6 => ELEVAR

85 13 19
                                    

Hallo, assalamualaikum!

Selamat datang di bulan November. Apa yang kalian harapkan di bulan November ini? spill kata-katanya di kolom komentar yaa!

>HAPPY READING<

=> ELEVAR

^Yang dianggap sempurna belum tentu sesempurna itu, begitupun sebaliknya. Berhenti berbicara kesempurnaan karena ini tentang saling melengkapi.^

-Elano Alister Danendra-

-+

"E-elevar..." ucapnya sebelum Raka tak sadarkan diri. Ya, orang itu adalah Raka. Meskipun bukan termasuk anggota inti, tapi Ia adalah salah satu orang kepercayaan Fuerza.

"Raf, bawa Raka ke dalam! Sementara ini, Lo kompres dan obati dulu lukanya. Nanti kalau Raka udah sadar, baru kita bawa ke rumah sakit!" tukas Vino yang mendapat anggukan mantap dari Raffi.

Vino menepuk pelan bahu El, berusaha menyalurkan ketenangan disana. "Setelah ini, apa yang mau Lo lakuin?"

"Balas dendam."

Vino hanya menghembuskan napasnya pasrah. Jika sudah seperti ini, tak akan ada yang berani menghalangi tekad seorang Elano. Prinsipnya, darah di bayar darah, dan satu nyawa di bayar seribu nyawa.

"Besok setelah pulang sekolah, kita kumpul di markas buat atur strategi!" ujar Vino seraya menatap El yang beranjak untuk melihat kondisi Raka.

Elevar. Nama yang tidak asing bagi seluruh anggota Fuerza. Sebuah perkumpulan geng motor yang di kenal dengan kenakalan serta kerusuhan yang sering di buatnya, membuat sebagian orang merasa geram dengan mereka.

Elevar sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti bangkit atau menaikkan. Seperti arti dari kata Elevar, perkumpulan ini di bangkitkan kembali dari pemberhentiannya sejak 10 tahun silam, karena kejadian yang tidak terduga menghampiri ketua mereka. Sebelum di ganti menjadi Elevar, perkumpulan ini adalah Regla, musuh bebuyutan Fuerza beberapa tahun silam, sebelum pemimpinnya harus masuk ke penjara akibat perbuatan yang dilakukannya. Menembak Cakra- keturunan pendiri Fuerza serta ketua Fuerza angkatan ke 3 -yang menjadi korban salah sasaran.

"Gimana keadaannya?" tanya El datar.

"Lukanya lumayan parah El. Apa ngga sekarang aja kita bawa Raka ke rumah sakit?" usul salah seorang anggota lainnya. Sedangkan El hanya mengangguk tanda menyetujui.

Kini, El menaiki motornya dengan kecepatan standar tepat di belakang mobil yang membawa Raka untuk ke rumah sakit. Di pinggir jalan depan supermarket, Ia melihat sosok gadis yang sangat Ia kenali. Tanpa pikir panjang, Ia membelokkan motornya menghampiri gadis itu.

"El?" sapa gadis itu dengan raut kebingungannya.

El melepas helm full face-nya, menatap gadis di depannya datar. Saat melihat wajah damainya, Ia kembali mengingat ucapan Vino tadi.

"Gue rasa mereka bakal kecewa banget sama Lo!"

El yang masih enggan membuka suara, membuat Aza ikut hanyut dalam keheningan. Menatap bingung cowo di depannya ini.  Tak tau saja, bahwa El sedang memikirkan apa yang telah di ucapkan Vino.

"Apa gue keterlaluan sama Aza? Tapi kan ini cuma dare! Apa gue jujur aja sama ini cewe, kalau gue pacarin dia cuma karena dare?" gumam El dalan hati. Dengan cepat Ia menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan pikiran yang berkecamuk dalam dirinya. "Kalau gue jujur, ya gue gengsi, lah. Belum lagi nanti diketawain sama Adit karena kalah dare!" gerutunya pelan.

"El? Hallo. Kamu ngomong sesuatu?" tanya Aza yang melihat mulut El sedang berkomat-kamit.

"Eh, engga kok. Kamu kesini sendirian?" El berusaha mengalihkan pembicaraan. Aza hanya mengangguk.

"Mau aku anterin pulang?"

"Kamu, ngga sibuk?" tanya Aza sedikit menggantung.

El tersenyum. Senyum yang sama sekali tak pernah terpikirkan dalam otak seorang Elano, tersenyum dengan tulus(?) Kemudian menggeleng.

--

El menepikan motornya tepat di depan rumah Aza yang bernuansa modern. Mengambil helm yang di sodorkan Aza padanya.

"Makasih ya, El!" ucap gadis itu tulus.

"Sama-sama.” jawabnya kembali datar.

Melihat Aza yang tidak segera masuk ke dalam rumah, membuat El menautkan kedua alisnya bingung. Matanya memicing melihat mulut Aza yang berkomat-kamit. "Kamu ngga masuk? Ini udah malam."

"Eh anu, itu-" El semakin dibuat bingung saat Aza menggantung ucapannya.

"Boleh aku tanya sesuatu?" cicitnya pelan. Sedangkan El hanya mengangguk menanggapi.

Aza mendongak, memberanikan diri untuk menatap mata tajam El, "Sebenarnya, aku masih ragu sama keseriusan yang kamu bilang ke Ayah sama kak Fai tadi pagi. Tapi setelah dipikir-pikir, aku akan mencoba membuka hati buat kamu!" ucapnya dengan pelan.

Deg.

Tubuh El mendadak kaku mendengar ucapan gadis di depannya ini. Ia kembali memikirkan ucapan Vino tempo hari.

"Syukur-syukur kalau itu cewek ngga ngelibatin perasaan. Kalau malah sebaliknya? Siapa juga yang harus disalahkan?"

"Jangan, please! Jangan pernah Lo buka hati buat gue!" kata-kata yang seharusnya Ia lontarkan pada Aza, mendadak sangat sulit untuk Ia keluarkan. Bahkan untuk meneguk ludahnya sendiri pun terasa sangat sulit. Kenapa jadi rumit seperti ini?

"Kenapa, kamu mau buka hati buat aku?" pertanyaan yang sangat bodoh keluar dari mulut El.

"Ngga tau." tukas Aza singkat.

"Perlahan, rasa nyaman itu mulai mengusik pikiranku. Awalnya memang ngga yakin untuk membuka hati, sih. Tapi entah kenapa, hatiku mendorong agar aku mau membuka hati!" jelasnya membuat El menatap Aza sendu. Terselip rasa bersalah di lubuk hatinya yang paling dalam. Gadis yang tidak tau apa-apa ini harus menanggung akibat dari dare konyol yang diberikan oleh Adit. Ya, Ia baru menyadari bahwa dare yang diberikan Adit sangatlah tidak bermutu dan malah menambah banyak masalah.

"Dan aku berharap, kamu ngga akan pernah kecewain aku. Karena aku pernah merasakan apa itu kecewa. Sakit banget!" cecarnya menatap ke depan dengan pandangan kosong.

Aza kemudian tersenyum, "kamu bisa buktikan ucapan yang kamu lontarkan ke Ayah dan kak Fai tadi pagi, kan?"

Mulut El terasa kelu, tiba-tiba dadanya terasa sesak. Entah karena apa, Ia juga tidak tau penyebabnya.

"Kalau kamu memang tidak bisa membuktikan, tolong berhenti dari sekarang! Jangan biarkan aku menyelam lebih dalam lagi!"

-+

<<TO BE CONTINUE>>

Singkat, namun memiliki banyak arti.

Lanjut or skip?

Sampai jumpa esok:)
See u.

ElanoDär berättelser lever. Upptäck nu