☘ - Eleven

19.1K 822 22
                                    


Mulmed: Adina Larissa

~×~

      "Akkhh,"

      Seluruh penjuru kantin dibuat ternganga ketika melihat cowok berkaca mata itu berdiri di hadapan cewek mungil itu seperti membentenginya, alhasil kini rambut yang berada di genggaman Rena adalah rambut cowok itu. Cowok itu terus berteriak ketika Rena justru tidak melepaskan cengkraman pada rambutnya dan justru semakin kencang dia menjambak, sesekali Rena menggoyang-goyangkan kepala cowok itu yang semakin membuat cowok culun itu kesakitan.

      Sedangkan cewek mungil di belakangnya melihat itu terkejut. Dia tidak menyangka kalau cowok itu akan melindunginya. Tentu saja cewek itu tidak terima, dan segera membantu temannya untuk berusaha melepas cengkraman Rena yang semakin kencang.

      "Lepasin kak, lepasin!" teriak cewek mungil itu sambil memegang tangan Rena yang sudah seperti orang kesetanan.

     "Udah, Din, mending lo pergi dari sini sebelum dia malah nantinya nyakitin lo, aarrgghh!" kata cowok itu.

      "Nggak, Dim. Aku bakalan bantuin kamu," jawab Dina.

      "Tapi ... gimana? Arghh ...."

      Dina tampak berpikir sesaat sambil melihat Rena yang terus-terusan menjambak rambut Dimas yang saat ini masih berusaha melepaskan tangan Rena dari rambutnya.

      "Ah kelamaan, aku lakuin aja deh," kata Dina yang kemudian berlari ke arah Rena, lantas menubrukkan badan mungilnya ke tubuh Rena. Alhasil Rena pun terdorong ke belakang kemudian jatuh dengan posisi duduk menyamping. Tanpa membuang kesempatan, Dina segera menarik tangan Dimas dan meninggalkan area kantin.

      Seluruh penjuru kantin menatap kejadian itu dengan mata melebar. Begitu pula dengan Velisia dan Tata yang menatapnya dengan mulut terbuka lebar. Tersadar, kedua cewek itu segera menghampiri Rena yang masih terduduk di lantai.

      Rena mengepal kedua tangannya dengan emosi yang semakin jadi. Dia marah sekali dengan cewek mungil tadi yang telah mendorongnya hingga terjatuh, membuat Rena merasa dipermalukan di depan murid-murid yang ada di kantin itu. Cewek itu merasa harga dirinya menurun drastis. Belum pernah dia dipermalukan hingga sebegininya. Karena biasanya Rena selalu ditakuti oleh murid-murid di sini. Kecuali cewek mungil tadi yang dengan beraninya membuat Rena merasa ingin menghilang dari muka bumi karena saking malunya.

      Dengan kekesalan yang masih kentara, Rena meninju lantai seraya berteriak marah,

      "BANGSAT!!"

~×~

      Sesampainya di taman belakang sekolah, Dina dan Dimas menghentikan langkah mereka dengan napas yang tersendat-sendat karena habis berlari. Dimas yang tadinya berada di belakang Dina saat berlari, kini berada di depan gadis itu dengan tangan yang masih menggenggam tangannya.

      "Lo nggak apa-apa?" tanya Dimas seraya membenarkan letak kaca matanya.

      "Nggak apa-apa," jawab Dina seraya menggeleng. "Dimas gimana? Masih sakit rambutnya?"

      Dimas menggeleng. Cowok itu menatap tangannya yang masih memegang pergelangan tangan Dina. Dia tersentak dan segera melepaskannya. Dimas jadi salah tingkah sendiri, begitu juga dengan Dina.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Where stories live. Discover now