Bab 22: third meeting "Laut & Kamala"

708 58 3
                                    

Assalamu'alaikum

Kamala sedari tadi hanya menundukkan wajahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamala sedari tadi hanya menundukkan wajahnya. Alkantara dan Bayu saling mengobati wajah cewek itu dengan mengambil sisi masing-masing.

"Kamu beneran adiknya Alkantara?" Bayu iseng bertanya.

"Kenapa? Lo nggak percaya? Atau Lo iri?" Tanya Alkantara.

Yang ditanya siapa, yang menjawab siapa. Aneh!

"Enggak- gue percaya bahkan nggak iri. Kalian cocok juga jadi saudara," jawab Bayu.

Bayu kembali diam.

"Lo pakek seragam olahraga gue dulu. Seragam olahraga Lo udah kotor kena darah," ujar Alkantara kepada Kamala, Kamala hanya berdehem saja.

Selesai mengobati, Alkantara mengambil kunciran rambut dan pita. Ia ikat pelan-pelan rambut panjang Kamala dengan kunciran berwarna ungu tua itu, setelahnya, ia memakaikan pita berwarna emas dengan mutiara putih di tengah-tengahnya ke rambut Kamala.

Kamala melepaskan pita itu. Sengaja agar wajahnya tidak terlalu terlihat babak belur. Alkantara mengambil pita itu dari tangan adiknya lalu ia pasangkan lagi ke rambut sisi kiri Kamala.

"Iss," geram Kamala kesal.

"Jangan ngebantah. Rambut lo di kuncir dan di pitain itu supaya nggak kena muka Lo yang abis di obati ini!" Cetus Alkantara.

"Hem." Sahut Kamala.

Bayu tersenyum melihat tingkah mereka. Walaupun saudara tiri dan sepertinya belum akrab, namun hubungan mereka lucu sekali di mata Bayu.

Alkantara melirik Bayu," kenapa Lo? Senyam-senyum sendiri liat kita berdua,"

"Lucu aja,"

"Siapa? Gue? Atau Kamala? Gue emang lucu dan ganteng, kalau si Kamala mana ada lucu-lucunya. Orang yang mukanya jutek dan datar itu nggak lucu dan jelek!" Ucap Alkantara.

Bayu terkekeh geli mendengar penuturan Alkantara.

"Mala." Panggil Alkantara."Lo sebenarnya diapain sama mereka? Tadi gue liat lo jalan di koridor dengan seragam yang basah, terus gue denger juga, Lo di jahili pembully? Siapa dia?"

"Dia masih belum tau kalau Gavesha pembullynya." Batin Kamala.

Alkantara menepuk pelan pundak Kamala.

"Gue maksa Lo buat jawab pertanyaan itu semua-"

"Gavesha, dia yang jahili gue." Sosor Kamala tanpa basa-basi.

Alkantara kaget se-kagetnya. Bayu melihat ekspresi wajah temannya itu langsung menggaruk tengkuknya yang gatal tiba-tiba. Wajar saja sih, Alkantara kaget soalnya dia kan murid baru jadi belum tahu asal usul sekolah ini.

7 SAUDARA TIRI Where stories live. Discover now