14

4.9K 65 4
                                    

"Tidak.. saya hanya-"

"Apapun itu katakan pada saya, apapun yang kamu tau katakan."

"Tidak ada. Sungguh. Saya hanya merasa ada sesuatu yang mengganjal saja. Jadi, Bapak harus berhati-hati. Mungkin kesalahan Pak Gian adalah menerima Pak Adhitama untuk bekerja sama dalam bisnis."

"(Entah feeling ku jadi berlebihan seperti ini. Tetapi hal yang tadi ku dengar memang pantas di curigai.. bisa saja Pak Adhitama itu suruhan orang untuk kembali mengajukan permintaan bisnis dengan Pak Gian. Dan mungkin sesuatu akan dia lakukan untuk menjatuhkan perusahaan?)"

"Dimana salahnya? Saya tetap mempercayai Adhitama, memang kami dulu sempat bermusuhan itupun karna kesalahpahaman biasa. Lalu sejak hari itu kami jarang sekali bertemu karna kelulusan dan fokus pada pekerjaan masing-masing. Jadi, apa salahnya jika dia meminta bisnis bersama dengan saya?"

"Apa Bapak tidak pernah terpikirkan kenapa Pak Adhitama pernah menolak ajakan pertama Bapak untuk bekerja sama dalam bisnis?" Memastikan, seraya ku mengerutkan kening ku berharap Pak Gian berpikir lebih jauh lagi.

"Mungkin saja saat itu dia belum yakin," lontar Pak Gian menaikkan sekilas pundak nya. Aku kecewa karna jawabannya tidak sesuai apa yang ku tebak. Mungkin saat ini dia belum percaya tentang perasaan tak enakku, setidaknya aku sudah bilang untuk berhati-hati.

"Maaf kalau begitu," balasku.

"Tidak masalah. Kamu memang berhak begitu, saya tau kamu peduli." kata Pak Gian lanjut mencium kening ku.

Ting!

"Sebentar sayang." alihnya menatap serius ponsel.

" alihnya menatap serius ponsel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Don't Want to Share [REVISI]Where stories live. Discover now