Bab 3: Father and Nada's wedding preparations

1.1K 70 0
                                    

23 Desember 2022

23 Desember 2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pagi tiba dan cewe berwajah tanpa ekspresi itu sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.ia turun dari tangga,dan ia lihat ada 9 manusia di bawah sedang sarapan,1 perempuan dan 8 laki-laki.

"Kamala udah siap pergi kesekolah? sini sarapan dulu sayang." ajak Batara.

Kamala melangkahkan kakinya lebih cepat. Ia duduk menarik kursi disebelah Nada.

"Mau Tante ambilin apa?" tanya Nada. Kamala menyatukan alisnya. Wanita disebelahnya ini belum menjadi siapa-siapanya bahkan belum menjadi bagian hidup ayahnya sudah berani tinggal dirumahnya bersama 7 putranya. Apakah ia tidak berpikir dahulu?

"Gak usah." tolaknya mentah-mentah.

Nada yang ditolak melemparkan senyuman tanda ia baik-baik saja, lalu ia kembali memakan sarapannya.

Kamala mengambil makanannya sendiri, merepotkan orang lain adalah hal tidak ia sukai jadi lebih baik ia menggunakan tangannya sendiri, toh tangannya tidak lumpuh dan masih ada sepasang.

"Kamala," panggil Batara. "ayah mau bilang kalau acara pernikahan kami akan dilaksanakan besok." lanjut Batara.

Ayahnya lupa atau bagaimana? dirinya saja belum ada mengucapkan sepatah kata pun tentang masalah hubungan mereka, kenapa mereka sudah mau menikah besok?

"Serah," ujarnya acuh. Dilarang pun ayahnya akan tetap memaksakan akan menikah dengan wanita yang tidak dikenalnya.

Mereka melanjutkan makan tanpa ada dialog diantara meja makan. Beberapa menit berlalu sarapan pagi telah selesai, Kamala berpamitan kepada Batara.

"Kakak anter ya?" tawar putra pertama wanita tak dikenalnya, yaitu Arzan.

Cewe itu mengabaikannya.

"Arzan aja yang anter kamu ya," ucap Batara, namun anaknya menggeleng.

Ia mengambil selembar kertas dan pena dari kantong sweaternya. Menuliskan sebuah penolakan dari tawaran itu. Ia menunjukkan tulisan di kertas itu kepada Batara, sang ayah, "ada supir, gausah repot-repot." Tulisnya di kertas itu, memang Kamala setiap pergi sekolah atau kemana-mana yang mengantar adalah supir pribadinya yang telah di siapkan oleh ayahnya.

Lalu kertas itu diarahkan ke pria muda yang barusan menawarkan tawaran untuk mengantarkan dirinya. Arzan, si pria yang menawarkan diri tadi menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ada rasa canggung bagaimana... gitu kepada calon adiknya. Mau tak mau ia harus mengalah lagi. Arzan sempat berpikir, mengapa calon adiknya jika diberi tawaran olehnya yang berupa mengantar ia sama sekali tidak mau. Apa ia terlalu tua jika duduk disamping calon adiknya itu? atau calon adiknya itu yang memang pada dasarnya tukang tolak-menolak tawaran dari seseorang? jika ia seperti itu, dirinya harus berusaha untuk semakin dekat dengan Kamala agar saat calon adiknya di tawar cewe itu tidak akan menolak lagi. Yah harus seperti itu sebagai calon kakak yang baik. Oke, hari ini ia mengalah, besok atau hari seterusnya ia tidak boleh mengalah.

7 SAUDARA TIRI Where stories live. Discover now