[9]

2.9K 360 16
                                    

selano demam sejak pulang tadi, semua orang ada di kamar anak itu termasuk Nicho dan temannya yang lain menunggu di ruang tengah di bawah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

selano demam sejak pulang tadi, semua orang ada di kamar anak itu termasuk Nicho dan temannya yang lain menunggu di ruang tengah di bawah.

Sudah di periksa dokter, perkataan dokter lah yang membuat mereka khawatir.

Kemungkinan besar selano mendapatkan kembali sebagai ingatannya yang hilang, mereka tak ingin itu terjadi, pria yang menarik selano tadilah penyebab utamanya.

William duduk di samping ranjang begitu pula dengan Felix yang duduk di sisi lainnya.

Tangan itu sedikit membengkak karena infus, Felix mengusap nya dengan perlahan dan William mengusap dahi selano dengan perlahan, mencoba membuat anak itu tenang, selano sesekali terisak dan bergumam tidak jelas.

Mungkin jika panasnya meningkat, mereka akan membawa selano ke rumah sakit saja.

sebagian dari mereka keluar dari kamar, masih dengan rasa khawatir.

Hikari berdiri di depan pintu kamar dengan sudut bibir yang membiru, jika di perhatikan lagi terlihat memar di sudut mata anak itu.

Siapa lagi pelakunya jika bukan kakak-kakaknya itu, Hikari tak marah jika selano berada di keadaan yang sama namun dengan di dampingi orang yang berbeda bukan dirinya, Hikari mungkin membunuh orang itu, ia tak sesabar kakak-kakaknya yang hanya memukul, walau sebenarnya juga tidak sepenuhnya salah Hikari.

Mata itu mengerjap pelan, sedikit gelisah, Felix dan William panik ketika melihat selano menangis, takutnya anak itu sesak nantinya.

Tangan itu mengkode Hikari yang ada di depan pintu untuk mendekat dengan lemah, selano tak sepenuhnya bangun seperti anak demam pada umumnya.

Hikari mendekat, lalu ikut berbaring di sebelah selano menggeser William yang sudah murung dengan wajah gelap.

Padahal salah satu hukuman Hikari adalah tak boleh berinteraksi dengan Selano untuk beberapa saat, mereka hanya menghela nafas karena tak dapat membantah keinginan selano, Hikari memeluk pelan pinggang ramping selano dan ikut masuk ke dalam selimut.

Selano sendiri memeluk leher Hikari yang masuk ke dalam dekapannya, anak itu kembali tidur dengan lebih tenang dari sebelumnya.

Jangan tanyakan keadaan William dan Felix kedua orang itu menahan diri untuk menjambak rambut Hikari yang sedikit panjang itu, mereka juga sayang pada Hikari namun tak bisa jika harus lembut seperti pada selano Hikari pun jijik jika di perlakukan begitu, jika selano yang begitu masih bisa di bicarakan.

anak kelinci dan serigala kecil itu tertidur nyenyak sekarang, yang lainnya sudah berkumpul di ruang tengah sembari membahas beberapa hal.

Salah satunya ialah keputusan tentang sekolah selano nanti, antara sekolah seperti biasanya atau homeschooling saja, mereka tak ingin memaksa selano untuk tetap diam di dalam mansion dan mereka juga tak ingin Selano sering pergi keluar termasuk ke sekolah.

Mereka sudah tau siapa pria yang menarik tangan selano, hal itu juga yang membuat mereka cukup waspada, selano sudah di buang dan untuk apa orang itu menarik selano.

Selano sudah menjadi milik mereka bukan lagi milik keluarganya, anak itu sudah sepenuhnya jatuh ke tangan mereka, berkas selano sudah jatuh ke tangan Felix melalui orang tuanya, anak itu sudah tak ada urusannya dengan keluarga yang membuangnya,    selano sepenuhnya lepas, terlebih lagi secara hukum.

Semua berkas selano tak akan Felix serahkan pada anak itu sendiri, sehingga selano tak akan bisa lari dari dirinya dan yang lain.

Jika benar ingatan selano kembali mereka hanya perlu memanipulasi keadaan dan juga mereka sudah bersepakat untuk berkerja sama, jadi 0,01% selano bisa pergi dari jangkauan mereka, walau begitu mereka tetap waspada tak ada yang tak mungkin di dunia ini.

Jam menunjukkan pukul dua dini hari, sebagian ke halaman belakang untuk merokok dan sebagian lagi bermain game dengan yang lainnya semacam kartu dan ps, permainan para remaja.

Sedangkan selano sendiri mengerjap pelan, merasakan sakit di tengkuk lehernya, Hikari anak itu ternyata menggigit tengkuknya dan tak melepaskannya sama sekali, selano tak marah begitu melihat Hikari tidur dengan nyenyak dalam pelukannya, menusuk-nusuk pelan pipi adiknya itu, Hikari terlihat lucu [ jujur cuma selano yang liat Hikari ni lucu ]

Cklek

Pintu kamar terbuka terlihat Nicho masuk, dan segera mendekat, jangan tanya dari mana Nicho tau jika selano terbangun kalian semua pasti sudah tau jawabannya.

"ha..us" tenggorokannya terasa kering, Nicho dengan perlahan mendudukkan selano lalu membantu selano untuk minum, tangan selano yang bebas infus sibuk mengusap surai Hikari yang masih tertidur, selano tak buta untuk tak menyadari luka di wajah anak itu, Hikari juga tau pasti salah satu kakaknya yang melakukan ini pada Hikari, lihat saja nanti beraninya mereka memarahi adik kecilnya ini, selano tak terima.

Bibir pucat itu mencebik kesal, Nicho hanya diam memperhatikan selano yang sibuk menelisik wajah Hikari, Nicho takut ia tak berani bersuara ia takut selano kembali seperti dulu, ia suka selano yang sekarang bukan berarti ia tak menyukai selano yang dulu, hanya saja yang sekarang selano terlihat manis dan penurut nicho sangat suka akan hal itu.

Hari hampir menjelang pagi, Nicho tersentak ketika selano kembali berbaring dan menepuk sisi sampingnya.

Nicho tak mungkin melewatkan kesempatan yang ada anak itu naik ke kasur dengan cepat, ikut berbari dengan Selano untung ranjang cukup besar untuk mereka bertiga sejujurnya masih cukup untuk satu orang lagi, selano dengan hati-hati meletakkan tangannya yang di infus menjadi lurus ke samping dan Nicho tidur sejajar dengan hikari, ikut memeluk dirinya.

Selano kembali merasa mengantuk, tangannya dengan pelan mengusap surai Hikari dan Nicho dengan perlahan lalu tertidur.

Nicho merasa nyaman, tubuhnya yang memang selalu lelah terasa relaks, kantuk datang dan sebelum terlelap Nicho menyempatkan untuk mengecup pipi bulat milik selano.

Yang lainnya hanya jadi penonton dengan perasaan iri yang menggunung, siapa yang tak ingin di peluk dan di elus dengan sayang seperti itu terlebih lagi oleh selano, mereka hanya bisa gigit jari saja.


 BABY ANO Where stories live. Discover now