Bab 55: give up?

294 21 11
                                    

"Bangsat Lo ya Kamala! Harus keberapa kalinya gue bilangin ke elu, jangan deketin Laut lagi! Tuli atau gimana Lo?!" makinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangsat Lo ya Kamala! Harus keberapa kalinya gue bilangin ke elu, jangan deketin Laut lagi! Tuli atau gimana Lo?!" makinya.

Raisa tidak habis pikir dengan Kamala, sudah diberi peringatan jangan dekat-dekat lagi dengan sepupunya tapi masih saja dekat dengan sepupunya. Mulutnya juga sudah lelah berkata seperti itu kepada Kamala, cewek yang amat keras kepala. Dari awal dirinya memang tidak suka dengan Kamala dan berakhir apa? Laut terluka lagi.

"Harus bokap nyokap gue yang ngomong jangan deketin Laut kalo gue ngomong aja gak Lo respon dengan baik? Mau Lo apa sih Kamala? Lo cerdas tapi kenapa gak digunakan untuk berpikir bahwa Laut kalo terus ada di sisi Lo dia bakal terus terluka? Mikir Kamala, mikir!" bentaknya.

Perhatiannya masih menatap Laut, iya... Kamala tidak menanggapi ucapan Raisa walaupun dia juga mendengar ucapan cewek itu.

Mata tajamnya berubah sayu, memandangi Laut yang tak kunjung bangun juga. Wajah cowok itu begitu pucat, napasnya berhembus pelan, sangat pelan seperti tidak bernapas. Jujur, sekarang Kamala sedang ketakutan. Takut dengan apa yang terjadi nanti. Takut ditinggalkan.

Dalam hati ia terus berdoa, meminta agar Laut cepat disadarkan dari komanya. Cowok itu terlalu lama tertidur membuat orang-orang menaruh kekhawatiran padanya.

Mulutnya di dekatkan di telinga Kamala, "Asal Lo tau Kamala, Laut itu gak cinta sama Lo tapi cuma kasihan." katanya karena sudah terlanjur kesal tidak digubris oleh Kamala, orang yang ia ajak ngobrol sedari tadi. Mungkin dengan mengatakan hal itu Kamala akan meresponnya.

Kamala menolehkan kepalanya menatap Raisa.

"Maksud Lo?"

"Lo memang gatau atau pura-pura gatau? Atau sekarang sok merasa bodoh?"

Kamala mengerutkan keningnya, Raisa melihat kerutan di kening Kamala menganggap Kamala benar-benar tidak tahu maksud dari ucapannya.

"Oke, akan gue jelasin. Gue pun udah males nyimpen rahasia ini, gak guna juga dan ini peringatan ke terakhir kalinya, gue harap Lo sadar—" Raisa menjeda ucapannya.

"Laut itu gak cinta sama Lo, dia deketin Lo cuma merasa kasihan aja karena Lo udah gak punya siapa-siapa lagi, dan lagi... Lo punya masalah yang kelam. Laut pernah bilang ke gue, dia itu manfaatin Lo supaya Lo mau jadi temennya, sekedar temen bukan pasangan."

Raisa melihat cincin di jari manis Kamala dan kalung di leher putih Kamala, "Cincin itu cuma sebagai hiasan pertemanan, kalung di leher Lo itu cuma sebagai hadiah ulangtahun untuk teman bukan untuk pasangan. Perkataan-perkataan Laut yang selalu buat Lo tenang dan terbang, itu semuanya hanya rekayasa."

"Laut gak semanis yang Lo pikirkan Kamala, gue lebih tau dia daripada Lo. Sifat baik dan buruk Laut, itu semua gue tau dan Lo cuma tau sisi baiknya dan itu pun gak semuanya. Jadi... Lo sama aja kayak dibohongi sama Laut, iya kan?"

Raisa melangkahkan kakinya mendekatkan wajahnya ke wajah Kamala. Bibirnya melengkung ke bawah seolah-olah sedih dengan ucapan yang ia katakan kepada Kamala.

7 SAUDARA TIRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang