Bab 17

388 8 0
                                    

Deru mesin mobil yang bersahut-sahutan memecahkan keheningan malam. Lampu mobil menyorot tajam menembus kegelapan. Tiga buah mobil; abu-abu, hitam, dan merah—yang saling berkejaran melaju dengan kecepatan tinggi membelah rute jalanan Abercado menuju Hillston. Memasuki salah satu boulevard, mobil terdepan berbelok masuk ke arah sebuah pelataran rumah megah.

Darren turun dari BMW abu-abunya setelah menghentikan kendaraan itu di halaman parkir dekat teras bawah. Disusul di belakangnya Zach, dan mobil merah milik Orlando terparkir terakhir.

Kakeknya sedari tadi menghubungi bahwa perusahaannya dan perusahaan milik Sanchez sedang berada dalam perebutan sengit mengenai pembagian wilayah penjualan. Sebelumnya, hal-hal seperti ini tak pernah terjadi, karena kedua perusahaan itu akan selalu bekerja sama dalam berbagai hal, entah untuk penyelundupan, maupun penjualan barang.

Namun, sepertinya masalah mulai muncul saat keduanya mulai mencampuradukkan antara masalah pekerjaan dan masalah personal. Di mana kegagalan perjodohan Elena dan Darren adalah sumber utama penyulut perpecahan mereka.

Alexius Corporation, perusahaan yang bergerak di bidang jual-beli properti seperti apartemen dan juga hotel, hanyalah kedok untuk menutupi perusahaan besar sesungguhnya yang dimiliki keluarga Smith selama turun-temurun dari beberapa generasi.

Gerakan bawah tanah Alexius Corporation adalah dengan melakukan kegiatan jual beli barang-barang ilegal seperti senjata api dan juga narkoba. Mereka bekerja sama dengan salah satu kartel narkoba terkenal di Mexico, kartel Sinaloa, untuk pendistribusian narkoba. Mereka juga melakukan perdagangan senjata ilegal ke beberapa negara Timur Tengah dan Afrika.

Gerakan bawah tanah Alexius dipegang dan dijalankan oleh Bill, kakek Darren. Namun, sejak kecil, Darren sudah diperkenalkan dengan kegiatan tersebut karena dialah yang dipercaya oleh kakeknya untuk meneruskan perkembangan bisnis ilegal itu.

Perjodohannya dengan Elena diharapkan bisa menjadi simbol persatuan Alexius dengan perusahaan milik Sanchez. Namun, siapa sangka jika cucu yang selama ini begitu penurut, tiba-tiba saja menolak perintah dari kakeknya itu. Hingga tak dapat dipungkiri, peperangan antara dua keluarga kriminal terbesar di Texas pun tak terelakkan.

Darren memasuki rumah dengan langkah terburu-buru. Begitu melihat kakeknya duduk di ruang tamu, dia segera menghampiri dan turut duduk di salah satu sofa di samping Bill. Begitu Zach dan Orlando menyusul duduk, Bill segera membuka perbincangan mereka.

"Sanchez sudah bergerak. Dia berhasil mengambil alih perbatasan Mexico. Beberapa orang kita telah dihabisinya." Bill berucap tenang, namun dengan raut wajah serius.

"Sepertinya kita harus memulai serangan balasan secepatnya," sahut Orlando.

"Tahan," sergah Darren. "Wilayah Selatan sebagian besar masih milik kita. Sejauh ini kita masih aman."

Bill mengangguk setuju. "Tingkatkan saja keamanan di markas. Aku akan melakukan negosiasi dengan Diego."

"Kakek, apakah negosiasi masih bisa dilakukan? Keluarga Sanchez dengan terbuka telah menyatakan perang," sanggah Zach.

"Kita bekerja sama dengan mereka setidaknya untuk dua generasi sebelumya. Tentu bukan hal mudah memecah kekuatan kita menjadi dua. Aku yakin dia juga merasakan kesulitan itu."

Zach terdiam mendengar jawaban Bill. Sedangkan Darren dan Orlando menyimak dengan teliti.

"Jika jalur negosiasi tidak bisa memperbaiki perpecahan ini, maka kalian berdua bersiaplah. Terutama kau, Darren. Aku yakin dia akan menyerangmu dengan membabi buta." Bill berkata dengan penuh penenakan, "Apalagi kau punya kelemahan."

Darren terdiam untuk beberapa saat mendengar kalimat terakhir dari kakeknya. Tentu saja dia paham maksud kalimat itu. Dia hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda dia siap untuk kemungkinan terburuk.

Mawar Merah Sang CEO Where stories live. Discover now