prolog

6K 512 14
                                    

"Sudah papa bilang jangan keluar kamar ano" ucapan penuh emosi itu terdengar menggema di dalam kamar milik devano, papanya marah karena ano keluar dari kamarnya saat ada tamu di mansion mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sudah papa bilang jangan keluar kamar ano" ucapan penuh emosi itu terdengar menggema di dalam kamar milik devano, papanya marah karena ano keluar dari kamarnya saat ada tamu di mansion mereka.

Papanya selalu marah padanya dan selalu melarangnya keluar dari mansion bahkan devano tak pernah di perlihatkan pada publik, asumsi devano ia adalah anak haram di keluarganya jika bukan mengapa papanya seperti malu memiliki dirinya ia selalu di sembunyikan layaknya sebuah kesalahan, mamanya sudah meninggal sejak ia menginjak umur satu tahun ketika hal itu terjadi, jadi ano tak dapat mengingat bagaimana cara mamanya memperlakukannya baik atau tidaknya ntah mamanya itu ibu kandungnya atau bukan pun devano tak tau.

"Maaf papa" cicit devano, ia tak berani melawan pada papanya, salahkan saja perutnya yang lapar tadi ia jadi tak dapat menahan diri.

Ada papa dan kedua kakaknya saat ini mereka semua menatap devano dengan tatapan intimidasi, devano hanya diam dengan tangan yang sibuk menggulung bajunya.

"jangan di ulangi lagi kau tau kan mereka semua orang penting, Adya kau kunci kamarnya untuk pertemuan berikutnya" ucap papanya penuh penekanan, Adya kakak keduanya hanya mengangguk saja.

Mereka semua meninggalkan kamar milik devano setelah memarahinya, devano menghela nafas setelah itu ia berbaring di ranjangnya sembari mencebik dapat di pastikan air matanya akan mengalir di pipi bulat itu sebentar lagi, devano sudah menahan tangisannya sedari tadi karena ia tau papanya itu tak suka nak yang cengeng ya walau papanya tak pernah bilang sih ia hanya melihat papanya yang mengatakan bahwasanya ia tak menyukai orang yang lemah para para pelayan dan bodyguard devano mengintip pada saat itu, para pelayan saja tak boleh lemah apa lagi ia devano selalu mencoba terlihat kuat di hadapan semua keluarganya ya walau hal itu tak berguna sama sekali, semua orang seringkali melihat ketika anak itu mencebik dengan mata berkaca-kaca ketika di omeli oleh papa atau salah satu dari kakak-kakaknya devano saja yang tak sadar akan dirinya sendiri.

"hic papa jahat" devano memeluk bonekanya lalu tertidur setelah puas menangis, Craig nama dari papa devano membuka pelan pintu kamar putranya, lalu terkekeh pelan ketika melihat wajah putranya yang memerah sehabis menangis hal itu membuat putranya terlihat bertambah menggemaskan, Craig menarik selimut sebatas dada putranya lalu mengecup pelan surai halus milik devano dan keluar dari kamar itu setelah puas memandangi wajah menggemaskan putranya.

Devano memiliki kulit putih pucat dengan mata bambi jernih walau penglihatannya tak sejernih matanya itu, devano penderita minus 4,75  matanya sudah sakit sejak ia lahir di turunkan dari mamanya yang juga penderita mata minus, ia jarang memakai kacamata ia lebih suka memakai softlens dan devano memiliki keinsecurean tertinggi pada matanya itu karena hanya ia yang memiliki mata minus di dalam keluarganya, devano juga anak yang cukup sensitif jika ia berteriak sedikit saja dapat di pastikan suaranya akan habis ataupun batuk-batuk dan juga ia tak bisa bermain hujan maupun berpanas-panasan kulitnya yang sensitif bisa merah-merah meruam jika terlalu lama di bawah panas matahari jika ia bermain hujan makan ia akan demam keesokan harinya sebenarnya hal itu memang bawaan lahir tapi di tambah dengan perlakuan keluarganya yang menambah kesensitifan dirinya dengan tak di perbolehkannya keluar mansion maupun pergi keluar untuk waktu yang lama, tubuh devano menjadi lebih lemah di bandingkan dengan anak-anak yang lain.

 BABY ANO Where stories live. Discover now