11 => MOOD BOOSTER

55 11 10
                                    

Allo, assalamualaikum!

Masih nungguin Elano update, kan?

>HAPPY READING<

11 =>  MOOD BOOSTER



^Banyak yang bisa bertahan tanpa adanya kepastian, itulah alasan mengapa Tuhan menciptakan harapan^

-Aditya Baihaqi-



-+

Terhitung 2 minggu sudah, semenjak El dan Aza menjalin hubungan. Selama itu pula, Aza memantapkan pilihan hati untuk menetap pada El. Menjadikan El sebagai pelipur lara. 4 tahun yang Ia gunakan untuk menunggu seseorang yang tak jelas kabarnya pun, telah tergantikan dengan kehadiran El.

Perlakuan manis yang selalu El tunjukkan, membuat keyakinan di dalam hatinya kian membuncah. Seperti saat ini, Aza tak malu lagi untuk menunjukkan kecemburuannya saat melihat interaksi antara El dengan orang yang di duga tetangga cowok itu.

"Kamu bisa ngga sih, ngga usah bahas tetangga yang kata kamu baik itu, saat masih sama aku?"

"Disini aku merasa ngga dihargai tau ngga!?" tandasnya seraya menatap El tajam.

El tersenyum tipis, "jadi ceritanya, pacar aku yang cantik ini lagi cemburu?"

"Aku kira kamu ngga bisa cemburu-"

"Aku juga manusia kalau kamu lupa. Aku masih punya hati dan perasaan!" sarkasnya membuat El diam.

"Kamu PMS ya, Ay? Dari tadi sensi banget!"

Aza memutar bola matanya malas. "Tau ah, mau pulang!" serunya seraya beranjak dari bangku taman yang masih dalam area kompleks cewek itu.

El yang melihat itu sontak berdiri dan mengejar Aza. Berkali-kali Ia berbicara, tapi tetap saja Aza tak menjawab. Sekarang Ia tau, menghadapi perempuan yang sedang PMS bukanlah hal yang mudah.

Aza berhenti setelah sampai di depan rumahnya. "Ngapain kamu disini?"

Ya Allah, lapangkanlah hati hamba. El hanya bisa menggumam dalam hati.

"Mau ambil motor. Sekalian mau awasin kamu, siapa tau kamu lupa jalan pulang!" El menepuk jidatnya saat sadar apa yang telah diucapkan. Ia melihat aura Aza yang tidak bersahabat, membuat Ia menampilkan deretan giginya yang rapi.

"Kamu kira aku pikun?" berang Aza galak.

"Ay? Kamu marah, ya?"

"Pikir aja sendiri!"

"Ay, maaf ya? Maafin." El menampilkan wajah ter-cute yang Ia miliki. Hanya untuk membujuk gadis di depannya ini.

Hal itu sontak membuat Aza mengulum senyum. Jika sudah seperti ini, Ia tak bisa lagi untuk tidak tersenyum. Menurutnya, El yang seperti ini sangatlah menggemaskan. Jarang-jarang Ia melihat El memohon seperti ini, kan?

"Mending kamu pulang deh! Aku lagi males ngomong sama kamu!?" usirnya dengan wajah yang kembali dibuat cemberut. 

Bahu El merosot seketika. Baru saja Ia melihat Aza tersenyum, sekarang Ia malah di usir. "Iya, aku pulang!" jawabnya seraya berjalan lunglai ke arah motor yang terparkir cantik di garasi rumah Aza.

Sebelum benar-benar meninggalkan pekarangan Aza, cowok itu berhenti sejenak. "Aku nanti mau beli kebab sosis keju. Kamu mau ngga?" mata Aza berbinar kemudian mengangguk, membuat El yang melihat hal itu spontan tersenyum lebar.

--

"HUAA, KALEAN TAU GA SIH-"

"Ya kaga, lah!" potong Aluna cepat, membuat Reyya mengerucutkan bibir sebal.

"YA IYALAH, KAN BELUM GUE KASIH TAU. GIMANA SIH DODOL!" sentak Reyya diseberang sana. Saat ini, ke-empat cewek bersahabat itu sedang melakukan video call.

"Bisa ngga sih, kalau ngomong ngga usah pake power? Kita ngga budek, Rey!" jengah Ghea yang berisik dengan teriakan menggelegar Reyya.

Sedangkan sang empunya nama hanya menampilkan cengiran watadosnya. "Sorry bestii!"

"Memangnya kamu kenapa, Rey? Keknya seneng banget." sahut Aza seraya memakan keripik jagungnya.

"Kalian tau ga? Nanti malam Adit ngajak gue jalan. Aaaaa senangnya hati ini!?" pekiknya tertahan.

Sedangkan Aluna dan Ghea memutar bola matanya malas. "Perasaan kemarin, Lo ribut terus sama Adit. Napa sekarang jadi PDKT-an gini!"

"Aelah Ghe, namanya juga perasaan. Gada yang tau kapan datang dan perginya!" jawab Reyya tak memudarkan senyumnya.

"Sa ae Lo, Rey! Tumben banget otak Lo pinter." sahut Aluna terkekeh.

"Pinter masalah cinta buat apa? Hati-hati loh, siapa tau Adit cuma main-main sama Lo!" sargah Ghea.

"Udahlah, Ghe. Namanya juga lagi kasmaran!" seru Aza seraya tertawa renyah.

"Dek, ayo sarapan!" teriak Fairuz dari luar kamar Aza, m membuat gadis itu segera berpamitan pada teman-temannya.

"Aku tutup dulu, ya, nanti kita lanjut. Kak Fai udah panggil aku buat sarapan." setelah mendapat jawaban dari mereka, Aza seger menutup sambungannya.

Saat menuruni tangga, Ia melihat keluarganya sudah berada di meja makan. Bunda Anggi tersenyum melihat putrinya yang tampak segar sehabis mandi.

Aza duduk di sebelah kak Fai, "kamu tadi habis joging sama El?" Aza mengangguk.

"Kok ngga kamu ajak masuk, Za?" tanya Mahen menatap putrinya.

"Ngga, Yah. Katanya mau langsung pulang!" bohongnya.

Maafkan Aza, Ya Allah.

Kemudian, mereka melanjutkan sarapan yang sempat tertunda. Setelah selesai, Aza berjalan ke arah ruang keluarga, yang sudah terdapat Fairuz disana.

"Kemarin malam kamu kemana, Dek?" tanyanya sesaat setelah Aza mendaratkan bokongnya di sofa.

"Ada kepentingan, Kak."

"Besok kalau mau keluar seperti tadi malam, kabari Ayah dulu!" sahut Mahen yang tau arah pembicaraan sang putri. Aza hanya mengangguk menanggapi.

-+



























<<TO BE CONTINUE>>

maaf aku telat lagi update-nya. dan part kali ini, pendek, karena aku ngetik cuma sekitar 800 kata.

Lanjut or next?

See u.

ElanoWhere stories live. Discover now