[6]

3.4K 379 14
                                    

selano duduk anteng di antara teman-temannya, kali ini kakak dan gegenya yang lain ada urusan jadi selano ikut dengan nicho setelah mereka pulang sekolah, entah kenapa selano tak masuk juga ke sekolah malah beberapa kali datang guru untuk mengajar...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


selano duduk anteng di antara teman-temannya, kali ini kakak dan gegenya yang lain ada urusan jadi selano ikut dengan nicho setelah mereka pulang sekolah, entah kenapa selano tak masuk juga ke sekolah malah beberapa kali datang guru untuk mengajarinya di mansion, selano tak banyak bertanya mungkin ia belum di perbolehkan sekolah seperti dirinya dulu yang tak di perbolehkan kemanapun.

Mereka saat ini berada di sebuah rumah yang lumayan besar, banyak sekali orang, suasana baru bagi selano namun anak itu cukup menkmatinya ia di kelilingi orang-orang baik selano juga suka melihat teman-teman barunya itu bermain game selano ingin mencoba namun tak berani jadi ia duduk saja menyempil di antara yang lainnya duduk di atas karpet tebal sembari memainkan stick yang tak tersambung, yang lain diam-diam menahan gemas melihat hal itu.

Merasa bosan memainkan stick yang tak tersambung itu membuat selano beranak dari sana yang lainnya berpura-pura tak memperhatikan anak itu, celingak-celinguk mencari keberadaan Nicho yang entah di mana membuat selano mencebik kesal, ia pergi ke halaman depan terlihat beberapa orang berbincang-bincang di sana, hari memang tak cerah mendung namun tak hujan sangat cocok untuk bersantai [ menurut selano ] selano tak menghampiri orang-orang itu karena jujur yang ia kenali hanya Nicho di sana sisanya wajah-wajah baru yang tak pernah ia lihat, selano melihat pohon berbuah yang cukup pendek namun berbuah banyak sekali di samping rumah ia melangkah ke sana dengan mata berbinar, selano suka sekali memetik buah karena ia tak pernah melakukan hal itu di kehidupannya terdahulu, anak itu mencoba memetik satu leci.

Kakaknya dulu sering kali memberikannya buah ini, selano mengenalinya buah ini dari isinya karena jujur saja ia tak pernah melihat langsung leci yang berkulit sebelunya.

Selano jadi ingat kakaknya, tapi yang lalu biarlah berlalu ia tak boleh memikirkannya lagi, anak itu ingin memetik lagi namun tangannya lebih dulu erih karena gigitan semut yang berasal dari buah yang ia petik itu.

Ia mencebik setelah memperhatikan dengan seksama ternyata banyak sekali semut di sana hampir ada di setiap buah, jadi ia hanya makan satu saja yang tadi ia petik, selano juga tak beran langsung memasukkannya ke dalam mulut jadi ia gigit sedikit-sedikit karena ia terlalu sering tersedak dan buah kali ini berpeluang besar membunuhnya jika ia tersedak lagi.

Selano melangkah lagi ke belakang ternyata tak hanya pohon itu saja yang erbuah ada yang lainnya seperti kelengkeng dan juga um buah berwarna kuning yang terlihat menarik di matanya.

namun pohonnya terlalu tinggi untuk ukuran selano, mendengar suara langkah kaki di belakangnya membuat selano menoleh, seseorang yang tadinya berbincang dengan Nicho di halaman tadi ada di hadapannya, selano mendekat menaik tangan pemuda tinggi itu.

"kakak tolong ambilkan Ano buah itu"
tunjuknya pada buah kuning itu, selano yakin pemuda ini dapat dengan mudah mengambilnya.
Tanpa banyak berkata-kata pemuda itu menuruti perkataan selano, mengambilkan beberapa buah lalu memberikannya pada bocah di hadapannya saat ini.

"Terimakasih kak" pemuda itu mengangguk mengambil salah satu tangan kecil selano untuk di genggam lalu melangkah pergi dari halaman belakang, selano sih menurut saja.

"masih kotor" suara dingin itu terdengar dan juga tangan yang mencegah selano untuk memasukkan buah itu ke mulut kecilnya, selano hanya mencebik saja.

Buahnya kan baru di petik jadi bersih, menurutnya begitu semua orang selalu saja berlebihan terlebih lagi dokter Orion yang akan mengomelinya.

Saat mereka berada di area depan rumah itu terlihat wajah semua orang panik seperti sedang kehilangan sesuatu, terlebih lagi Nicho pemuda itu langsung berlari memeluk selano dan menggendong anak itu, selano tentunya terkejut terlebih lagi ketika buah di tangannya terjatuh.

"dari mana saja? astaga selano jangan pergi tanpa bilang-bilang" Nicho mengusap dahi selano dengan hati-hati anak itu terlihat sangat panik.

Sedangkan selano, jangan di tanya anak itu sudah berkaca-kaca dan tangisannya pecah ketika melihat buah yang terjatuh itu terinjak oleh seseorang, jangan di tanya lagi bagaimana perasaannya.

"hey ada apa, ada yang sakit? Ano katakan padaku jika ada yang sakit" yang lainnya hanya diam tak berani bersuara karena tadi Nicho sempat mengamuk ketika tak menemukan selano di manapun.

Jari kecil itu menunjuk ke tanah yang lainnya mengikuti ke mana jadi itu menunjuk.

Puk

"kau menginjaknya" pemuda yang memetikkan buah tadi bersuara, yang menginjak hanya meringis merasa bersalah.

"berhenti menangis nanti kita ambil yang baru ya" seseorang mendekat mengusap surai halus itu.

"un" mendengar hal itu selano hanya mengangguk masih dengan air mata yang mengalir.

setelah Nicho masuk dengan Selano di gendongannya yang lainnya tak kuat untuk tak tertawa, anak itu menangis hanya karena buahnya di injak, astaga setipis apa perasaan anak itu.

Jujur yang lainnya tak merasa marah pada selano karena anak itu menjadi penyebab mereka di marahi Nicho, karena mereka juga ikut merasakan kekhawatiran ketika tak menemukan selano di manapun, sebenarnya yang berbincang dengan Nicho di halaman tadi bukanlah anggota mereka melainkan persatuan dari anggota yang mewakili setiap kelompok yang di ketuai oleh William, Felix dan yang lainnya, maka dari itu wajah mereka cukup baru bagi selano.

Selano sudah berhenti menangis walau masih sedikit terisak karena tak bisa berhenti, anak itu duduk di pangkuan Nicho sembari memegangi buah baru yang di ambilkan oleh orang yang menginjak buahnya tadi.

Yang lainnya ikut duduk di karpet tempat selano duduk tadi memperhatikan anak itu yang terlihat jelas menahan kantuknya, mata itu memberat mungkin karena menangis tadi.

Yang lainnya sok sibuk melakukan ini itu walau sebenarnya mereka curi-curi pandang pada selano.

selano meletakkan buah itu pada telapak tangan besar milik Nicho untuk di jaga karena ia terlalu mengantuk, lalu anak itu mendusel mencari posisi nyaman untuk tertidur di pangkuan Nicho dan tak sampai beberapa menit selano sudah tertidur pulas.

"Lain kali perhatikan langkahmu" salah satu bersuara menyenggol temannya yang membuat anak menggemaskan itu menangis.

Yang lainnya terkekeh pelan, mengingat kejadian tadi.

Yang lainnya terkekeh pelan, mengingat kejadian tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

buah yang bikin si bocil nangis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

buah yang bikin si bocil nangis

 BABY ANO Where stories live. Discover now