☘ - Eighteen

16.3K 782 30
                                    


       "Lepasin dia!"

       Suara itu membuat Dion dan temannya menoleh cepat ke arah mulut gang. Menemukan seseorang yang berdiri santai dengan kedua tangan yang tenggelam di saku celananya.

       "Siapa lo?!" teriak Dion saat tidak bisa melihat wajah orang itu karena cahaya tidak menyinari tempat berdiri orang tersebut.

       Orang itu berjalan maju sehingga membuat cahaya dari lampu yang ada di atas menyorot ke arahnya. Saat itu juga Dion membelalakkan matanya. Bagaimana cowok itu bisa sampai ke sini? Pikir Dion.

       Dengan jaket almater yang masih melekat pada tubuhnya, Varo menatap tajam pada Dion. Kemudian beralih menatap Rena yang sudah tergeletak tidak berdaya namun cewek itu masih sadarkan diri.

      Varo kembali menatap tajam Dion dan temannya.

       "Apa yang lo lakuin sama dia? Apa begini cara lo memperlakukan seorang perempuan?" tanya Varo santai, yang seketika membuat Rena perlahan mengangkat kepalanya karena mendengar suara cowok itu.

       "Nggak usah ikut campur! Ini urusan gue! Jadi lebih baik, sebelum gue dan teman gue ngeroyok lo di tempat ini mendingan lo pergi dari sini." Dion menatap tajam pada Varo.

       Varo mendengus geli seraya memalingkan wajah ke arah lain. "Gue kira lo itu cowok yang bertanggung jawab. Dengan menjadikan Rena sebagai pacar lo, gue kira lo bakalan menjaga dia. Tapi gue nggak nyangka kalo niat lo ngejadiin dia pacar, cuman buat memuaskan hasrat lo dan teman-teman lo. Yang bahkan memperlakukan Rena dengan cara yang keji." Kini Varo menatap nyalang pada Dion dan temannya. Kedua tangannya keluar dari saku dan terkepal dengan kuat.

       "Apa lo tau, cowok yang hanya menjadikan seorang perempuan sebagai pemuas kebutuhan seksualnya, itu nggak beda jauh sama sampah! Dan cowok yang nggak menghargai seorang perempuan, itu sama aja kayak pecundang!"

       Mata Dion membulat. Darahnya seketika mendidih karena perkataan Varo terasa menohoknya. Begitu juga dengan Rena yang menatap Varo dengan tidak percaya.

       "Oh iya, satu hal lagi. Apa lo tau betapa berharganya seorang perempuan? Apa lo tau seberapa mulianya seorang perempuan di mata cowok?" Lalu Varo terkekeh. "Jelas lo nggak tau. Karena lo itu pecundang. Lo sampah, Dion! Sampah!"

       "Banyak omong lo, bangsat!"

       Dion berlari ke arah Varo diikuti kedua temannya di belakang. Varo yang melihat itu dengan sigap mengangkat kedua tangannya, membentuk sikap pasang. Belum sempat Dion memukul wajah Varo, cowok itu sudah lebih dulu menunduk dan menyelengkat Dion dengan kakinya membuat Dion jatuh terjerembab. Kedua teman Dion segera menghampiri Varo dan mengarahkan tinjuan mereka secara bersamaan. Namun Varo menangkap tangan keduanya kemudian memelintirnya dengan cepat, membuat tubuh kedua cowok itu berbalik memunggunginya.

       Segera saja Varo menendang kedua teman Dion lantas mereka sama-sama terjatuh dengan wajah yang lebih dulu mengenai aspal.

       "Anjing! Maju sini lo, bangsat!" Dion berteriak dan kembali berlari ke arah Varo.

       Dion mengarahkan kepalan tangannya yang dengan mudah dihindari Varo dengan memiringkan tubuhnya. Kembali Dion menyerang Varo dengan tinjuan secara bertubi-tubi, namun seolah itu hal yang mudah, Varo hanya menangkis pukulan Dion. Diakhiri oleh cowok itu dengan sebuah tendangan depan tepat mengenai perut Dion, yang seketika saja membuat Dion terpental ke belakang dan menubruk tiang listrik hingga membuatnya tidak sadarkan diri.

        Melihat ketua mereka dikalahkan dengan mudah, kedua teman Dion kembali menyerang Varo secara bersamaan. Cowok berbehel merah itu mengarahkan pukulannya, sedang yang satunya bersiap untuk menendang Varo. Setelah dekat barulah Varo menunduk untuk menghindar dari tendangan itu, berdiri kembali untuk menangkap pukulan cowok berbehel merah dan memelintirnya, yang disambut dengan pukulan kembali oleh cowok berjaket hitam dan Varo segera menangkapnya.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang