4

15.4K 120 0
                                    

Sakit, seluruhnya pegal. Sampai-sampai aku tidak ada tenaga untuk bangkit dari ranjang. Pagi itu sekitar pukul 8, seorang ART masuk menghampiri ku. Dapat ku lihat bagaimana cara dia menatap ku dengan belas kasihan.

"Astaga," Bahkan dia sempat memegang kilas memar-memar merah pada punggung beserta leher dan dadaku.

Hendak ku membalas tetapi suaraku pun habis. Sangat paham, ART itu memberiku segelas air putih yang perlahan dapat mengembalikan suara ku. Kini ku tengah duduk mulai merenungkan segalanya.

"Tuan meminta saya untuk merahasiakan ini. Beliau juga berpesan kepada saya untuk mengingatkan mu, jangan sampai kamu membocorkan apa yang telah Tuan lakukan semalam. Jika tidak, Tuan akan mencabut pekerjaan mu saat ini. Begitu katanya, maaf, saya hanya menyampaikan pesan Tuan." jelas ART tersebut.

Kemudian ku berpaling pandangan, perlahan melamun memikirkan apa yang telah ku lakukan dengan Pria itu. Seakan aku di buat tak sadar dan lepas kendali dari diriku sendiri. Sial, aku masih belum bisa tumbuh dewasa. Bahkan menjaga diri sendiri pun aku tak bisa.

Sebuah renungan yang menjadikan ku kembali menangis meratapi nasib yang begitu buruk.

"Saya yakin, semua ini akan berakhir asal kamu bersabar." kata ART tersebut. Refleks ku mengangguk cepat berusaha menghentikan isak tangisan ku.

"Saya bukan seorang gadis yang baik... saya tidak bisa menjaga diri.." lirihku bergetar menundukkan kepala. Aku sedang benar-benar berada dalam fase kecewa terhadap diri ku sendiri.

"Tidak, tidak. Kamu salah. Kamu masih seorang gadis yang baik dan suci. Pasti ada keajaiban datang dan merubah semuanya. Tetapi untuk saat ini, Tuhan sedang menguji mu untuk bersabar. Oke?" pungkas ART tersebut membuat ku sekilas tersenyum tipis.

"(Mengubah semuanya? Keperawanan ku saja sudah hilang)"

.....

Pukul 8.20. ku telah bersiap dengan seragam baru yang ku pakai. Ternyata Pak Gian menitipkan nya kepada Bibi Nartik. Sebenarnya Bibik menyarankan ku untuk tidak masuk kerja lebih dulu sekaligus menyadarkan Pak Gian bahwa yang ia lakukan pada ku semalam sudah lebih melewati kata batas.

Sampai-sampai aku menutupi beberapa memar yang terlihat dengan foundation demi keamanan dalam bekerja. Aku tidak ingin menimbulkan pertanyaan bahkan pikiran negatif dari beberapa karyawan di sana.

 Aku tidak ingin menimbulkan pertanyaan bahkan pikiran negatif dari beberapa karyawan di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelumnya aku juga telah memastikan jika Pak Gian sedang tidak ada di Kantor. Aku memastikan karna rasa takut ku pada nya masih tersisa banyak yang membuat ku gugup ketika bertemu.

Tak lama, sesampainya di Kantor. Aku mendapat rujukan kepada salah satu karyawan untuk mewakili semua yang ada. Mereka tampak sangat panik, yang membuat ku langsung bertanya.

"Ada apa ini?"

"Salah satu CEO akan berkunjung kemari, sedangkan Pak Gian sedang sibuk di luar Kota dengan beberapa karyawan senior lainnya. Yang tersisa hanyalah anda disini sebagai karyawan senior, kami butuh bantuan kepada anda untuk mewakili perusahaan." pinta salah satu Karyawan Junior sebagai perwakilan mereka.

Don't Want to Share [REVISI]Where stories live. Discover now