☘ - Fifteen

18.2K 741 42
                                    

     
      Sesuai dengan yang disampaikan Rafa, Dina dan Dimas pergi ke ruang OSIS untuk lapor pada Varo jika mereka mengajukan diri untuk menjadi anggota pengurus OSIS. Saat ini kedua remaja itu tengah berjalan di koridor menuju ruang OSIS.

      "Hoamm ...." Dimas menguap dengan lebar. Memang sebelumnya Dimas sempat tertidur di kelas pada saat jam terakhir. Itu juga karena pada saat jam terakhir tidak ada guru yang masuk. Jadi kesempatan itu pun digunakan Dimas untuk tidur sebentar. Tapi ketika bel pulang berbunyi, Dina membangunkannya lantas memberitahu jika mereka harus segera ke ruang OSIS.

      Sedikit ada rasa penyesalan di benak Dimas karena telah menyetujui permintaan Dina untuk mengajukan diri sebagai pengurus OSIS. Jika saja Dimas tidak terpaksa mengajukan diri, mungkin saat ini Dimas sudah jalan pulang ke rumah dan tidur dengan nyenyak di ranjang kesayangannya.

      Dimas berdecak pelan seraya menggaruk-garuk kepalanya karena merasa frustasi. Dilihatnya gadis di sampingnya yang tampaknya tidak terlihat malas sekalipun. Malah wajah gadis itu terlihat bahagia. Ya, itu tentu saja. Bertemu dengan orang yang disukai siapa yang tidak senang akan hal itu?

      Sesampainya di depan ruang OSIS, pintu ruang OSIS terbuka dan menampilkan sosok Rafa dengan sebuah buku di tangannya.

      "Eh, lo berdua udah dateng ternyata. Masuk aja langsung, kak Varo ada di dalam sama kak Thala," kata Rafa seraya membuka lebar pintu ruang OSIS, mempersilahkan Dina dan Dimas untuk masuk. "Kalian langsung aja kasih formulirnya ke kak Varo. Gue mau ke kelas dulu."

      "Iya, makasih ya, Raf," kata Dina seraya tersenyum manis.

      "Sama-sama, ya udah Gue duluan ya," pamit Rafa kemudian berlalu dari hadapan Dina dan Dimas.

      "Iya," jawab Dina. Sedangkan Dimas hanya mengangguk. Lantas keduanya masuk ke dalam seraya mengucapkan salam bersama.

      Di dalam, Varo dan Thala menjawab ucapan salam itu sambil memperhatikan siapa yang masuk.

      "Ada perlu apa, ya, ke sini?" tanya Thala.

      "Begini kak, kita berdua ngajuin diri sebagai pengurus OSIS. Kata Rafa anggota sekbid 6 dan sekbid 8 kekurangan anggota. Jadi kita ngajuin untuk di masukan ke anggota tersebut, kak," jawab Dina sambil tersenyum.

      "Oh, iya. Jadi kalian mau? Baiklah, berikan formulirnya. Sudah diisi, kan?" tanya Varo seraya merentangkan tangan kanannya ke depan.

      "Sudah, kak." Dina lantas berjalan menghampiri Varo yang duduk di kursi ketua OSIS dan memberikan formulir pendaftaran milik dirinya beserta milik Dimas pada Varo.

      Varo membaca formulirnya dengan ekspresi muka yang terlihat serius. Dina yang sedari tadi menatap wajah Varo, hanya menyunggingkan senyumnya.

      "Ya, Tuhan. Kak Varo ganteng banget kalo lagi serius gitu. Hihihi ...," batin Dina yang malah terkekeh sendiri.

      Dimas yang mendengar Dina tertawa sendiri, menoleh lantas menyikut lengan Gadis itu.

      "Apa sih, Dimas?" tanya Dina tanpa memutuskan pandangannya dari wajah Varo.

      "Lo yang apaan? Nggak usah berlebihan deh liatnya, Din. Biasa aja," kata Dimas sambil memutar kedua bola matanya jengah.

      "Biarin aja sih. Aku ini yang liat. Iri aja kamu," balas Dina ketus.

      Dimas yang mendengar itu hanya geleng-geleng kepala seraya berdecak memaklumi. Dia sudah tahu kalau Dina pasti akan begitu. Ya, namanya juga cewek.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Where stories live. Discover now