[ DHS•32 ] KEBENARAN YANG TERUNGKAP

30.5K 5K 2.1K
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️

••••

TRAILER STORY DIAMOND HIGH SCHOOL

••••

Indonesia, Jakarta, 2009

Hujan lebat malam itu disertai guntur yang terus berdentum disertai kilatan petir yang menyambar di langit kelam. Dengan kaki-kakinya yang kecil dan ringkih, Antariksa yang masih berusia 9 tahun berjalan di bawah guyuran hujan. Tatapan matanya terlihat kosong, terus berjalan tanpa tujuan. Bahkan tidak peduli dengan kakinya yang sudah lecet karena berjalan tanpa alas kaki.

Langkahnya tiba-tiba berhenti. Tangannya terangkat, dia menatapnya, begitu lekat. Kepalanya lalu mendongak, membiarkan setiap tetesan hujan mengenai wajahnya. Lalu, sebuah senyum kepuasan terukir di wajahnya.

Jadi begini rasanya bebas setelah bertahun-tahun di kurung di rumah dan dijadikan objek penelitian kedua orang tuanya? Rasanya ini adalah hal yang baru yang membuatnya berdebar. Antariksa akhirnya bisa keluar dari penjara rumahnya sendiri setelah berhasil menghabisi kedua orang tuanya.

Penyesalan? Antariksa sama sekali tidak menyesal sudah membunuh kedua orang tuanya. Malah dia sendiri senang dan kini bisa bebas dari orang tuanya yang layaknya seorang iblis tanpa hati.

"Akh!" Kepala Antariksa tiba-tiba pening. Pandangannya mulai memudar lalu seketika tubuhnya ambruk di jalan. Dalam remangnya penglihatannya, Antariksa sempat melihat seseorang berlari mendekat. Setelah itu, gelap langsung menyelimutinya dengan erat.

——

Saat membuka kedua mata, Antariksa kini sudah berada di sebuah ruangan. Pandangannya lurus pada langit-langit tempat dia saat ini berada. Perasaan, ingatannya terakhir kali saat dia berada di jalanan dan kehujanan. Namun sekarang dia sudah ada di sebuah tempat yang kering dan hangat.

Perlahan Antariksa duduk dari baringannya. Dia meringis kecil merasakan kepalanya masih terasa nyut-nyutan.

"Kamu sudah bangun?"

Antariksa sontak menoleh pada anak laki-laki dan anak perempuan yang seumuran dengannya yang berjalan mendekat. Antariksa hanya diam memperhatikan dua orang asing itu.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya anak perempuan itu mengulurkan tangan hendak menyentuh kening Antariksa, namun dengan sigap Antariksa memundurkan kepalanya agar anak perempuan itu tidak menyentuhnya. "Kamu tidak suka di sentuh?"

DIAMOND HIGH SCHOOL [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now