12

5.8K 78 0
                                    

Flashback on -

"Aku setuju," aju Adhitama setelah menandatangani sebuah berkas.

"Beri alasan kenapa kau setuju dengan perjanjian ini. Sebelumnya kau tidak pernah setuju dengan apa yang aku tawarkan." ucap Gian tertegun.

"Pertama, aku merasa jika hubungan pertemanan kita mulai renggang sejak aku menolak tawaran mu waktu itu. Kedua, aku tidak ingin kata asing di antara kita dan merubah semua masa lalu yang telah mengorbankan diriku sebagai teman mu. Dan ketiga, jika bukan karena dia aku tidak mungkin menyetujui perjanjian proyek ini." jelas Adhitama sekilas tersenyum tipis di akhir kalimat nya.

Spontan Gian menaikkan satu alisnya, " .... Siapa yang kau maksud, dia?"

"Tak lama kau akan tau sendiri," tukas Adhitama meringis palsu.

Gian berdeham memendam amarahnya meski tebakannya sendiri belum tentu benar. Namun entah mengapa, Gian merasa ada sesuatu yang ganjal pada Adhitama. Tentang alasan pertama dan kedua mungkin itu hanya menjadi bahan utama yang sebenarnya alasan utama tersebut berada di kalimat terakhir.

"Di usia mu yang ke 31, kau masih ada niatan untuk tidak menikah?" tanya Adhitama merasa heran.

"Hmph, apa hubungannya dengan mu?" balas Gian malas.

"Ahaha, aku tidak ada niat untuk ikut campur tentang niat mu itu. Sebagai teman yang baik, aku harus men-support mu. Benar kan?" tukas Adhitama.

"Ya."

"Selagi hidup, apa susahnya merasakan cinta?" sindir Adhitama.

"Kau saja yang sudah menikah, kenapa cerai?" balas Gian sedikit gerutu.

"Itu memang sudah takdirnya aku mendapat nasib yang tidak sesuai dengan ekspektasi ku. Jadi, untuk apa aku bertahan jika takdir sudah membuktikan?" kata Adhitama santai.

"Sesuai apa yang kau jawab barusan. Itu adalah alasan mengapa aku tidak ingin merasakan cinta yang penuh drama kehidupan. Membuang ku waktu saja." cetusnya di akhir.

"Ah, jadi.. kau benar-benar tidak ada niat untuk menikah?"

"Soal menikah, pasti rumit untuk di jalankan. Apapun tentang cinta, hubungan dan rumah tangga, aku tidak akan tertarik."

"Bisa saja orangtuamu menjodohkan mu jika kau terus seperti ini," kata Adhitama.

"Sudah jelas aku akan menolaknya. Mengurus perusahaan saja sudah rumit, apalagi mengurus pernikahan nanti.." Gian menanggapi.

"Kau masih selalu sama. Keras kepala, selalu menetap pada pilihan mu sendiri. Dan jangan sampai ada rasa penyesalan dari dirimu akibat sikap keras kepala mu itu." Adhitama berdiri berbalik badan setelah menghabiskan kalimat nya.

"Semoga harimu menyenangkan, besok adalah rapat pertama kita." pungkas nya akhir.

Brak.

Flashback off -

"(Bagaimana bisa ini terjadi?)" - Adhitama

"(Sial! Gue ga salah lagi!! Dasar genit!!)" - Serra

°°°

"Gheisha. Kenapa daritadi menunduk seperti itu? Tatap saya." pinta Pak Gian sekilas menyentuh punggung tanganku.

Don't Want to Share [REVISI]Where stories live. Discover now