Bab 30: Make an effort to care

489 43 2
                                    

Jangan lupa vote.

Jangan lupa vote

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di sekolah
09:12 wib.

Kamala seorang diri duduk di atas atap sekolah. Melirik ke bawah, yaitu lapangan bola. Disana ada banyak siswa-siswi berkumpul untuk menyaksikan tanding sepak bola antar kelas. Dan mengapa ia tidak ikut menyaksikan pertandingan itu? Karena ia tidak suka melihat sepak bola kaki, walaupun ia bisa bermainnya tetapi ia tidak suka dengan melihat permainan bola kaki.

Terlihat dari atas atap sekolah ada siswa yang paling hebat tendangannya. Jika tidak salah adalah Alkantara, abangnya. Dimata Kamala, semua Putra ibu tirinya bertalenta dan multitasking. Tak sekali dua kali Kamala melihat Akhasa memamerkan poto-poto mereka waktu kecil yang selalu menjuarai perlombaan apapun itu. Ia iri? Tentu tidak, bahkan dirinya dan Putra ibu tirinya sama-sama orang yang berbakat jadi untuk apa iri-irian? Bukannya bagus malah nambah dosa, iya kan?

Beberapa detik kemudian terlintas di benaknya soal tadi malam. Perkara perasaan dan cinta. Kepalanya jadi pusing, tak biasanya ia akan ambil pusing hal tidak penting itu tetapi entah mengapa kali ini ia benar-benar merasakan perubahan dalam dirinya untuk Laut.

Kamala mengeluarkan selembar kertas dari saku jaket yang ia kenakan. Membaca tulisan di kertas itu yang belum sempat ia baca tadi malam.

Apa Kamu tau obat terbaik untuk luka-luka kamu, manis?
Waktu, itu obatnya. Kamu harus mengobati luka itu sesegera mungkin. Namun sebelum itu, kamu harus tau lebih dalam seberapa parah luka kamu. Kamu butuh waktu, Mungkin seumur hidup. Jadi, Jangan terburu-buru.... tidak perlu memaksakan diri. Luka-luka kamu terlalu menyakitkan untuk dipaksakan, kan?

Laut Tenggara 20-1-23

Surat itu ternyata sebuah pesan untuk dirinya agar Segera kembali lagi ke dokter kesehatan mental. Yahh.... Cowok itu sangat perhatian dan manis.

Lalu Kamala membalikkan kertas itu, ternyata masih ada tulisan disana. Ia pun membacanya.

Mala. Saya kelihatan aneh ya? Seperti anak-anak ya? Tapi perlu kamu tau, saya seperti ini karena saya amat ingin menunjukkan betapa saya mencintai kamu dalam bentuk sifat yang kekanak-kanakan. Jika saya menunjukkan sifat dewasa ke kamu, kamu akan terdiam mungkin. Oh ya manis, Minggu depan saya pergi ke Australia untuk tanding menembak tahun 2023, sebagai perwakilan dari sekolah SMK Sastranagara Bandung. Dan entah kapan akan kembali ke Indonesia. Jika kamu berniat mengatakan sesuatu sepatah kata untuk saya, datang aja ke Bandara. Saya akan menunggu kamu disana walaupun kemungkinannya kamu tidak akan datang.

Akhir dari surat Laut Tenggara untuk Kamala Humaira Senja Arsyana.

See you again, honey....

7 SAUDARA TIRI Where stories live. Discover now