27

1.3K 58 1
                                    


Perlahan mata dibuka melihat keadaan sekelilingnya, kotor. Tangannya naik ingin memegang belakang kepalanya yang sakit tapi tersentak pergerakan apabila terasa pergerakannya terhad

Tangan diikat kebelakang, kaki dipasung. Terseksa keadaannya pada saat ini, air mata jatuh membasahi pipi. Dia takut

Tiba-tiba fikirannya melayang teringat akan Mail,bagaimana dengan kanak-kanak itu? Adakah dia selamat?

"Mail?"

Kepala berpaling melihat sekitarnya mengharap budak lelaki itu ada bersamanya. Serak suaranya memanggil, entah berapa lama sudah dia pengsan

Pintu kayu dihadapannya terbuka menyentakkan wanita itu. Seorang lelaki melangkah masuk

"Dah bangun. Mawar Eshaal binti Jauhar"

Noah berjalan ke arah Mawar sebelum duduk bercangkuk di depan wanita itu, memerhati setiap inci wajahnya

"What a sweet little name" bisiknya ketelinga Mawar

"Pandaikan aku pilih tempat ni? Siap ada pasung lagi"

Meledak tawanya melihat wajah takut Mawar, wanita itu tidak diajar tentang cara mempertahankan diri kah oleh suaminya?

"Masuk saja lah, jangan nak dramatik sangat!" Laungnya kasar

Dahi Mawar berkerut, dia semakin takut. Dirinya sudah dikelilingi orang orang jahat

Pintu ditolak sebelum seseorang melangkah masuk, seorang yang sangat dia kenal

Dan rindu.

"A-ayah"

Nafasnya seperti tersekat dikerongkang, benarkah apa yang dilihat pada saat ini? Sudah bertahun lamanya dia tidak melihat lelaki itu. Ayahnya berubah, sangat berubah

Tatto dan luka penuh menutupi badan lelaki itu, bukan ini yang dia inginkan, sosok tubuh yang paling dirindui. Ingin sekali dia memeluk tubuh itu

Benarkah ini ayahnya?

"Ayah ni Mawar a-ayah, ni Mawar anak ayah"

Badan diseret ingin mendekati ayahnya, wajah lelaki itu membuatnya takut, ayahnya seperti tidak mempedulikan keadaanya sekarang

"Kau nak pergi mana hm?"

Rambutnya ditarik kasar oleh Noah, tudung dikepalanya pun entah hilang ke mana. Terdongak wanita itu

"S-sakit encik, tolong"

Kepalanya ditarik kebelakang membuatkan badannya turut tersentak sakit

"Oh macam ni sakit ke? Sakit ke hah?!"

Makin kuat rambut Mawar ditarik, kulit kepalanya rasa ingin terlepas dari tengkorak kepala

"Kau tak tahu macam mana sakit hati aku tengok Natasya balik rumah dengan muka dia lebam-lebam"
Jerkahnya pada Mawar, sakit hatinya belum kebah melihat wajah Natasya lagi-lagi apabila dia diugut oleh ayah Mawar untuk menjual Natasya

"Macam ni baru betul sakit!"

Dia bangun menendang sebelum menginjak perut Mawar.

Jika dihunus pedang dia lebih rela dari melihat senyuman sinis ayahnya melihat dia diseksa begitu rupa. Hatinya dikuatkan, zikir tidak lekang dari bibirnya ingin menghilangkan rasa sakit. Tiada apa yang ingin diminta tapi berharap agar anak diperutnya selamat

"Allahuakbar"

Rasa sakit yang susah ingin diungkapkan, mungkin rasa dibadan kurang tapi dihati lebih dalam. Dia hancur, hanya tuhan yang tahu bagaimana rasa sakit ini

𝐌𝐀𝐖𝐀𝐑 𝐄𝐒𝐇𝐀𝐀𝐋Where stories live. Discover now