah berhadapan langsung dengan mereka.

Aza berdiri diikuti ketiga temannya. Berbalik badan menghadap ke arah El yang menatapnya datar. "Ada apa? Dan sebelumnya maaf, aku rasa kita ngga pernah punya masalah. So?"

El terhenyak, kala suara lembut itu mengalun dengan indahnya, "Lo yang namanya Aza?" Aza mengangguk menanggapi.

Semua mata tertuju pada Aza, setelah gadis itu membuka suara.  Aza menatap bingung ke depan. Terkecuali El. Cowok itu dengan santainya berjalan semakin dekat ke arah Aza, dengan kedua tangan yang dimasukkan dalam saku celana. Jaraknya yang semakin dekat membuat Aza mundur hingga menubruk bangku kantin yang Ia duduki tadi, karena takut. Ketiga sahabat Aza yang berdiri dibelakang gadis itu, ikut menatap inti Fuerza takut-takut.

Sejauh ini, tidak ada yang berani mencari masalah dengan El apalagi inti Fuerza. "Sekali lagi aku tanya, apa aku pernah buat salah sama kamu?" dengan berani, Ia menatap balik El yang tengah menatapnya-- dalam?

Hal ini, membuat Aza berpikir keras. Ia benar-benar merasa bahwa tidak memiliki masalah apapun dengan mereka. Bertatapan mata langsung saja tidak pernah, bagaimana bisa Ia punya masalah dengan segerombolan geng itu? El memajukan wajahnya sedikit mendekat ke arah Aza.

"Mulai sekarang, Lo jadi pacar gue!" tukas El, lalu menjauhkan wajahnya kembali seperti semula.

"Al, si Aza mimpi apa semalam, di tembak cucu pemilik sekolah? Ketua geng pula." bisik Reyya histeris.

ElanoWhere stories live. Discover now