☘ - Seven

23.5K 1.1K 16
                                    


      "HAH?!"

      "Sstt ...." Rena menempelkan jari telunjuknya di bibir, mengisyaratkan agar kedua temannya itu tidak berisik.

      "Nggak usah pake teriak-teriak bisa kali," kata Rena kesal sambil memandang ke sekeliling. Dan ternyata ada beberapa murid yang menoleh ke arahnya akibat ulah dari Velisia dan Tata.

      "Sori-sori." Velisia nyengir seraya menunjukan dua jari berbentuk huruf V. "Kok bisa sih Varo yang nonjokin tuh cowok?"

      "Gue juga nggak tau, tiba-tiba aja dia dateng terus nonjokin cowok itu sampai pingsan."

      "Terus, abis itu gimana lagi?" tanya Tata.

      "Setelah itu gue nggak tau soalnya pas gue liat muka Varo itu gue udah ada di pelukannya dan tiba-tiba aja semuanya gelap."

      "Gelap? Lo pingsan?" Velisia bertanya sambil tetap menghabiskan baksonya yang tadi sempat tertunda karena demi untuk mendengarkan cerita Rena dan sekarang bakso itu sudah tidak hangat lagi.

      "Iya kali, gue juga nggak tau. Dan pas gue sadar, gue udah ada di kamar apartemennya."

      "WHAT?!" teriak Tata yang membuat Velisia tersedak dan menyemburkan kuah baksonya hingga muncrat ke sekitar meja.

      Rena mengernyit jijik. "Astaga, Vel, jorok banget sih lo."

      "Lagian Tata bikin gue kaget. Biasa aja kali reaksi lo, nyet!" kata Velisia dengan menatap Tata kesal.

      "Gimana gue mau biasa? Rena di bawa ke kamar sama Varo. Wah, jangan-jangan abis dia nolongin lo terus lo pingsan, si Varo nyari kesempatan selama lo nggak sadarkan diri," kata Tata seraya menunjuk-nunjuk Rena.

      "Nah! Bisa jadi tuh, Ren. Wah, ternyata si ketua OSIS yang terkenal sopan itu bisa ngelakuin hal yang nggak senonoh juga ya. Laporin aja, Ren," balas Velisia dengan menggebu-gebu.

      Rena berdecak. "Apaan sih lo berdua? Nggak! Dia nggak ngelakuin apapun."

      "Kok lo bisa tahu?"

      "Ya kan gue nanya ke dia pas gue udah sadar. Ya, walaupun tadinya emang gue sempat mikir gitu sih. Tapi ternyata dia nggak ngelakuin apapun sama gue. Dia bilang, dia cuman nolongin gue. Dan masalah dia bawa gue ke kamar apartemennya, itu karena dia bingung nggak tahu rumah gue di mana," jelas Rena. "Tapi, walaupun dia udah nolongin gue, gue masih dendam sama dia. Dan gue pengen balas semua yang dia lakuin ke gue."

      "Balas dendam? Gimana caranya?" tanya Tata.

      "Udah itu urusan gue. Lo berdua cukup bantuin gue aja. Paham?" Rena menatap Tata dan Velisia secara bergantian dengan pandangan serius.

      "Hm, iya deh terserah lo," jawab Velisia dan kembali melanjutkan kembali kegiatan makannya.

      Rena tersenyum sinis.

      "Liat aja lo ketua OSIS. Walaupun lo udah nolongin gue, tapi itu bukan berarti gue nggak jadi balas perlakuan yang udah lo lakuin ke gue. Permainan baru aja dimulai, Varo," batin Rena dengan terkekeh sinis dalam hati.

~×~

      Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Saat ini seluruh siswa dan siswi bersiap untuk pergi dari sekolah dan akan kembali ke rumah mereka masing-masing.

      Sama seperti ketiga cowok tampan yang sedang berjalan berjejer menuju parkiran motor, dengan Varo yang berada di tengah-tengah antara Aldi dan Thala. Ketiganya berjalan sambil sesekali bercanda dan mengobrol bersama.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Where stories live. Discover now