2

17.3K 197 1
                                    

"Ada saatnya kau akan selesai dengan misi ini." - Argianto

.....

"(Merepotkan sekali)" Gian bergumam merasa di perumit hidup nya oleh Anto, Papa nya. Seraya menunggu, Gian menatap pesan yang telah ia kirim pada Gheisha di 15 menit yang lalu.

 Seraya menunggu, Gian menatap pesan yang telah ia kirim pada Gheisha di 15 menit yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.....

Ting! Tong!

"Masuk," teriak ringan Pak Gian menyuruh ku untuk masuk. Ku membuka pintu secara lahan, langsung di sambut keruh oleh tatapan maut Pak Gian. Dia tengah duduk di sofa menggenggam ponsel nya seraya menatapku berpindah arah. Tak merasa heran lagi jika aku melihat pemandangan seperti ini.

Dengan denyutan jantung yang hampir tak terkontrol, ku duduk di hadapannya berusaha semaksimal mungkin untuk

"Serra sakit, jadi saya minta kamu untuk menggantikan peran nya sementara."

"Ah, baik. Sebelumnya, saya benar-benar meminta banyak bantuan kepada Bapak tentang pengerjakan ini karn-"

"Tau." sela singkat Pak Gian yang mulai mengeluarkan beberapa dokumen untuk segera di pekerjakan untuk ku.

"Terimakasih," sahutku menghela nafas lega berujung tersenyum tipis. Dapat ku tau secara jelas, Pak Gian sekilas melihat ku. Pasti di posisi ini, aku sangat di harapkan untuk bisa membantunya.

"Asal kamu tetap fokus, saya tidak akan memberimu hukuman."

"Baik Pak." angguk ku cepat sedikit gugup.

"Jadi ini yang harus kamu teliti, saya tidak ingin ada satu kesalahan karena mu." tegas Pak Gian membagikan beberapa lembaran penting untuk ku teliti lagi. Mudah, namun ini dapat membuat ku cepat mengantuk.

Waktu cepat berlalu, sudah dua jam aku duduk di atas lantai dengan tumpukan lembaran kertas yang masih harus ku pilah. Jujur sangat pegal punggung ku, tetapi, aku berusaha untuk menyelesaikan nya malam ini juga.

Di detik itu, Pak Gian pergi ke dalam. Ini kesempatan yang telah ku tunggu sejak 40 menit yang lalu, aku mendapat notifikasi pesan dari nomor tak di kenal. Pesan yang sekilas ku lihat dari layar kunci membuat ku sangat penasaran oleh lanjutan kalimat itu. Dengan kesat ku membuka ponsel membaca isi pesan yang ternyata benar-benar sangat mengejutkan hatiku.

Perlahan kedua mataku melebar, jantungku berdebar dan juga kedua tangan ku yang benar-benar gugup tak terkontrol ketika ku membalas pesan.

Perlahan kedua mataku melebar, jantungku berdebar dan juga kedua tangan ku yang benar-benar gugup tak terkontrol ketika ku membalas pesan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gheisha!" Sangking geram nya dengan apa yang ku rasakan saat ini, aku sampai tidak mendengar jika Pak Gian tengah memanggil ku daritadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Gheisha!" Sangking geram nya dengan apa yang ku rasakan saat ini, aku sampai tidak mendengar jika Pak Gian tengah memanggil ku daritadi.

"M-Maaf! Maafkan saya!" Sergap ku berdiri menunduk setengah badan di hadapan nya dalam keadaan terkejut. Di tambah dengan aku yang tengah menahan tangisan akibat kenyataan yang menimpa perasaan ku saat ini. Aku benar-benar syok , hatiku hancur begitu saja.

"Siapa yang menyuruhmu bermain ponsel di tengah jam kerja?!" Pak Gian dengan tegas membentak ku di ujung kata. Yang ku bisa lakukan hanyalah menunduk menerima suasana karna memang ini merupakan kesalahan ku.

"Maaf..." Sial, aku sudah tidak dapat lagi menahan air mata semenjak Pak Gian membentak ku begitu keras.

"Berikan ponselmu," Merasa geram, Pak Gian ingin aku menyerahkan ponsel ku padanya. Mau tak mau aku harus lakukan demi menurun nya ketegangan suasana. Apalagi dengan ku yang sudah tak karuan campur aduk, aku tidak ingin menambah masalah lagi malam ini.

Aku yang mengira ponsel ku akan di sita sebagai hukuman, ternyata perkiraan ku salah ketika aku mendengar pertanyaan dari Pak Gian yang sempat membuat ku merasa aneh.

"Mau lihat sesuatu di lantai atas?" Tatapnya penuh maut.

Don't Want to Share [REVISI]Where stories live. Discover now